Takbir bergema, esok lebaran, sedang saya tengah mengurus jenazah. Sepekan lalu, pada malam Iduladha, ada dua jenazah yang harus saya urus. Tim sukarelawan kami bergegas ke TKP, membawa peti jenazah yang bahkan kami buat sendiri—pasokan sudah habis.
Menjadi relawan yang mengurus pemulasaraan jenazah di masa krisis COVID-19 ini menuntut kami untuk terus siap 24 jam. Tugas saya (sebagai sopir ambulans) dan tim (pemulasaraan jenazah) tidak kami anggap sebagai sebuah kerja yang membebani.
Ini adalah misi kemanusiaan. Tujuannya sederhana saja: mengantarkan jenazah ke tempat peristirahatan terakhirnya secara layak. Memanusiakan manusia di saat-saat terakhir mereka berada di dunia.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814