Sadino's Playlist #15: Letih

Enggak tahu kenapa, tapi minggu ini kok rasanya letih banget, ya?

Gue kurang tidur banget, dan gue telat mulut sampe kantor. Ada yang berkecamuk di kepala gue. Selain deg-degan karena bokap gue akan operasi kepala lagi, bokap gue juga ada jadwal echo jantung sehari sebelumnya. Which is, besoknya dia akan operasi kepala. Dokter enggak mau ambil risiko, yang artinya operasi bokap harus diundur lagi.

Terus, ada branch aorta bokap yang bengkak juga katanya. Gue ngelihat dia kayaknya letih banget. Gue yang ngelihat aja letih, gimana Beliau yang ngerasain sendiri?

Gue lagi merasa enggak nyaman dengan apa yang gue kerjakan. Kepala sama hati gue lagi enggak sinkron. Gue kayak lagi dikejar-kejar sama sesuatu yang seharusnya enggak terjadi. Gue berasa kayak lagi digebukin sama banyak orang, tapi gue enggak tahu salah gue di mana.

Ya udah sih, ya. Entar juga hilang. Mungkin. Iya, mungkin. Here's my playlist.

1. Nora en Pure - Come With Me

Do you come with me?

Liriknya cuma itu doang, diulang-ulang pula. Tapi, namanya EDM ya, monoton aja pasti lagunya. Tapi, this song is an exception.

Beat dan melodinya adem. Nora en Pure bikin lagu ini buat sunset-an, dan emang cocok banget, sih. Kalo enggak salah, tahun lalu dia ke sini, main di Skye. Dan gue lupa aja gitu, dia main di Jakarta. Nyesel, tapi semoga dateng lagi dan gue bisa nonton.

2. Kazusa & Shingo Nakamura - Dice

Ini lagu udah lama banget sebenernya, dari zaman gue kuliah. Tapi, gue lagi dengerin lagu ini dan tetep, lagunya enggak membosankan.

Gue suka banget sama lagu-lagu electro progressive yang model begini. Jadi ngawang, dan somehow, menenangkan. Kayak, musiknya tuh pure banget gitu dan ngajak jalan-jalan.

3. Mango & Kazusa - Asphalt Lines

Lagu ini sama lah, kayak "Dice". Electro progressive, dan naik, naik, naik, naik, dan naik. Sampe atas, meledak, terus turun lagi.

Emang sih, dengerin lagu progressive itu kayak lo lagi dipermainkan perasaannya. Tapi, gue enjoy, tuh. Enggak, gue bukannya masochist, tapi mungkin musik progressive itu lebih ke adrenaline rush yang santai tapi, "mampus lo". Ngerti, enggak? Iya, gue juga kagak.

Ada versi remix-nya yang gue suka dari lagu ini, punyanya Dezza Grande Bold. Ademnya sama, cuma lebih ngawang aja.

4. Figura Renata - Mala

Sinar cerah, telah merekah, Di ujung negara, garis khatulistiwa.

Apa kabar, kau di sana? Betapa kudamba, hadirmu disini.

Terekam, baik di ingatan, Berbagai, berkas kehidupan, Mula ufuk Timur, Hingga redup senja.

Dan pagi itu, seketika jiwa, Tak berdosa sirna.

Terekam sudah, membekas jua.

Gue masih jatuh hati sama Figura Renata sejak minggu lalu. Dan judul lagu ini sama dengan nama karakter yang gue perankan di sebuah film pendek, judulnya "Halo, Selamat Tinggal'.

Kalo menurut gue, lagu ini tentang cinta. Enggak cheesy, dan intinya tentang rasa untuk melepaskan. Rasa yang dipaksa hilang, atau bisa jadi hilang dengan sendirinya.

5. Figura Renata - Benalu

Warna-warna jingga terhempas, Kelabu asap pabrik senjaku, tak seindah dulu kala.

Warna-warna biru terhempas, Kelabu asap hutan langitku, tak seindah dulu kala.

Semua yang kau andalkan telah menjadi serpihan, Paru-paru kota telah binasa, Jiwa-jiwa terasuki, Untung di depan mata, Menyingkirkan jiwa lainnya.

Sadarkah kau benalu?

Sudah, sudah, hentikan, sudah, sudah, hentikan.

Sadarkah kau benalu? Dan hentikan yang kau lakukan.

Instrumental lagu ini mirip sama lagu... Apa, ya? Aduh, dulu gue dengerin juga tuh, lagunya. Sebentar gue cari dulu. Oh, agak mirip-mirip sama "The Great Golden Baby"-nya Circa Survive. Ada miripnya juga sama intro-nya "This Photograph is Proof"-nya Taking Back Sunday. Tapi lebih selow aja.

Liriknya "Benalu" ini bagus banget deh. Mereka ngebahas manusia yang sebenarnya benalu. Gue udah enggak punya kata-kata lagi sih, buat ngebalikin. Kayaknya, sudah tersampaikan sama Deviassita Putri dan Bima Sinatrya. Thank you!