Surat Terbuka Untuk Aliansi BEM Jakarta Bersuara

Konten dari Pengguna
8 April 2020 9:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anwar Saragih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Aliansi BEM Jakarta Bersuara saat menggelar konferensi pers bertajuk "Lockdown Solusi atau Politisasi" di bilangan Kebayoran Baru. Sumber Foto : Tibunnews
zoom-in-whitePerbesar
Aliansi BEM Jakarta Bersuara saat menggelar konferensi pers bertajuk "Lockdown Solusi atau Politisasi" di bilangan Kebayoran Baru. Sumber Foto : Tibunnews
ADVERTISEMENT
Adik-adik mahasiswa yang baik, nalar kristis anak muda itu tidak hanya perlu ada, tapi juga harus logis dan realistis. Setidaknya, berpikir panjanglah sebelum mengeluarkan pendapat, apalagi dipaparkan di media yang semua orang akan membacanya.
ADVERTISEMENT
Ini bukan waktunya bekomentar sinis terhadap fasilitas hotel bintang 5 yang didapatkan para petugas medis, entah itu dokter atau perawat.
Rasa-rasanya, saya pikir itupun masih kurang dibandingkan kontribusi dan risiko kerja yang mereka dapatkan dalam menangani infeksi Covid 19 di Indonesia.
Mereka bahkan pantas mendapatkan fasilitas terbaik, seperti yang didapatkan banyak pejabat di negeri ini : makanan terbaik, pengamanan, gaji yang besar dan kemuliaan sebagai manusia.
Petugas kesehatan adik-adik, kini sedang berada di bukit jurang yang amat tinggi dalam menopang keberlangsungan hidup manusia Indonesia. Sedikit saja tergelincir, mereka pun bisa ikut jatuh ke dalam lembah yang amat dalam itu.
Lihat saja datanya, sudah puluhan petugas kesehatan yang terinfeksi positif corona sampai meninggal kala menangani korban pandemi ini.
ADVERTISEMENT
Banyak kasus pula adik-adik, perawat ditolak warga, kala ia kembali ke rumah tempat mereka tinggal. Alasannya, mereka dianggap telah ikut membawa virus. Beberapa petugas kesehatan yang tinggal di kamar kos pun ikut diusir pemilik kosnya karena alasan serupa. Miris dan sedih.
Saat ini, petugas kesehatan hanya membutuhkan sedikit ketenangan. Agar mereka semangat bekerja, agar mereka fokus menjalankan tugasnya dan agar mereka semakin termotivasi menangani korban wabah ini.
Adik-adik mahasiswa pasti tahu, jika petugas kesehatan bekerja di bawah sumpah, yang tidak hanya mereka pertanggungjawabkan pada negara juga pada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Segala aktivitas mereka memiliki rekam medis, yang sedikit saja keliru bisa dituduhkan sebagai kegiatan malapraktik karena dianggap lalai menjalankan pekerjaannya dan berujung pada kurungan penjara. Artinya mereka tidak hanya bekerja atas nama sains, tapi juga semua tentang tanggungjawab profesinya dan umat yang beragama.
ADVERTISEMENT
Jika adik-adik mahasiswa merasa bingung membuat isu di masa pandemi ini. Saya punya rekomendasi yang bisa kalian kritisi : DPR akan mensahkan RKUHP, komunikasi publik Kemenkes soal data pandemi ini masih buruk dan Polri telah membuat aturan penghinaan presiden yang anomali dengan kebijakan Kemenhumham soal melepaskan napi di masa pandemi.
Pilih saja itu yang menurut adik-adik layak untuk dikritisi dan mengundang pemberitaan media. Tapi tolong segala yang bertautan dengan fasilitas untuk para petugas kesehatan jangan dinyinyiri dengan berlebihan.
Karena korban pandemi ini bisa menginfeksi semua orang di Indonesia, termasuk adik-adik mahasiswa sendiri.