Tak Lagi Impor, Indonesia Segera Miliki 8 Daerah Pengekspor Jagung

19 September 2017 17:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jagung (Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon)
zoom-in-whitePerbesar
Jagung (Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman optimistis Indonesia akan menjadi salah satu negara pengekspor jagung terbesar. Setelah tidak melakukan kegiatan impor jagung selama dua tahun, Amran berani memperluas 8 daerah menjadi kawasan lumbung jagung.
ADVERTISEMENT
Selain Bengkulu Selatan, daerah yang ditargetkan menjadi kawasan lumbung jagung adalah Lampung, Sumatera Barat, Medan, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, dan Sulawesi. Menurut Amran, saat ini Indonesia sudah memproduksi lebih dari 21 juta ton jagung.
"Target 2018 yaitu 23 juta ton. Capaian kita sampai hari ini untuk jagung enggak ada impor," kata Amran kepada wartawan usai meresmikan penanaman benih jagung di Desa Padang Lebar, Segini, Bengkulu Selatan, Selasa (19/9).
Amran mengatakan produksi itu sejalan dengan aktivitas petani yang tidak lagi melakukan kegiatan impor dari Amerika atau Argentina. Bahkan, kata dia, Indonesia justru sudah mengekspor jagung ke dua negara tetangga, yaitu Filipina dan Malaysia.
"Setelah impor puluhan tahun, negara tetangga siap menerima impor dari Indonesia. Kita akan ekspor ke Malaysia dan Filipina. Kita sudah ketemu langsung, kita ada MoU. Kami tanda tangan dengan Menteri Pertanian Filipina," kata Amran.
ADVERTISEMENT
Tahun lalu, Indonesia juga sudah mengekspor jagung yang dikirim dari Gorontalo. "Dari Dompo, Gorontalo, itu sudah kita ekspor, kita lanjutkan yang penting enggak impor lain," jelas Amran.
Dalam kunjungannya ke Bengkulu, Amran bersama Menteri Desa PDTT, Eko Putro Sandjojo. menyerahkan bantuan 4 unit combine harvester kecil, 5 unit corn sheler, 3 unit traktor roda, 4,30 ton benih jagung untuk 2.020 hektare, 25 ton benih padi untuk 1025 hektare, dan 3.750 dosis vaksin rabies.