Tentang Kamu, Hacker, dan Kuota

Anggie Ghoniarachmandita
working or full time mom, it doesn't matter. as long as you happy with your choice
Konten dari Pengguna
28 April 2017 14:20 WIB
Tulisan dari Anggie Ghoniarachmandita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tentang Kamu, Hacker, dan Kuota
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Ada fenomena 'lucu'—menurut saya—hari ini, tentang hacker web Telkomsel. Entah awal mulanya kenapa dia nge-hack web salah satu provider terbesar di Indonesia itu, tapi yang saya analisa, dia pengguna Telkomsel tapi keberatan dengan tarif yang ditawarkan.
ADVERTISEMENT
Pertanyaan saya simpel, "Kenapa keberatan jika kamu mampu untuk bayar?" atau "Kenapa ga pindah provider aja kalau masih keberatan dengan tarifnya?"
Tapi untuk sebagian pengguna lama, untuk pindah provider adalah opsi terakhir atau mungkin ga terlintas sama sekali. Karena nomor handphone itu ibarat identitas diri, bakal nempel lama sama seseorang. Kalau inget zaman dulu, pas harga provider masih mahal, orang-orang rela antri, pilih—bahkan pesen—dan beli nomor cantik sesuai angka keberuntungannya—tanggal lahir, tanggal jadian, atau angka keramat lainnya.
Sedangkan habit orang saat ini bisa dengan gampangnya gonta-ganti nomor tiap hari, di samping karena harganya yang murah dan mungkin emang buat sekali pakai aja.
Balik lagi..
Jadi, kenapa kamu marah?
Kalau kamu mampu bayar, harusnya ga perlu keberatan dong dengan tarif yang ditawarkan. Toh, dengan harga itu pasti ada kualitas yang diberikan. Namanya juga jualan, ada harga ada kualitas. Dari sisi marketing dan jualan, harga itu juga akan sebanding dengan modal yang dikeluarkan sebuah perusahaan untuk bikin produknya semakin berkualitas.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya yang perlu ditanyakan dari awal ketika memilih provider adalah: "Apa yang lebih kamu perlukan? Tarif telepon murah? Jaringan bagus dan internet enggak lemot? Sinyal oke di semua daerah? Atau apa?" Hal ini juga berlaku saat kamu beli produk lainnya.
Kalau mencari yang berkualitas, harusnya sudah siap dengan tarif yang pasti mahal. Tapi kalau nyarinya kuantitas, ya, tinggal pilih yang banyak bersaing di pasaran.
Namanya sebuah bisnis, mereka pasti akan ngeluarin produk untuk menjadi solusi bagi permasalahan setiap orang. Tapi 'setiap orang' yang seperti apa yang menjadi target dari produknya itu. Kalau kamu masih keberatan dengan tarif yang ditawarkan, berarti kamu bukan 'target pasar' dari produk tersebut. Tapi, kalau kamu butuh kualitas produknya, ya, harus tanggung resiko yang ditawarkan.
ADVERTISEMENT
Sama aja kayak mau beli suatu produk, ada alasan seseorang bakal beli produk itu. Entah karena bahannya bagus, enak dipakai, modelnya unlimited, prestige, konsumen loyal, serta masih banyak lagi alasan kamu tentang produk itu, dan harga pasti akan mengikuti juga toh.
Se-simpel itu, kan? Jadi, mau pilih kualitas atau kuantitas, coba tanyakan lagi sama diri sendiri.
- Dari saya yang bukan pengguna Telkomsel
Hmmmmm... (Foto: giphy.com)
zoom-in-whitePerbesar
Hmmmmm... (Foto: giphy.com)