Ketika Bahasa Cinta Tak Sama dalam Kisah Cinta

Annisa Riski Rajani
Mass Communication Student in Binus University
Konten dari Pengguna
16 Januari 2022 9:29 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Annisa Riski Rajani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pasangan Kekasih Berselisih. Freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pasangan Kekasih Berselisih. Freepik.com
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ini kisah cinta temanku yang menarik dan membuatku lebih paham mengenai "Bahasa Cinta". Cerita ini berawal dari temanku yang bernama Indah. Saat masih SMA, Indah memiliki kisah cinta yang cukup menarik atau bisa dibilang cinta monyet. Indah pernah berpacaran dengan teman seangkatannya, sebut saja namanya Dani. Awal masuk sekolah, Ia tidak tahu Dani ini siapa karena Dani anak IPA dan Indah anak IPS. Mereka pun akhirnya dikenalkan oleh teman Dani yang juga teman Indah. Akhirnya mereka pun saling kenalan, walaupun awalnya canggung. Mereka pun akhirnya berteman, yang tadinya hanya teman biasa makin lama menjadi teman akrab.
Waktu itu, Indah tidak tertarik untuk pacaran. Menurut dia, pacaran hanya buang waktu saja, tetapi rasa suka itu tetap muncul. Dani ini tergolong pintar orangnya, baik, tegas, taat beribadah, suka menolong, dan yang paling penting orangnya sangat "nyambung" bila berbincang dengan Indah. Setelah berteman cukup lama, akhirnya Dani mengutarakan perasaannya. Indah memang suka sama Dani, tetapi rasa "tidak mau pacaran" itu tetap ada. Namun, rasa itu kalah dengan rasa suka Indah yang lebih besar dan akhirnya mereka pun berpacaran.
ADVERTISEMENT
Selama pacaran, Dani tidak berubah sama sekali, tetap baik malah jauh lebih baik, selalu memperlakukan Indah secara istimewa, selalu mendukung hingga Dani pernah berkata “Gue percaya dan yakin kalo tuhan tuh ciptain lo buat gue”. Indah bilang padaku bahwa dia sebenarnya bergidik ngeri saat mendengarnya tapi tidak bisa dibohongi dari mukanya kalau dia tetap salah tingkah kesenangan. Indah bilang selama pacaran, hubungan mereka baik-baik saja.
Namun, masalah mulai muncul ketika mereka menyadari bahwa bahasa cinta mereka tidak sama. Love language atau bahasa cinta itu ada lima yaitu act of service, physical touch, quality time, words of affirmation, dan receiving gifts. Indah memiliki bahasa cinta act of service, sedangkan Dani memiliki bahasa cinta quality time. Sebenarnya, bahasa cinta ini tidak berarti apa-apa ketika dua orang ini berusaha, tetapi kenyataanya adalah mereka sama-sama keras kepala.
ADVERTISEMENT
Indah yang memang punya dunia sendiri terkadang suka lupa untuk menunjukkan perhatiannya ke Dani yang membuat Dani merasa Indah tidak memiliki waktu untuknya. Akhirnya Dani pun menginginkan Indah untuk berubah menjadi lebih perhatian. Indah bilang padaku bahwa di dalam diri dia yang paling dalam, Indah nyaman dengan dirinya sendiri, tetapi akhirnya Indah mencoba untuk menjadi lebih perhatian dengan selalu menanyakan kabar, berusaha untuk bertemu, dan hal-hal yang lebih berfokus pada Dani. Namun, lama-lama Indah merasa bahwa Indah tidak nyaman. Parahnya lagi, ketika Indah sudah berusaha, Dani masih mengeluh dan bilang bahwa belum berubah. Akhirnya Indah pun lelah dan akhirnya jenuh, tetapi Indah tidak bilang apa-apa kepada kekasihnya dan masih bersikap normal.
ADVERTISEMENT
Indah mulai merasa Dani akhirnya sadar bahwa Indah tidak sesemangat dulu. Di satu sisi, Indah masih merasa disayang karena Dani masih suka membantu Indah , mendengarkan cerita Indah, dan Indah bilang sendiri bahwa Ia merasa disayang karena hal-hal seperti itu. Namun, Dani bilang kepada Indah bahwa Ia tidak merasa disayang karena Indah tidak memberikan bahasa cinta yang dia harapkan. Indah tidak bisa membohongi dirinya sendiri, Indah tidak nyaman. Akhirnya, Dani pun memutuskan Indah. Indah yang sudah lelah dan memang nyaman dengan dirinya sendiri, mungkin juga karena dari awal Indah tidak terlalu ingin pacaran, mengiyakan permintaannya.
Indah bilang dia tidak menyesal, Indah merasa itu kisah yang menarik apalagi untuk anak SMA yang masih cinta monyet. Indah juga tidak menyesal pernah dekat dengan Dani karena Dani pernah menjadi orang yang memberikan Indah banyak pengalaman menyenangkan, pelajaran, dan membantu Indah untuk menjadi orang yang lebih baik. Dari cerita Indah aku selalu teringat nasehatnya yaitu ketika kita menyayangi seseorang yang harus kita lakukan adalah menerimanya dengan apa adanya, tetapi kita tetap harus kompromi dan berkembang bersama menjadi manusia yang lebih baik.
ADVERTISEMENT