Konten Viral Sebagai Sarana ‘S3 Marketing’

Antyanadea Maharani
Saat ini saya sedang menikmati proses mencari ilmu di Magister Manajemen, Pascasarjana Universitas Islam Malang.
Konten dari Pengguna
21 Januari 2021 6:11 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Antyanadea Maharani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di era revolusi industri 4.0 kini, konten viral dianggap sebagai sarana ‘S3 marketing’. Hal tersebut terjadi karena adanya kemajuan teknologi yang sejalan dengan menjamurnya bisnis. Media sosial pun menjadi pilihan yang efektif dan efisien dalam memasarkan suatu produk/jasa. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan ‘S3 marketing’? Dan seberapa besar pengaruh konten viral terhadap penjualan suatu produk? Mari kita bahas pada ulasan berikut.
ADVERTISEMENT
S3 Marketing merupakan sebuah trik pemasaran, dimana pelakunya membuat suatu iklan yang unik dan tidak terduga atau nyeleneh (out of the box). Sehingga masyarakat menjuluki dengan sebutan ‘S3 marketing’. Jenis marketing seperti ini biasanya banyak mengundang perhatian netizen karena rasa penasaran. Kemudian menjadi viral di media sosial, seperti instagram, tiktok, twitter, youtube, whatsapp, dll.
Konten viral sendiri adalah jenis konten yang membuat netizen tergerak untuk membagikan konten tersebut (share) pada teman-temannya. Keberadaan konten viral mampu menjadi sarana S3 marketing, sebab semakin banyak konten tersebut dibagikan pada orang lain, akan semakin luas target pasar yang dituju. Sehingga tak jarang beberapa pemilik usaha memilih jenis pemasaran seperti ini, yaitu memasarkan lewat seseorang yang bekerja di bidang industri kreatif. Khususnya yang mampu membuat konten menarik dan memiliki engangement tinggi di media sosialnya, biasanya seseorang itu disebut dengan influencer atau content creator.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa cara bagi pemilik usaha untuk memasarkan produknya melalui konten viral, yaitu :
1. Memilih influencer yang dinilai sesuai dengan image produk.
Kebiasaan masyarakat Indonesia adalah suka meniru sosok yang dikagumi. Dalam hal ini, ketika influencer menggunakan suatu produk tertentu maka diharapkan konsumen atau followers akan tertarik untuk menggunakannya juga.
2. Influencer memiliki bakat dalam membuat konten menarik.
Pastikan mereka memiliki bakat sesuai dengan image produk dan konten yang biasa di publish tidak menyalahi aturan UU ITE. Misalnya, memilih seorang influencer yang memiliki bakat seni editing foto digital dengan menggunakan beberapa aplikasi seperti Pro Create, Autodesk Sketchbook, dll. Sehingga foto produk yang awalnya biasa saja, bisa menjadi lebih menarik atau eye catching.
ADVERTISEMENT
2. Mengenal jenis followers atau pengikut di media sosial.
Tujuannya agar target pasar yang dituju sesuai dengan produk. Apabila produk yang akan dipasarkan adalah produk untuk kebutuhan remaja kelas menengah, maka pastikan bahwa followers dari influencer tersebut juga didominasi oleh remaja kelas menengah.
3. Melihat tingkat engangement.
Engangement yang dimaksud disini adalah hubungan antara si pemilik akun (influencer) dengan followersnya. Hubungan tersebut diukur dari seberapa banyak postingan influencer itu dilihat dan ditanggapi oleh followers. Semakin banyak followers yang melihat dan melakukan tanggapan berupa like, comment dan share, bahkan mengaktifkan notifikasi postingan, tentu akan semakin meningkatkan engangement.
Itulah ulasan singkat tentang konten viral sebagai sarana S3 marketing. Konten viral disini hanya bertujuan untuk meraih target pasar sebanyak mungkin agar mereka tertarik membeli suatu produk. Selanjutnya, dalam usaha meningkatkan penjualan dibutuhkan pelayanan konsumen yang cepat, tepat, ramah dan bertanggung jawab. Agar calon konsumen tadi tidak berpaling dengan produk serupa dari merk pesaing.
ADVERTISEMENT