news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Andien dan Impianku yang Terbayar Lunas

Anggita Aprilyani
Chef gagal yang sekarang jadi jurnalis.
Konten dari Pengguna
1 Juni 2018 11:40 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anggita Aprilyani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Andien dan Impianku yang Terbayar Lunas
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Tahun 2005. Aku cuma bisa mendengarkan lagunya melalui radio dari angkutan umum yang kunaiki saat aku pulang sekolah.
ADVERTISEMENT
Mau nonton dia manggung, tapi pasti orang tuaku tidak mengizinkan karena aku masih SMP kelas 1 saat itu. Namun, dari alunan lagu Gemintang yang membuat aku penasaran, gimana ya kalau dia bawain lagu ini secara langsung?
Dari situ aku hanya menjadi fans layar kaca dan mendengarkan lagunya melalui aplikasi Winamp. Setiap perkembangan yang ia lakukan, aku selalu mengikutinya tanpa ketinggalan. Ya ketinggalan pernah sih namanya juga manusia.
Beranjak SMA aku masih menjadi fans layar kaca, yang setiap ada dia di tv mamaku selalu bilang,"tuh ada idola kamu, enggak mau nonton?"
Masuk dunia perkuliahan, aku semakin ingin melihat penampilannya secara langsung dan ingin mengenalnya lebih dekat. Ya, maklum selama ini aku hanya fans layar kaca.
ADVERTISEMENT
Sering aku mengganggunya via Twitter hanya untuk menyapa dan berharap suatu saat aku mendapatkan balasan dari mention-mention "sampah" ku itu.
Senang bukan main ketika dia membalasnya dengan kalimat "Hai, Anggita percayalah suatu saat kita akan bertemu ya." Ya, setiap proses perjalanan itu tidak akan pernah kulupakan.
Dari situ aku semakin mencari cara bagaimana semua keinginanku itu terwujud. Untuk yang satu ini aku begitu kekeh demi mencapai apa yang kumau.
Sampai akhirnya aku menemukan akun sang mantan manajernya, dan aku mencoba menghubunginya. Tapi masih sama, aku menghubunginya via twitter.
Dan aku mendapatkan respons yang sangat baik dari manajernya. (Kalau Mas Dovie Farrel baca ini, aku sangat amat berterima kasih buat kesempatannya waktu itu).
ADVERTISEMENT
Akhirnya aku bertemu dengan Mas Dovie, ya butuh perjuangan aku harus menunggunya selama 5 jam dan ketemunya hanya 25 menit saja.
Dari situ dia memberikan nomer handphone-nya biar ngobrolnya lebih enak katanya. Ya dari situ aku coba untuk mendekatkan diri dengannya.
"Neng, masa kamu deketnya sama aku? Kan kamu ngidolainnya Andien bukan aku," ungkap Mas Dovie di BBM saat itu.
"Ya, gapapa mas, aku masih belum berani ketemunya hahaha," guyonku.
Akhirnya ia memberikanku informasi kalau Andien akan manggung di Jakarta. Karena sudah kuliah, aku cari cara bagaimana aku bisa mendatangi acara itu tanpa harus bayar hahaha.
Ada sebuah media online musik yang mencari reporter untuk acara itu. Tentu tanpa pengalaman aku langsung coba, dan alhamdulillah langsung diterima.
Andien dan Impianku yang Terbayar Lunas (1)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Ini merupakan foto pertamaku dengan kak Andien.
ADVERTISEMENT
Di tahun 2012, tahun pertama aku bertemu dengan sosok yang selama ini aku kagumi hanya lewat layar kaca dan media sosial.
Lucunya lagi, dia menyapaku saat dia di atas panggung. Senang campur deg-degan sih pasti. Hari itu aku dibantu Road Manager-nya yang bernama Votter. (Kak Votter, makasih juga buat bantuannya ya).
Dari situ aku semakin dekat dan kenal dengannya. Kayak mimpi yang jadi nyata, kadang ketika ada kesempatan saat ia manggung, aku datang hanya untuk melihatnya performance-nya.
Dari situ aku banyak belajar bagaimana dunia manajemen artis, media sosial, promosi, dan bahkan karenanya aku bisa "nyemplung" ke dunia media seperti saat ini.
Banyak hal yang aku bisa pelajari dari seorang Andien Aisyah, dia yang membantuku untuk melihat lebih luas dunia sekitarku.
ADVERTISEMENT
Kadang magic dari sebuah karyanya adalah ketika lagi marah karena suatu hal, dengerin lagunya dia aja sudah bisa bikin mood-ku kembali seperti semula.
Yups, berawal dari seorang penggemar di layar kaca, aku bisa menjadi temannya sekarang. Biarpun enggak sesering dulu bertemunya, tapi setiap karyanya akan selalu kudukung.
Kak Andien, terima kasih sudah mengajarkanku banyak hal. Nyatanya kamu itu bukan sekedar idola buatku tapi juga menjadi seorang kakak yang membuatku sampai di titik sekarang.
Andien dan Impianku yang Terbayar Lunas (2)
zoom-in-whitePerbesar