Novel Baswedan: Perintah Jokowi Ungkap Tuntas Teror KPK Tak Dilakukan

31 Juli 2017 9:31 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Novel Baswedan bersama kumparan. (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Novel Baswedan bersama kumparan. (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kecewa. Itulah yang dirasa Novel Baswedan ketika bicara tentang deretan teror yang selama ini ditujukan kepada lembaganya, Komisi Pemberantasan Korupsi. Sebagai penyidik senior KPK yang kerap menangani kasus-kasus besar dan sensitif, Novel tentu sedikit banyak tahu seluk-beluk di balik semua itu.
ADVERTISEMENT
“Saya tak ingin berspekulasi pada kasus tertentu. Tapi bahwa teror-teror serupa terjadi pada beberapa kasus, itu betul, fakta,” ujar Novel dalam wawancara eksklusif bersama wartawan kumparan, M. Rizki dan Ikhwanul Khabibi, di Singapura, Minggu (30/7).
Ia pun mengatakan tak ingin berspekulasi soal aksi teror terakhir yang kebetulan menimpanya, dan menyebabkan matanya rusak akibat terkena siraman air keras.
“Tapi saya ingin menggarisbawahi, bahwa Presiden Republik Indonesia Bapak Jokowi sudah memerintahkan (teror ke KPK) untuk diungkap tuntas, dan ternyata perintah tersebut tidak segera dilaksanakan sampai sekarang,” kata Novel.
Presiden, ujar Novel, mesti melihat persoalan teror terhadap KPK dengan serius, dan karenanya harus membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta untuk menyetop teror tersebut.
“Saya berharap pengungkapan hal itu dilakukan oleh Tim Gabungan Pencari Fakta. Bagi saya, TGPF perlu dibentuk karena negara tidak boleh membiarkan teror berlarut-larut dan pelaku teror semena-mena,” kata Novel.
ADVERTISEMENT
Perlunya tim pencari fakta sebelumnya juga pernah digaungkan oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar.
“Presiden harus lawan teroris penyerang Novel dengan membentuk Tim Pencari Fakta. Kasus ini tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian. Presiden Joko Widodo harus secara serius memimpin langsung agenda pemberantasan korupsi ini,” ujar Dahnil.
Kasus penyerangan terhadap Novel, kata Dahnil, jelas bukan ditujukan kepada pribadi, tapi lembaga--untuk upaya pemberantasan korupsi di negeri ini.
“Jelas, kasus ini bukan ordinary crime, tetapi extraordinary crime yang diduga melibatkan banyak pihak. Jangan biarkan hukum dijadikan alat untuk melakukan teror terhadap upaya kebaikan di negeri ini,” kata Dahnil.
Novel Baswedan di Singapura. (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Novel Baswedan di Singapura. (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
Terkait teror yang menimpanya dan menyebabkan 95 persen matanya rusak, Novel berkukuh, menduga ada jenderal polisi yang terlibat. Pun meski Kepolisian hingga saat ini menyatakan belum ada indikasi keterlibatan petinggi mereka dalam teror ke KPK.
ADVERTISEMENT
“Saya pernah menyampaikan masalah itu (dugaan keterlibatan jenderal polisi) kepada penyidik atau pejabat Polri lain yang pernah bertemu saya ketika saya masih di rumah sakit, walaupun saat itu isu itu barangkali belum jadi penting.”
Novel mengingatkan Presiden Jokowi, teror terhadap lembaga pemberantasan korupsi harus cepat dibasmi, karena dampaknya bisa amat merugikan negara.
“Kalau teror dibiarkan, akan membuat kelompok lain berani melakukan teror serupa. Tidak baik bagi negara yang merdeka, yang mengaku mempunyai prinsip penegakan hukum, tapi kalah dengan teror,” tegas Novel.
Hari ini, Senin (31/7), Kapolri Jenderal Tito Karnavian akan menghadap Presiden Jokowi untuk menjelaskan perkembangan kasus teror terhadap Novel.
“Besok Kapolri mau menghadap,” kata Jokowi saat berkunjung ke perayaan Lebaran Betawi di Setu Babakan, Jakarta Selatan, kemarin.
ADVERTISEMENT
Pada hari yang sama, Wakapolri Komisaris Jenderal Syafruddin menyatakan penyidik gabungan KPK dan Polri, serta tim semi-independen, sudah dibentuk untuk menyelidiki teror yang ditujukan kepada KPK, termasuk Novel.
Novel yang hingga kini masih harus dirawat pada bagian matanya, sekarang tinggal di sebuah tempat rahasia di Singapura.
-----------------------------
Saksikan wawancara eksklusif kumparan bersama Novel Baswedan selengkapnya pukul 10.00 WIB pagi ini di kumparan.com, Facebook (facebook.com/kumparancom) dan Twitter (twitter.com/kumparan).