Evolutionary Shifts: Transformasi Peran Manajer di Era Kerja Milenial

Antaiwan Bowo Pranogyo
Praktisi, Dosen STIE Indonesia Jakarta, Instruktur dan Konsultan di bidang SDM, Risk Manajemen dan Internal Audit. Seorang pembelajar dan pengajar, moto hidupnya: Memberi Value Added kepada masyarakat adalah kewajiban bukan hak.
Konten dari Pengguna
16 Maret 2024 22:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Antaiwan Bowo Pranogyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi: Manajer Milineal Sumber: https://www.pexels.com/photo/woman-in-purple-shirt-sitting-by-the-table-using-macbook-3811593/
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: Manajer Milineal Sumber: https://www.pexels.com/photo/woman-in-purple-shirt-sitting-by-the-table-using-macbook-3811593/
ADVERTISEMENT
Di sebuah kota besar, di sebuah kantor yang modern dan canggih, terdapat seorang manajer bernama Jennifer. Dia adalah sosok yang telah lama berada di jalur manajemen, bahkan pernah dinobatkan sebagai "Manajer Terbaik Tahun Ini." Namun, seperti banyak manajer lainnya di era milenial ini, Jennifer merasakan betapa cepatnya perubahan di tempat kerjanya.
ADVERTISEMENT
Dulu, seorang manajer seperti Jennifer hanya perlu mengawasi tugas-tugas yang diberikan kepada timnya dan mengharapkan ketaatan dari mereka. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi, restrukturisasi proses kerja, dan inisiatif kerja fleksibel yang semakin marak, peran seorang manajer mengalami transformasi yang signifikan.
Kita temui Jennifer di suatu pagi yang sibuk. Dia duduk di meja kerjanya, menatap layar komputernya yang dipenuhi dengan email, laporan, dan jadwal rapat yang padat. Raut wajahnya menunjukkan kebingungan dan kelelahan yang mendalam. Kepala departemen tempatnya bekerja telah melakukan restrukturisasi timnya, menghilangkan lapisan manajemen di atasnya, dan mendorong semua rapat untuk dilakukan secara daring. Perubahan-perubahan ini membuat Jennifer merasa kehilangan kendali atas situasi yang semakin rumit.
Namun, Jennifer bukanlah satu-satunya manajer yang mengalami kesulitan di era ini. Perubahan yang cepat di tempat kerja telah menyebabkan krisis dalam dunia manajemen. Peran manajerial yang tradisional telah menjadi ketinggalan zaman, mendorong organisasi untuk mendefinisikan kembali peran manajer agar lebih sesuai dengan tuntutan lingkungan kerja yang baru.
ADVERTISEMENT
Perusahaan-perusahaan besar seperti Telstra, IBM, dan Standard Chartered telah melakukan perubahan besar dalam memikir ulang peran manajer. Telstra, perusahaan telekomunikasi terkemuka, membagi peran manajer menjadi dua: pemimpin dalam mengelola orang dan pemimpin dalam mengelola pekerjaan.
IBM, di bawah kepemimpinan Ginni Rometty, melakukan transformasi besar-besaran dengan mengubah cara kerja manajer secara digital, memberikan mereka keterampilan baru, dan mengukur kinerja mereka melalui sistem pengembangan kinerja yang didukung oleh metrik. Sementara Standard Chartered, sebuah bank ritel ternama, fokus pada pengembangan manajer-menengah mereka menjadi pelatih melalui inisiatif seperti platform pelatihan berbasis kecerdasan buatan (AI) dan program pelatihan formal.
Peran manajer dalam lingkungan kerja abad ke-21 memang terus berubah. Tantangan-tantangan yang dibawa oleh restrukturisasi proses kerja, digitalisasi, dan inisiatif kerja fleksibel mengharuskan manajer untuk beradaptasi dan mendefinisikan kembali peran mereka. Namun, perusahaan-perusahaan juga harus mendukung manajer dalam proses adaptasi ini dengan menyediakan pelatihan, sumber daya, dan struktur manajemen yang direkayasa ulang.
ADVERTISEMENT
Ketika manajer fokus pada pembinaan budaya tim, mendukung keseimbangan kehidupan kerja, dan menjalin hubungan baik dengan karyawan mereka, tingkat keterlibatan dan produktivitas meningkat. Oleh karena itu, manajer harus beradaptasi dengan lanskap yang terus berubah dengan fokus pada pembinaan, komunikasi, dan kesejahteraan karyawan.
Dalam kesimpulan, peran manajer dalam lingkungan kerja abad ke-21 terus mengalami evolusi. Tantangan yang dibawa oleh restrukturisasi proses kerja, digitalisasi, dan inisiatif kerja fleksibel membutuhkan manajer untuk beradaptasi dan mendefinisikan kembali peran mereka.
Organisasi harus mendukung manajer dalam proses adaptasi ini dengan menyediakan pelatihan, sumber daya, dan struktur manajemen yang direkayasa ulang. Dengan mengatasi dimensi-dimensi kekuasaan, keterampilan, dan struktural yang berubah dalam peran manajerial, perusahaan dapat memastikan bahwa manajer dilengkapi untuk memimpin dengan sukses di dunia kerja yang baru.
ADVERTISEMENT