Jangan-jangan, Sumber Utama Keborosan Uang adalah Teman-teman Kita?

Annissa Sagita
Financial Planner
Konten dari Pengguna
26 Oktober 2018 15:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Annissa Sagita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kenapa rasanya sulit sekali menahan diri dari godaan? Setiap kali mau menabung dan investasi, ada saja yang membuat jadi teralihkan. Coba lihat sekitar kamu. Jangan-jangan, penyebabnya adalah teman-teman dekat kamu?
ADVERTISEMENT
Pengaruh teman, bisa jadi baik atau buruk. Seperti apa teman yang kira-kira membawa pengaruh buruk ke keuangan kamu? Yuk, cek satu persatu, termasuk kategori manakah teman-temanmu.
Gambar ilustrasi (Sumber: Pixabay).
1. Si Suka Pamer/Enggak Mau Kalah
Ada gawai terbaru diluncurkan, keesokan harinya dia sudah punya. Tidak ada yang salah, toh dia punya kemampuan untuk membelinya. Yang salah adalah ketika dia memamerkannya seakan-akan tidak ada yang mampu membelinya selain dia. Beberapa orang atau mungkin kamu, bisa jadi terpancing dan ikut membelinya, hanya karena ingin membuktikan kepada orang-orang sekitar bahwa kamu juga mampu.
2. Si Kompor
Si suka kompor terkadang adalah sahabat baik kamu sendiri. Justru dialah yang memberikan dukungan besar jika kamu dalam kesulitan. Dia juga yang sering mengatakan, “Sudah, beli saja barang yang kamu incar itu. Toh, kamu layak mendapatkannya.” Setiap kali berbelanja dengannya, sulit untuk keluar toko tanpa menenteng tas belanjaan.
ADVERTISEMENT
3. Si Suka Pinjam Uang
“Pakai uang kamu dulu ya, nanti aku ganti!” Ini adalah kalimat andalannya. Yang membedakan teman baik dan buruk adalah seberapa besar komitmen mereka untuk mengganti uang kamu. Apalagi jika sudah menjadi kebiasaan, dan dengan jumlah yang tidak sedikit pula.
Ada beberapa orang yang sudah melewati batas dalam hal pinjam-meminjam uang, dengan “senjata”nya yang mengatakan bahwa sebagai teman kamu tidak peduli, tidak ingat bahwa kalian sudah berteman sejak lama, ini yang terakhir kalinya pinjam, dan sebagainya. Dia bisa membuat kamu merasa sangat bersalah, padahal yang pinjam uang kan dia.
4. Si Penjual Produk Keuangan
Si penjual produk keuangan yang sedikit atau bahkan memaksa kamu untuk membeli produknya, bahkan membanding-bandingkan kamu dan teman lainnya, dengan harapan suasana kompetitif tersebut akan membuat kamu membeli lebih banyak dari teman lain.
ADVERTISEMENT
5. Si “Harus Bersama-sama”
Sekali-dua kali dalam seminggu berkumpul bersama tentu masih dalam batas wajar. Namun ketika frekuensi kumpul-kumpul menjadi lebih sering (dan menjadi di luar batas anggaran hiburan kamu) dan kamu dibuat menjadi merasa bersalah oleh mereka yang kumpul-kumpul, maka saat inilah pertemanan menjadi tidak sehat.
Mungkin keberadaan jenis-jenis teman seperti di atas sangat mudah disadari. Namun sadar ataupun tidak, kamu juga pasti akan terpapar kebiasaan-kebiasaan keuangan yang dilakukan oleh teman-temanmu. Sebanyak 78 persen responden berusia 25-34 tahun terpengaruh kebiasaan keuangan dari teman-temannya, menurut polling yang diadakan oleh American Institute of CPA (AICPA) tahun 2013.
Contohnya, ketika banyak di antara teman-temanmu yang terjerat utang kartu kredit, lama kelamaan kamu akan berpikir bahwa terjerat utang kartu kredit itu normal. Kenapa? Tentu saja karena banyak orang di sekitarmu yang melakukannya.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana menghadapi teman-teman yang “beracun” bagi keuangan kamu?
- Pilih teman dan pergaulan yang bisa membawa pengaruh positif
Studi tahun 2013 di Kanada yang dipublikasikan di Psychologycal Science oleh Catherine Shea, Gráinne Fitzsimons, dan Erin Davisson dari Duke University menyimpulkan bahwa orang yang merasa punya kendali diri yang rendah, memiliki ketergantungan kepada individu lain yang memiliki kendali diri yang tinggi.
Individu dengan kendali diri yang rendah bisa menolak godaan dengan bantuan teman yang punya kendali diri yang tinggi. Bantuan ini juga bisa diaplikasikan ke keuangan.
Contoh, berteman dengan orang yang disiplin menabung dan minta dukungannya ketika kamu sedang menyelesaikan target tabungan dana darurat hingga akhir tahun. Minta diingatkan ketika godaan untuk memesan kopi instan melalui ojek online datang di sore hari, atau ketika mall tempat makan siang sedang ada diskon besar-besaran di tanggal gajian.
ADVERTISEMENT
- Sering membuka percakapan soal perencanaan keuangan
Ketika datang ajakan untuk kumpul-kumpul, misalnya, arahkan untuk berkumpul di tempat yang ramah di kantong, sekaligus membuka obrolan tentang artikel perencanaan keuangan yang baru saja kamu baca, supaya teman-temanmu bisa terbuka pikirannya untuk melakukan perencanaan keuangan masing-masing. Jika sulit untuk menjadi pemimpin geng, usahakan untuk menjadi si pembawa pengaruh baik.
- Jangan takut untuk berkata tidak
Teman yang tulus akan mengerti bahwa kamu punya batas untuk anggaran hiburan dan punya target pribadi untuk biaya menikah atau membeli rumah, misalnya. Beranikan berkata "tidak" dan tawarkan alternatif lain jika kamu tidak bisa ikut kegiatan bersama-sama. Misalnya, kamu memutuskan untuk tidak ikut liburan bersama namun dengan senang hati ikut ngopi untuk mendengarkan cerita teman-temanmu tentang liburan tersebut.
ADVERTISEMENT
Sampai sini, merasa senang karena punya sedikit teman? Tunggu dulu. Menurut sebuah studi yang dipublikasikan oleh Journal of Consumer Research tahun 2013, memiliki lebih sedikit teman yang diasosiasikan dengan perasaan kesepian, perasaan ditinggalkan, membuat sesorang mengambil keputusan yang lebih berisiko dalam hal keuangan.
Semoga bermanfaat!
Annissa Sagita @nengnisye