Susi: Harga Garam Melonjak, Petani Bahagia

18 Oktober 2017 16:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Produksi garam (Foto: Reuters/Antonio Bronic)
zoom-in-whitePerbesar
Produksi garam (Foto: Reuters/Antonio Bronic)
ADVERTISEMENT
Tingginya curah hujan sepanjang tahun ini membuat para petani garam kesulitan dan terpaksa memanen garam lebih cepat. Akibatnya, produksi garam di dalam negeri turun.
ADVERTISEMENT
Hal itu kemudian berdampak pada harga garam yang meroket. Pada akhir Juli lalu, harga garam di tingkat petani sempat menyentuh Rp 4.000/kg. Padahal dalam kondisi normal, harga garam hanya Rp 600-750/kg. Mahalnya harga garam di pasar banyak dikeluhkan masyarakat.
Meski demikian, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berpendapat bahwa lonjakan harga garam bukan sesuatu yang negatif. Sebab, petani diuntungkan oleh kenaikan harga garam.
"Saya mohon kepada media jangan beritanya harga garam naik, yang bagus kerja saya sudah benar menaikkan kontribusi pada petani," kata Susi dalam konferensi pers di Gedung Bina Graha, Jakarta, Rabu (18/10).
Susi menuturkan, selama ini petani garam 'dikorbankan'. Harga di tingkat petani kerap terjun bebas akibat permainan impor garam. Tidak ada yang melindungi petani garam.
ADVERTISEMENT
"Selama ini importir garam industri membocorkan garam impor ke pasar garam konsumsi. Impor dilakukan saat panen, harga di petani jatuh sampai Rp 100 (per kg). Kalau Rp 1.500/kg itu semua bahagia. Di NTT saya ke sana, petani garam bilang 'terima kasih Ibu Susi sekarang bisa beli mobil truk satu kali panen'," katanya.
Menurut Susi, biarkan petani garam menikmati keuntungan yang layak setelah selama ini dirugikan. Pihaknya telah meminta PT Garam terus menjaga agar harga di tingkat petani tak sampai jatuh hingga di bawah Rp 1.000/kg. Saat harga di petani jatuh, PT Garam harus menyerapnya dengan harga minimal Rp 1.000/kg.
"Memang minimal petani di Rp 1.000/kg. Kalau RP 800/kg margin tipis. Kalau cuaca jelek, (dengan harga hanya Rp 800/kg) hasil sedikit bisa rugi. Jadi setelah dihitung minimal petani dapat harga Rp 1.000/kg," katanya.
ADVERTISEMENT