Anniesa Hasibuan dan Etalase Semu Kehidupan
Konten dari Pengguna
20 Agustus 2017 14:57 WIB
Tulisan dari Anggi Kusumadewi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
PerbesarADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Semalam, saat bertemu kawan-kawan “lama”, saya melemparkan seloroh kepada salah satu di antara mereka, “You have a very good life now. Cukup banyak waktu untuk menikmati hidup, menyenangkan diri sendiri, dan menyalurkan hobi. Lihat Instagram-mu bikin segar mata.”
Kawan saya itu menampik, “Ah, Instagram, Facebook, itu kan sekadar etalase. Mbak nggak tahu saja ‘dapurku’ di balik layar.”
Kami tertawa bersama, tahu persis apa maksudnya. Adalah hal lumrah berbagi kesenangan hidup di media sosial, namun tak perlu semua orang tahu kesulitan hidupmu, karena tiap orang punya masalah masing-masing.
Kira-kira begitulah “prinsip” yang dianut sebagian orang. Namun, bagi beberapa di antara mereka, jatuhnya memang jadi beda tipis dengan menggunakan media sosial sebagai ajang pamer--yang kadang setengahnya (kalau tidak semuanya) sebetulnya adalah palsu.
ADVERTISEMENT
Dan demikianlah kehidupan berjalan bagi masyarakat modern yang merasa perlu membangun “brand” diri lewat media sosial. Akhirnya, akun-akun pribadi di media sosial menjelma “etalase” kehidupan yang entah nyata entah semu--karena siapa tahu yang sesungguhnya selain diri sendiri dan orang-orang di lingkaran terdekat?
Perbesar
Kata-kata mutiara itulah yang terpampang pada akun Anniesa Hasibuan saat ia pertama kali mengunggah postingan di Instagram, 11 Januari 2015. Dan postingan serupa kembali ia unggah di Instagram dua tahun kemudian, 23 Mei 2017.
PerbesarEntah apa maksud Anniesa, sebab saya tak mengenalnya, apalagi bertanya kepadanya. Saya cuma tahu tentangnya dari berbagai pemberitaan.
ADVERTISEMENT
Yang jelas, saya terpana saat melihat IG Anniesa yang amat berwarna. Begitu cerah, glamor, dan penuh vitalitas. Perhatikan arti kata glamor dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia: tampak mewah, sangat memikat, dan modis.
Dan persis seperti itulah etalase Instagram seorang Anniesa Hasibuan, yang--seperti tercantum pada akun IG-nya--berprofesi sebagai “fashion designer” dan “entrepreneur”.
PerbesarDari total 3.085 postingan Anniesa di IG-nya, hampir semua berisi potret diri--baik sendirian maupun bersama sang suami, Andika Surachman. Mereka berpose di berbagai kota di dunia.
Sungguh kehidupan yang amat megah--dan tentu saja bikin iri hati sebagian orang yang ingin namun tak mampu menjalani kehidupan macam itu.
Perbesar
Perbesar
PerbesarInilah kehidupan di negeri dongeng yang barangkali diidamkan banyak orang.
ADVERTISEMENT
Mengenakan pakaian indah gemerlap bak putri raja dan berkeliling dunia, Anniesa ialah ratu yang memerintah kerajaan fesyen yang diberi label sesuai namanya: Anniesa Hasibuan Fashion.
Perbesar
Perbesar
PerbesarSebenarnya, “hobi” Anniesa bepergian ke luar negeri tak aneh amat, sebab bagaimanapun ia seorang perancang busana yang kerap menggelar fashion show di kota-kota ternama dunia.
Sebut saja Kaftan Festival Westfield di London, Moslema In Style International Fashion Forward di Kuala Lumpur, Istanbul Modest Fashion Week di Turki, Mercedes-Benz Fashion Week Doha di Qatar, dan New York Fashion Week di Amerika Serikat.
PerbesarSemua tampak wajar, baik-baik saja, sampai palugada kasus First Travel menghantamnya.
PerbesarFirst Travel, yang lengkapnya bernama resmi PT First Anugerah Karya Wisata, ialah agen wisata--juga biro umrah--yang didirikan Anniesa dan Andika pada 2009.
PerbesarADVERTISEMENT
Meski sukses dirintis, tak dinyana pada tahun kedelapannya, 2017, First Travel tersandung perkara serius yang berujung pada penetapan status tersangka terhadap Anniesa dan Andika.
Kerajaan Anniesa pun runtuh, (mungkin) lebur.
Perbesar
PerbesarKepolisian menduga uang calon jemaah umrah First Travel digelapkan. Penggelapan disinyalir mencapai Rp 500 miliar lebih. Uang itu, seiring 30.000 calon jemaah yang gagal berangkat umrah, diduga digunakan untuk membeli barang-barang mewah.
Kecurigaan Kepolisian tersebut lantas diperkuat PPATK, yang menyebut dana calon jemaah First Travel digunakan untuk membeli berbagai aset pribadi seperti mobil dan rumah.
Mirisnya, duit ratusan miliar milik calon jemaah itu belum tentu kembali, sebab sisa saldo di rekening First Travel disebut hanya sejumlah Rp 1,3 juta.
PerbesarRumah mewah Anniesa dan Andika di Sentul, Bogor, yang disita Kepolisian pun, ternyata macam tak ada harganya, sebab telah dijaminkan pada orang lain untuk membayar utang mereka sebesar Rp 80 miliar, sementara pasangan itu pindah ke rumah kontrakan di Kemang, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
Belum lagi, ditemukan laporan bahwa First Travel berutang untuk pengurusan tiket sebesar Rp 80 miliar, juga menunggak utang di sejumlah hotel di Mekkah dan Madinah, Arab Saudi, senilai Rp 24 miliar. Utang itu dibuat dalam rentang waktu dua tahun, 2015-2017.
Kalau dicermati, pada 2015 itulah First Travel mulai terjerat perkara menuju kehancuran. Tahun itu, First Travel dipanggil Kementerian Agama terkait sistem pemasaran mereka.
Bola salju First Travel menggelinding makin liar pada Juli 2017, saat Otoritas Jasa Keuangan mengendus perusahaan itu menggunakan dana masyarakat yang dihimpunnya untuk investasi ilegal. OJK lantas menghentikan penjualan paket umrah murah First Travel yang menjanjikan calon jemaah bisa berangkat ke Tanah Suci dengan hanya membayar Rp 14,3 juta.
ADVERTISEMENT
Jumlah itu jauh dari standar minimal yang ditetapkan Kementerian Agama dan Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah RI, yakni sebesar Rp 22 juta.
Bulan Juli itu, First Travel ditinggal lebih dari 90 persen karyawannya. Dan akhirnya, per 1 Agustus 2017, izin operasional First Travel dicabut Kementerian Agama.
Menyusul 9 hari kemudian, 10 Agustus, Andika dan Anniesa ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan kasus penipuan dan penggelapan uang. Mereka ditahan.
PerbesarJika sinyal kebobrokan First Travel mulai terlihat tahun 2015, pada tahun yang sama Anniesa Hasibuan Fashion justru mulai melejit di pentas dunia.
Tahun itu, Anniesa menggelar fashion show di Kaftan Festival Westfield, London, Inggris; dan Moslema In Style International Fashion Forward, Kuala Lumpur, Malaysia.
ADVERTISEMENT
Berikutnya pada 2016, Anniesa mengikuti Istanbul Modest Fashion Week di Turki, Mercedes-Benz Fashion Week Doha di Qatar, dan New York Fashion Week di Amerika Serikat.
Tahun selanjutnya, Februari 2017, Anniesa kembali berpartisipasi dalam New York Fashion Week. Istimewanya, Anniesa adalah perancang pertama yang menampilkan hijab (modest fashion) di pekan mode bergengsi AS itu.
Mengambil tema “Drama”, Anniesa menampilkan rangkaian adibusana hijab nan mewah--seperti biasanya. Ia menambah kesan “drama” dengan menggandeng para imigran sebagai model.
PerbesarSaat diwawancara ELLE , majalah fesyen terkemuka dunia, Anniesa berkata, “Bagi saya, fesyen adalah dunia yang terbuka. Saya tak ingin ada diskriminasi. Kemampuan untuk menampilkan keragaman pada bisnis ini adalah nilai yang saya pegang.”
ADVERTISEMENT
Anniesa juga menegaskan dukungannya terhadap imigran di Amerika Serikat. “Saya yakin setiap orang harus memperoleh kesempatan yang sama, terutama jika ia memiliki bakat, keahlian, dan kemauan, karena tak semua imigran itu buruk. Kami membuktikan bahwa mereka baik dan dapat berkontribusi untuk Amerika.”
ADVERTISEMENT
Siapa sangka, dunia fesyen Anniesa akan berbenturan keras dengan bisnis umrah First Travel yang jatuh bangun ia rintis bersama sang suami, Andika Surachman.
Perbesar
Ucapan itu dilontarkan Anniesa dalam sebuah video berjudul “First Travel - Sekilas Perjalanan Berdirinya First Travel” yang diunggah pada akun YouTube First Travel Official, 17 Februari 2015.
ADVERTISEMENT
Pada video tersebut, Anniesa dan Andika menceritakan awal mula dan jatuh bangun upaya mereka menumbuhkan First Travel. Setelah sempat putus asa sampai berniat bunuh diri, ujar Aniesa, ia dan suaminya beristigfar dan mencoba mencari jalan menuju terang.
PerbesarAnniesa dan Andika memulai kembali segalanya dari nol. “Kami memperkenalkan jasa umrah (First Travel) pada berbagai macam pameran. Di stan kami, ada (paket wisata) internasional, domestik, pun umrah dan gaji. Semua kami jual. Yang mana saja yang laku.”
“Allah tunjukkan jalan dan semua (masalah) itu selesai,” kata Anniesa.
Perbesar
PerbesarAnniesa mengatakan tak ingin mengulang masa penuh kesukaran yang pernah ia alami. “Jangan sampai kami dihina lagi, adik saya dihina, anak saya dihina.”
ADVERTISEMENT
Andika menimpali, “Ujian tak terbatas menimpa kami berdua, keluarga kami. … Arti pengusaha pun kami tak tahu. Yang kami tahu itu survive, hari demi hari, waktu demi waktu, entah bagaimana caranya. Kami cuma tahu dagang ini itu.”
PerbesarSaat ini, gelaran “Drama” Anniesa di panggung fesyen dunia telah usai. Dan ia dihadapkan pada drama hidup yang genting.
Perbesar
Perbesar
