Sri Mulyani Sebut Riset JP Morgan Sesat

3 Januari 2017 17:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
JP Morgan Chase Bank (Foto: Chase Bank/Facebook)
Pemerintah Indonesia terus menunjukan kekecewaannya terhadap bank persepsi asal Amerika Serikat, JP Morgan Chase Bank, N.A. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, mengatakan JP Morgan yang pernah mendapatkan keistimewaan sebagai bank persepsi seharusnya bisa memberikan dampak positif secara psikologis dari hasil risetnya, bukan membuat sesat.
ADVERTISEMENT
"Lembaga yang punya nama besar memiliki tanggung jawab psikologis positif, bukan yang disebut missleading (sesat). Pemerintah lakukan kebijakan di seluruh internal, kami harap perbaikan itu disadari. Kalau kurang, kami perbaiki terus," kata Sri Mulyani di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (3/1).
Pemerintah memutus kemitraan dengan JP Morgan sesuai hasil rapat pada 1 Desember 2016 dan mulai berlaku pada bulan ini. Keputusan itu diambil setelah JP Morgan merilis hasil riset terkait Indonesia yang dianggap akan mengganggu stabilitas keuangan nasional.
Dikutip dari Barron's Asia, JP Morgan merilis hasil riset terkait Indonesia bahwa yield atau imbal hasil atas surat utang bertenor 10 tahun naik dari 1,85 persen menjadi 2,15 persen pasca terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat. Ujungnya, diproyeksikan bakal ada penarikan dana besar-besaran dari negara-negara berkembang (emerging market).
ADVERTISEMENT
Dari riset itu, JP Morgan merekomendasikan pengaturan ulang alokasi portfolio investor. Sebab, JP Mogran memangkas dua level rekomendasi terhadap Indonesia dari overwight menjadi underweight.
Diputuskannya kontrak berdampak bank persepsi itu tak bisa lagi menerima setoran penerimaan negara dari di seluruh cabang JP Morgan Chase Bank. Tak hanya itu, JP Morgan dituntut untuk menyelesaikan segala perhitungan atas hak dan kewajiban terkait pengakhiran penyelenggaraan layanan mereka sebagai bank persepsi.