Perjuangan Cinta Istimewa

Anisa Supiani
Belajar dan Kerja Cerdas. Saya seorang Mahasiswi Sastra Indonesia di Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
19 Januari 2022 21:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anisa Supiani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber gambar : www.unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
sumber gambar : www.unsplash.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada sebuah sudut bagian tengah ruangan yang sangat megah itu tampak seorang wanita berkulit putih dengan perawakan tinggi semampai bagaikan model majalah fashion dihiasi senyuman lebar membuat tulang pipi, hidung dan segala yang melekat pada dirinya, tertarik di raut wajahnya yang sangat semringah sekali sembari menyentuh bagian kaca foto tersebut.
ADVERTISEMENT
Tampak terlihat foto pernikahan bertema Sunda Bali muslim karena baru kali ini ada seorang pengantin perempuan Bali yang memakai kerudung. Ya, memang sudah banyak diketahui menjadi hal yang lumrah bahwa Bali terkenal dengan kentalnya agama Hindu.
Nirvana Rahayu Ajeng Zahrotun itulah nama lengkap gadis tersebut perempuan yang lahir dari cinta istimewa yang hadir ditengah-tengah perbedaan adat, budaya dan agama yang ada namun akhirnya menyatu dalam satu naungan cinta abadi.
“Hai anak Ibu sayang, Nirvana geulis lagi mikirin apa nak ?” Tegur Ibu mengagetkan.
“Aku ingat dahulu Ibu selalu cerita, bagaimana Ayah sangat menyayangi Ibu hingga melawan restu Nenek dan Kakek pada saat itu.” Ucap Nirvana sambil tersenyum haru.
“Masyaallah anak cantik Ibu, cerita itu sudah lama sekali. Sangat banyak drama namun drama dengan ending yang bahagia seperti sekarang. Sudah, ayo kita membuat teh bersama sambil flashback masa-masa Ibu bertemu dengan Ayahmu dahulu”
ADVERTISEMENT
“Wah ayo Bu, Nirvana selalu bersemangat mendengar cerita cinta kalian”
Sementara Anak dan Ibu itu membuat teh, lalu mesin kenangan tersebut terputar secara otomatis dan seakan menunjukkan jalan ceritanya sendiri.
----------------------25 Tahun yang lalu--------------------------------------
Mata Lidya Azharini terbelalak betapa terkejutnya dia bahwa ada namanya di papan pengumuman kelulusan tes untuk masuk perusahaan Safira Hotel & Resort yang sangat terkenal di Gianyar, Bali. Satu ambisi yang membuat Lidya sangat kekeuh harus masuk ke perusahaan ini karena hanya ini satu hotel yang memperbolehkan karyawatinya megenakan hijab selama bekerja. Sangat sulit bagi Lidya menemukan pekerjaan yang mau menerima dirinya memakai hijab di Bali. Safira Hotel & Resort sangat terkenal bahkan ada berjuta-juta makhluk pencari kerja yang ingin bekerja di sini. Benefit yang sangat banyak namun sangat sulit untuk lolos dan menjadi karyawan di Safira Hotel & Resort.
ADVERTISEMENT
Lidya pertama kali ditempatkan pada bagian katering tentunya sangat sesuai dengan minat dan bakat Lidya, hingga dia sangat bertaruh segalanya untuk dapat menempati posisi ini dan kini sudah dalam genggaman nya.
Lidya langsung memulai dengan menghias makanan dengan daun parshley untuk disajikan untuk tamu hotel. Namun tiba-tiba ada yang mengejutkan dirinya dengan sentuhan dari belakang yang terasa di bagian pundaknya, segera Lidya menoleh.
Halo perkenalkan saya Maha Dewa Putra tim Leader Divisi servis dan katering di sini. Kamu anak baru kan, salam kenal ya? semoga kita dapat saling bekerja sama di sini. “safa pemuda memakai jas warna hitam dengan rambut klimis gagah dan sangat tampan, sembari menyodorkan tangan ke Lidya. Sontak Lidya refleks dan membalas jabatan tangan tersebut.
ADVERTISEMENT
Oh iya pak, maaf pak sebelumnya. Nama saya Lidya saya baru bergabung hari ini dan saya perlu bimbingan yang banyak dari Bapak. Saya boleh panggil Bapak siapa ya? soalnya nama Bapak, Bali banget saya takut salah memanggilnya. “Ucap Lidya sangat canggung.
Oh iya tidak apa-apa santai aja kamu bisa panggil saya Pak Dewa. Kalau ada apa-apa kamu butuh sesuatu atau ada yang kurang jelas dari pelatihan awal kerja kemarin bisa langsung tanyakan ke saya tidak usah canggung, karena semestinya kerja itu menyenangkan. Jangan sia-siakan kesempatan kamu di sini, kapan lagi kan kerja di Resort nomor 1 di Bali. “Ujar Dewa menyeringai Lidya dengan tatapan keduanya bertemu, menggambarkan tatapan saling mengagumi satu sama lain. Dan Lidya segera mengganggukan kepalanya tanda dia mengerti.
ADVERTISEMENT
Rupanya, kejadian tersebut bukan hal biasa karena setelah pertemuan pertama hari-hari selanjutnya antara Lidya dan Dewa dihinggapi rasa saling menyukai. Hingga suatu waktu Dewa menyatakan perasaannya kepada Lidya namun, Lidya enggan memberi jawaban yang tertuju langsung pada poin nya saja.
“maaf pak, tetapi saya tidak mau pacaran di agama saya tidak ada itu. Dan saya paham betul tembok di antara kita memang tinggi jika kita ingin bersama apalagi menikah sepertinya sangat sulit. Saya tidak akan meninggalkan agama saya begitupun Pak Dewa kan, saya tahu betapa taatnya Bapak akan Hindu.”
“Lidya, kita sudah kenal lumayan lama 6 bulan lalu saat melihat pertama pun saya sangat menyukai dengan tutur bahasa serta tingkah laku kamu yang sangat sopan dan lembut cocok dengan kriteria calon Istri yang sedang saya cari selama ini. Umur kita tidak lagi muda, saya juga tidak mau membuang waktu untuk pacaran. Dan saya tidak akan meminta kamu untuk bersama dengan saya apabila tidak ada rasa cinta yang sebenarnya, bukankah cinta harus rela berkorban ?”
ADVERTISEMENT
“Maksudnya Pak Dewa, seperti apa ya? saya kurang paham dan tidak menangkap arah pembicaraan di bagian rela berkorban tersebut pak.”
“Dari dahulu saya ingin belajar agama Islam, namun karena hidup dan tinggal di mayoritas agama Hindu sedari lahir, saya tetap pada agama ini. Bukan karena kamu alasan utama saya ingin menjadi mualaf. Ketika saya masih kuliah dahulu, saya pernah membaca kitab suci al-qur’an bagian artinya dan ketenangan itu yang tidak saya dapatkan di agama saya yang sekarang. lalu, ketika bertemu dengan kamu rasa ingin tahu saya malah makin menjadi-jadi. Lid, saya ingin menjadi calon Imam kamu.” Ucap Dewa lirih dan memandang wajah Lidya yang terheran dan bingung atas apa yang dia dengar barusan.
ADVERTISEMENT
**
Pertentangan pun dimulai, Dewa dan Lidya seakan membagi tugas untuk mendapatkan restu dari kedua orang tua mereka masing-masing meyakini segala hal bahwa bersama adalah hak mereka.
Dewa yang berasal dari kasta brahmana yaitu keturunan para pendeta dan bangsawan seperti ditantang melewati mayat keluarganya tersebut sangat sulit bahkan pernah dan seringkali Dewa diusir dari rumah karena dianggap lancang untuk melakukan pindah agama. Tidak hanya itu, ketika Lidya yang memakai balutan hijab rapi datang ke rumah Dewa untuk mengenal, mereka diusir habis-habisan parahnya dilempari sajen yang biasanya dipakai untuk mengusir roh halus sesuai dengan kepercayaan Umat Hindu di Bali.
Dari sisi keluarga Lidya tak kalah menyedihkan, Dewa yang sudah jauh-jauh datang ke Bandung tempat asal Lidya tinggal yang sekarang merantau jauh di Bali namun, yang Dewa dapat bukan sambutan hangat melainkan tidak diperdulikan kedatangannya tersebut hingga kedua orang tua Lidya bungkam tidak memberikan celah sedikit pun untuk membuka pintu rumah mereka.
ADVERTISEMENT
Dewa telah menjadi mualaf makin mendalami agama barunya yaitu Islam. Tanda-tanda hubungannya dengan Lidya belum ada angin segar sama sekali, Dewa tetap berdoa dan menjadi muslim yang taat kepada Allah SWT. Lidya pun makin banyak berdoa agar kedua belah pihak orangtua mereka dibukakan pintu hatinya untuk menerima mereka dan merestui.
Kabar buruk datang dari Lidya, membuat Dewa yang saat itu sedang jauh dengan dirinya karena mereka dipisahkan secara paksa membuat Dewa panik bukan main.
Lidya jatuh sakit karena tidak mau makan, seperti depresi dikurung tidak boleh ke mana-mana hanya boleh tinggal di Bandung. Dewa kembali berangkat ke Bandung menemui pujaan hati calon istrinya tersebut. Tak tega melihat kondisi anaknya sangat mengkhawatirkan akhirnya orang tua Lidya memberi ruang untuk Dewa merawat Lidya.
ADVERTISEMENT
Memang dasar sakit karena cinta, ketika Dewa datang kondisi Lidya tidak seperti orang sedang sakit langsung berubah sehat seperti biasanya. Sakit karena rindu memang sangat sakit melebihi sakit yang sebenarnya.
Melihat bagaimana Dewa merawat dengan penuh kelembutan, ketulusan dan kasih sayang membuat hati orang tua Lidya terketuk hingga akhirnya merestui mereka untuk menikah, mereka juga berpikir Dewa telah mualaf tidak ada lagi alasan untuk menolaknya. Namun, dari orang tua Dewa masih saja teguh pendirian, hanya memberikan pilihan jika memang ingin menikah dengan Lidya tidak boleh tinggal di Bali karena seantero jagat Bali akan mencemooh keluarga Dewa yang seorang bangsawan dan kalangan pendeta apabila mengetahui bahwa Dewa keluar dari agama Hindu dan menjadi mualaf.
ADVERTISEMENT
Dewa menuruti permintaan dari orangtuanya. Bukan bermaksud Dewa anak durhaka tetapi baginya agama adalah pilihan hidup ketika dia dewasa sudah cukup menentukan pilihan ternyamannya yaitu Islam. Atau bukan juga Agama Hindu tidak baik, semua agama baik namun bagi umatnya yang paling merasakan nyaman terhadap agama tersebut adalah pilihan hati seseorang.
Setahun melewati proses yang panjang hingga hari ini acara pernikahan digelar rasanya tangisan bahagia tidak lagi dapat diungkapkan dengan kata-kata tetapi melihat kedua budaya menyatu adalah hadiah istimewa. Pernikahan Dewa dan Lidya digelar di Bandung, dengan adat Bali, Sunda dihadiri oleh banyak tamu undangan termasuk keluarga Dewa yang akhirnya memberi restu dan menerima keputusan Dewa untuk mualaf dan menikahi gadis muslim berdarah sunda yaitu Lidya.
ADVERTISEMENT
**
Semenjak 25 tahun semua itu berlalu, Dewa dan Lidya telah dikaruniai gadis remaja cantik yaitu Nirvana Rahayu Ajeng Zahrotun merupakan perpaduan nama khas bali dan islam. Kedua pihak keluarga pun tampak harmonis ditambah kehadiran Nirvana menjadikan tembok penghalang hancur begitu saja, mungkin ini yang dinamakan anak adalah anugerah bagi tiap kesulitan yang datang.
**
Happy Anniversary Istriku sayang.“*Tampak seorang laki-laki yang sudah tampak sepuh namun tetap terlihat berwibawa dan ketampanan khas balinya tak pernah luntur, dia datang membawa kue pernikahan dan tertambat lilin angka 25 yang dia sodorkan ke Lidya istrinya.
Ya, hari ini adalah hari bahagia untuk keluarga ini. Pernikahan yang sudah berjalan 25 tahun dipenuhi rintangan kehidupan cinta beda agama sangat tak mudah untuk dilewati.
ADVERTISEMENT
Ibu dan Nirvana yang sedang ngobrol sembari minum teh pun berhenti untuk memainkan putaran memori kisah cinta tersebut lalu meniupnya secara bersama-sama diiringi pelukan hangat keluarga yang harmonis. Memang tidak ada yang tidak mungkin jika TUHAN sudah berkehendak.