OJK: Stabilitas Pasar Keuangan Terjaga, Risiko Kredit Terus Menurun

26 Oktober 2017 11:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung OJK (Foto: Novan Nurul Alam/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung OJK (Foto: Novan Nurul Alam/kumparan)
ADVERTISEMENT
Rapat Dewan Komisioner (RDK) Otoritas Jasa Keuangan yang digelar pada Rabu kemarin melaporkan kondisi stabilitas sektor keuangan dan likuiditas di pasar keuangan di Indonesia dalam kondisi baik.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan domestik diproyeksikan meningkat pada semester kedua 2017 dengan tingkat inflasi yang terjaga. Selain itu, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga kebijakannya berturut-turut pada Agustus dan September 2017.
Di pasar keuangan domestik, baik Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan yield Surat Berharga Negara (SBN) terus menguat pada September 2017. Di tengah terjadinya net sell nonresiden sebesar Rp 11,2 triliun, IHSG masih meningkat sebesar 0,6% mtm (Agustus : 0,4% mtm) ditopang investor domestik.
"Investor nonresident masih mencatatkan net buy di pasar SBN sebesar Rp 34,2triliun (ytm: net buy Rp153,5triliun). Hal ini mendorong yield SBN tenor jangka pendek, menengah dan panjang masing-masing turun sebesar 15,1 basis point (bps), 14,6 bps, dan 24,8bps," kata Plt. Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik OJK, Anto Prabowo, dalam keterangan tertulis, Kamis (26/10).
ADVERTISEMENT
Sementara kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan, OJK menilai saat ini kondisinya berada pada level yang moderat. Kredit perbankan September 2017 tumbuh 7,86% yoy (Agustus : 8,26% yoy) dan piutang pembiayaan tumbuh sebesar 8,16% yoy (Agustus : 9,13% yoy).
Kinerja penghimpunan dana LJK juga cukup solid. Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan per Agustus 2017 tumbuh 11,69% yoy (Agustus : 9,60% yoy). Sementara pertumbuhan premi asuransi jiwa tercatat meningkat menjadi 37,8% yoy (Agustus: 36,5% yoy) serta pertumbuhan premi asuransi umum dan reasuransi juga meningkat menjadi 4,35% yoy (Agustus : 2,03%).
Sementara itu, pada periode Januari-September 2017 terdapat 118 emiten (Jan-Sep 2016: 87 emiten) yang melakukan penghimpunan dana melalui pasar modal dengan nilai sebesar Rp 182,2 triliun atau meningkat 32,1% dibandingkan periode yang sama tahun 2016. Dari 118 emiten yang melakukan penghimpunan dana tersebut, terdapat 29 emiten baru sehingga target 21 emiten baru di 2017 telah tercapai.
ADVERTISEMENT
Di tengah perkembangan intermediasi keuangan, risiko Lembaga Jasa Keuangan (risiko kredit, pasar, dan likuiditas) pada level yang manageable. Risiko kredit terpantau menurun pada September 2017. Rasio Non-Performing Loan (NPL) gross tercatat membaik menjadi 2,93% (Agustus : 3,05%) dan rasio Non-Performing Financing (NPF) perusahaan pembiayaan juga membaik menjadi 3,18% (Agustus : 3,31%).
Ke depan, OJK melihat proses pemulihan ekonomi global semakin solid dan akan berdampak positif pada kinerja perkononomian domestik dan sektor jasa keuangan Indonesia. Seiring dengan tren penurunan suku bunga, OJK juga melihat masih terdapat ruang bagi sektor jasa keuangan lebih berkontribusi dalam memacu pertumbuhan ekonomi domestik dengan mengakselerasi penyaluran dana.
Sementara untuk pertumbuhan ekonomi global, diperkirakan terus membaik didorong peningkatan pertumbuhan ekonomi Advanced Economies (AE) khususnya Eropa dan AS. Seiring penguatan ekonomi AS tersebut, The Fed diekspektasikan akan menaikkan Federal Fund Rate (FFR) pada Desember 2017.
ADVERTISEMENT
The Fed juga telah memulai program normalisasi balance sheet-nya pada Oktober 2017. OJK masih terus mencermati perkembangan risiko pasar seiring dengan pelaksanaan normalisasi kebijakan moneter di AS dan Eropa.