Investasi Melalui Human Capital

Antyanadea Maharani
Saat ini saya sedang menikmati proses mencari ilmu di Magister Manajemen, Pascasarjana Universitas Islam Malang.
Konten dari Pengguna
20 Januari 2021 6:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Antyanadea Maharani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Investasi melalui human capital sangat mempengaruhi kemajuan suatu bangsa, terutama dalam bidang sumber daya manusia. Agar memberikan dampak yang lebih luas, sumber daya manusia tersebut harus diperhatikan dan dikelola dengan baik. Dalam buku The Wealth of Nations (1776), Adam Smith (1723-1790) yang dikenal sebagai Bapak Ilmu Ekonomi menyebutkan konsep yang ia namai dengan ‘Human Capital’ atau ‘Modal Manusia’. Menurut Adam Smith, sumber daya berupa pendidikan, keterampilan, bakat, dan kompetensi seseorang dapat dipandang sebagai bentuk kapital. Human capital menjadi salah satu faktor produktivitas suatu negara, selain sumber daya alam, teknologi, dan modal-modal lainnya.
ADVERTISEMENT
Robert M. Solow (1924), ahli ekonomi Amerika peraih Nobel tahun 1987 yang terkenal dengan The New Growth Theory-nya, dalam sebuah artikel yang dimuat oleh The Quarterly Journal of Economics, menegaskan pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan dan investasi modal sumber daya manusia atau human capital guna memacu tumbuhnya perekonomian suatu negara. Oleh sebab itu, suatu negara akan lebih baik jika mengedepankan pembangunan sumber daya manusianya sebagai suatu ‘modal’, sebelum membangun fisik negaranya. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Pembukaan UUD 1945 alenia ke empat, bahwa salahsatu tujuan dibentuknya Pemerintahan Negara Indonesia yaitu untuk ‘mencerdaskan kehidupan bangsa’. Melalui istilah ‘Human Capital’ inilah semua orang dinilai memiliki kesempatan untuk berinvestasi dalam diri mereka, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi manusia yang berkualitas, berprestasi, dan siap bersaing.
ADVERTISEMENT
Investasi berupa modal manusia atau human capital dapat di analogikan seperti ketika para fresh graduate dihadapkan pada pilihan untuk bekerja atau melanjutkan pendidikannya pada jenjang yang lebih tinggi. Apabila dilihat dari kacamata ekonomi, tentu yang lebih bernilai ‘materi’ di masa kini adalah pilihan untuk bekerja, karena dengan bekerja seseorang akan memperoleh gaji berupa uang. Namun apabila ditelusuri lebih lanjut, ketika mereka memilih melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi, hal itu sama artinya dengan berinvestasi dalam modal manusia mereka. Sehingga, gaji yang diperoleh bukan berupa uang, melainkan imbal hasil atas modal tesebut di masa depan.
Dengan demikian, ekonomi tidak selamanya tentang uang, melainkan juga tentang cara kita memandang manusia. Sebab, pada hakikatnya ilmu ekonomi adalah sejarah tentang cara kita berperilaku guna mendapatkan untung dalam segala situasi. Dalam hal ini, berinvestasi dalam human capital juga memiliki tujuan untuk mendapatkan untung. Keuntungan tersebut berupa bertambahnya ilmu pengetahuan, keterampilan, serta kompetensi yang dapat dinikmati oleh diri sendiri, masyarakat, bahkan negara. Seberapa sukses investasi human capital yang dilakukan, tentu tergantung dengan doa, usaha dan dukungan dari segala pihak dalam setiap proses yang dilalui.
ADVERTISEMENT