news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Salam Mesin Kanan

Anuraga Gilang
Hii, saya gilang, lahir diJogja 24 November 1999. saat ini saya masih studi dijenjang perkuliahan d3 salah satu universitas negeri di Jogja
Konten dari Pengguna
28 Desember 2020 14:35 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anuraga Gilang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi Vespa Strada
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi Vespa Strada
ADVERTISEMENT

Vespa, siapa yang tak tahu kendaraan roda dua asal Italia yang satu ini? Hampir semua orang tahu motor pabrikan Piaggio Italia ini. Motor yang mungkin dulu jadi moda transportasi penunjang orang tua kita saat masih pacaran dulu hahaha. Dengan desain yang unik dan eyecatching, motor ini merupakan motor paling laris dan paling diminati pada masanya. Seakan tak termakan zaman, besi tua yang satu ini masih banyak dicari oleh para penggemarnya, bahkan 2 tahun terakhir ini harga vespa tua semakin mahal saja. Apalagi untuk yang jenis Smallframe pasaran harganya sampai 30an juta. Tapi bukan itu yang kali ini akan saya bahas.

ADVERTISEMENT
Perkenalkan saya gilang, saya juga merupakan penggemar Vespa tua. Awal mula saya memilih Vespa pada saat saya lulus SMA, saya ditawari oleh bapak akan dibelikan motor untuk transportasi ngampus, karena sebelumnya saya penunggang Supermoto dan menurut saya akan sangat merepotkan ketika saya gunakan untuk kuliah dengan barang bawaan yang cukup banyak. Apalagi saya berkuliah di jurusan Teknik Mesin yang mana saya masih awam dengan dengan dunia otomotif. Maka saya memutuskan untuk membeli Vespa tua dengan harapan akan banyak trouble pada motor yang memaksa saya untuk mengotak atiknya. Maka terbelilah Vespa PS Strada tahun 1989 seharga 6juta. Tarjo nama motor saya.
Salam Mesin Kanan, begitulah semboyan para pevespa di Indonesia. Yang membuat saya terkagum kagum dengan motor ini tak lain dan tak bukan adalah solidaritas antar pecinta Vespa. Dimulai dari budaya menyapa ketika bertemu dijalan . Tak Cuma sapaan hangat yang didapatkan, jika motor trobel dijalan pasti akan selalu ada yang akan membantu baik sesama pengguna Vespa atau bahkan tak jarang pengguna motor lain juga dengan senang hati akan menepi dan membantu. Ya setidaknya itulah gambaran solidaritas sesama pengguna Vespa yang melekat.
ADVERTISEMENT
Saya pribadi pernah mengalami hal ini. Waktu itu saya pulang dari kampus menggunakan Vespa dan mogok dijalan. Karena masih minimnya pengetahuan tentang mesin Vespa yang saya lakukan hanya menyelahnya terus menerus, bahkan kunci busi saja saya tak membawanya. Tak lama kemudian ada sepasang anak muda dengan menunggangi Vespa menepi dan membantu saya menyalakan si Tarjo. Saya hanya bisa melihat dan mengamati apa saja yang dilakukan masnya ini, ya karena saya minim pengetahuan tadi. Treng teng teng teng teng…. Akhirnya si Tarjo bisa hidup kembali. Merasa tak enak hati saya mengeluarkan selembar uang kertas 50 ribu untuk diberikan ke pria itu. “Tidak usah mas, kita kan saudara, sesama pengguna Vespa memang harus saling membantu” kata Pria itu sebelum pamit untuk pergi. Kali itu saya hanya terdiam. “segitunya ya solidaritas antar pevespa” kataku dalam hati.
ADVERTISEMENT