Jacinda Ardern dan Pandemi COVID-19 di Selandia Baru Tahun 2020

Anisah Nabilah
Pol-Sci Student in University of Indonesia
Konten dari Pengguna
5 Agustus 2022 21:21 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anisah Nabilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern. Foto: REUTERS / Martin Hunter
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern. Foto: REUTERS / Martin Hunter
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pandemi COVID-19 merupakan fenomena baru yang membawa perubahan besar dalam kehidupan sehari-hari. Keberlangsungannya membuat negara-negara di dunia harus bekerja keras untuk menanggulanginya, terlebih angka korban yang kerap meningkat dan fluktuatif. Hal tersebut menjadi pusat perhatian bagi pemerintahan hampir seluruh negara di dunia. Tekanan yang dirasakan sangat berdampak pada seluruh bidang kehidupan mulai dari sosial, ekonomi, hingga politik.
ADVERTISEMENT
Langkah dan tanggapan yang dilakukan oleh pemerintahan menjadi hal yang sangat krusial agar sektor-sektor terdampak dapat dipulihkan secara cepat. Di sisi lain, peran kepemimpinan dari setiap pemimpin di dunia sangat diuji utamanya kemampuan penanganan mendukung pengujian kualitas dari para pemimpin tersebut. Maka dari itu, kebijakan dan kepemimpinan pemimpin menjadi kunci bagi suatu negara untuk menghadapi pandemi tersebut.
Kondisi dan tantangan yang timbul akibat Pandemi COVID-19 tentu dialami juga oleh Selandia Baru. Bermula dari kasus positif di luar negara tersebut akibat kepulangan dari China pada bulan Februari, pemerintahan Selandia Baru di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Jacinda Ardern merespon peristiwa tersebut dengan mengambil kebijakan menutup perbatasan sehari setelah kabar tersebut. Kebijakan tersebut berimplikasi kepada pelarangan warga negara asing untuk masuk ke Selandia Baru serta diberlakukannya karantina 14 hari bagi warga negara Selandia Baru yang datang dari China.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya pada kedatangan, namun segala akses keluar maupun datang dari luar negara tersebut ditutup guna mencegah penyebaran virus semakin meluas. Pasca penutupan akses, respon lainnya yang dilakukan oleh Perdana Menteri Jacinda Ardern ialah melakukan lockdown per-maret 2020 saat angka kasus mencapai lebih dari 100 orang. Respon PM Jacinda Ardern menjadi hal yang cukup tanggap dan Ia juga mengklaim bahwa langkah yang diambil menjadi regulasi yang cukup ketat dan akan keras terhadap pelanggaran yang terjadi terhadap kebijakan yang diambilnya. Oleh karena itu, pemerintahan yang responsif pada Selandia Baru menjadi langkah preventif dan akan sangat berpengaruh terhadap penanganan selanjutnya serta keberhasilan negara tersebut untuk survive dalam masa pandemi ini.
Sama halnya dengan yang dihadapi oleh negara lain, Selandia Baru juga mengalami peningkatan kasus yang membuat pemerintahan Selandia Baru mengubah strateginya dalam menanggulangi angka kasus yang terus meningkat. Hal tersebut kemudian mendorong Jacinda Adern sebagai Perdana Menteri berpikir cepat dan mengambil keputusan untuk menerapkan Elimination Strategy.
ADVERTISEMENT
Melalui strategi tersebut, PM Jacinda Ardern menetapkan target untuk menekan kurva kasus infeksi COVID-19 dengan serius serta menghapuskan virus tersebut secara menyeluruh dari negaranya. Berkaca kepada pengalaman negaranya menghadapi pandemi di masa lalu, eliminasi menjadi hal yang perlu dan jalan yang terbaik untuk melakukan pengendalian penyakit menular yang mana menjadi alasan elimination strategy dipilihnya untuk menghadapi virus COVID-19.
Elimination Strategy sendiri merupakan nama dari kebijakan PM Jacinda Ardern untuk meratakan kurva secara ambisius dengan sikap pemerintah yang meningkatkan respon serta melakukan intervensi yang intensif. Namun, strategi ini tidak diterima secara menyeluruh oleh masyarakat Selandia Baru. Hal tersebut dikarenakan strategi ini akan sangat berdampak kepada perekonomian negara tersebut.
Pasalnya, strategi ini diterapkan dengan sangat ketat diantaranya melaksanakan kontrol perbatasan dengan efektif, melakukan pelacakan kontak dan karantina, pengujian dan pengawasan tingkat tinggi, dan penguncian untuk memadamkan virus yang diberlakukan setara dengan state of emergency. Kondisi tersebut tentu mengharuskan masyarakatnya untuk tetap berada di rumah dan berinteraksi hanya dengan orang-orang yang tinggal serumah. Oleh karena itu, pro-kontra terjadi dalam masyarakat Selandia Baru.
ADVERTISEMENT
Kebijakan tersebut tetap dapat dilaksanakan karena kepemimpinan PM Jacinda Ardern yang mampu menyatukan suara masyarakatnya dan mendorong seluruh elemen dalam negara tersebut untuk bekerja sama menghadapi pandemi ini. Komunikasi terbuka yang dilakukan oleh Ardern kepada masyarakatnya menyatukan perbedaan pendapat yang terjadi sehingga masyarakat paham mengapa dan seberapa penting kebijakan ini diterapkan sehingga masyarakat percaya terhadap pemerintahnya. Ardern juga selalu menyebutkan “lima juta tim kami” yang mana merujuk ke seluruh masyarakatnya karena menurutnya seluruh masyarakat di negara tersebut adalah tim.
Di sisi lain, untuk menjawab kekhawatiran masyarakat terkait perekonomiannya, PM Jacinda Ardern mengeluarkan kebijakan stimulus paket darurat yang diberikan kepada pekerja dan pemilik bisnis meliputi subsidi upah, dukungan untuk bisnis mulai dari pengurangan pajak dan penangguhan, hingga persyaratan pinjaman pendanaan yang dilonggarkan serta kebijakan leave support yakni subsidi upah bagi pekerja yang diminta menjalankan isolasi diri. Oleh karena itu, selain elimination strategy untuk menanggulangi kasus dan kurva, kebijakan stimulus pun diluncurkan guna menjamin kehidupan sehari-hari masyarakat Selandia Baru selagi elimination strategy dilaksanakan secara ketat.
ADVERTISEMENT
Melalui berbagai kebijakan yang dikeluarkan di bawah komando PM Jacinda Ardern, 8 Juni tahun 2020 Selandia Baru menyatakan kemenangannya melawan COVID-19 yang ditandai dengan tidak adanya kasus baru. Elimination Strategy dinilai berhasil menurunkan angka kasus COVID-19 hingga tidak adanya kasus baru. Hal ini menjadi pencapaian besar bagi PM Jacinda Ardern dan pemerintahannya dalam mengambil langkah dan mengendalikan pandemi COVID-19 tahun 2020.
Keberhasilan ini menjadikan Selandia Baru sebagai salah satu negara yang paling berhasil dalam melawan COVID-19. Tidak hanya menjadi keberhasilan Ardern, sikap masyarakat Selandia Baru yang kooperatif dan memiliki kepercayaan yang besar terhadap pemerintahan juga sangat berperan besar dan berpengaruh terhadap suksesnya kebijakan dan strategi yang diupayakan oleh pemerintah. Oleh karena itu, per-Juni tahun 2020, Selandia Baru mulai melonggarkan keketatan terhadap interaksi dengan mengizinkan masyarakatnya untuk kembali ke pekerjaannya, sekolah, olahraga, serta wisata domestik.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan negara tersebut tentu tidak lepas dari peran pemimpin yakni Perdana Menteri Jacinda Ardern. Kepemimpinannya yang diwujudkan dalam sikap tanggap, responsif, tegas, dan visioner membawa Selandia Baru dapat survive di tengah kondisi dunia yang mengalami keterpurukan akibat pandemi yang melanda. Kualitas kepemimpinannya yang mampu menunjukkan bahwa Pandemi COVID-19 dan keselamatan masyarakatnya bukanlah hal sepele sehingga mampu mendorongnya mengambil langkah dan keputusan yang responsif dengan mengeluarkan kebijakan di tengah tingginya tekanan yang Ia alami sebagai pemimpin negara.
Sumber Referensi:
Kompas.com. 2021 (29 Januari). Selandia Baru Terbaik Tangani COVID-19, di Sana?. Retrieved from https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/29/144200765/selandia-baru-terbaik-tangani-covid-19-seperti-apa-penanganan-di-sana-?page=all.
Jones, Anna. 2020 (10 Juli). COVID-19: Bagaimana cara Selandia Baru ‘yang dengan keras dan sejak dini’ mengalahkan virus corona. Retrieved from https://www.bbc.com/indonesia/dunia-53359809.
ADVERTISEMENT
Wardhani, Baiq. (2020). The Kiwi Way: New Zealand’s COVID-19 Elimination Strategy. Global Strategis, 14(2), 297-314.