Kangen

Apria W Alfisa
Berusaha untuk Berguna untuk orang lain
Konten dari Pengguna
9 Juli 2022 10:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Apria W Alfisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sekitar Tugu Jogja. Sabtu, 2 Juli 2022. Foto: Dok. Penulis.
zoom-in-whitePerbesar
Sekitar Tugu Jogja. Sabtu, 2 Juli 2022. Foto: Dok. Penulis.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kangen pengin nulis. :-)
Kangen aja udah lama enggak menulis di kumparan. Entah kesibukan apa yang menahan jari ini mengetikkan sesuatu di keyboard K380. Entah karena enggak ada ide yang mau dituliskan. Entah juga karena sebab lainnya. Tapi beneran. Kangen mem-publish sesuatu di kumparan.
ADVERTISEMENT
Apa yang akan dituliskan berikutnya juga enggak ada yang penting. Anda boleh berhenti sekarang dan tidak perlu meneruskan membaca kata dan kalimat berikutnya. Sekedar melatih kembali jari jemari menuangkan apa yang ada di pikiran.
Enggak ada yang istimewa. Enggak kayak lagunya Ndarboy Geng, Koyo Jogja Istimewa, 2022. Judulnya yang menarik saya buat mendengarkan. Mungkin karena saya lahir dan besar di Jogja, maka kalau ada sesuatu yang menyebut Jogja, pasti menarik perhatian. Lagunya emang enak didengar dan ternyata itu berseri, video musical series. Seri ke-4 seingat saya.
Kangen juga pengin ketemu teman. Entah (juga) karena kesibukan, pengin ketemu teman kantor sekota aja susah. Pengin ngopi di Surjoy, kesampaiannya ngopi di Project Space deket kantor. Sendirian. Apa enaknya ngopi sendiri? Meskipun kadang seaktu-waktu kita juga perlu sendirian. Merenungi apa yang telah terjadi. Muhasabah bahasa kerennya.
ADVERTISEMENT
Kangen juga yang membawa saya memaksakan diri berkendara dengan keluarga ke Jogja dari Bandung meskipun ada sakit yang terasa di sekitar pinggang. Berangkat Jumat pagi dan Minggu sore harus sudah ada di Subang. Anak sulung harus sudah kembali ke pesantren.
Dulu sebelum menikah dan punya anak, 'pulang' ke Jogja itu rasanya seperti perjalanan biasa saja. Ketemu orang tua itu kayak semacam sekedarnya. Yang penting ketemu. Namun ketika sudah menjadi 'orang tua', ketemu orang tua itu rasanya suatu 'kebutuhan' yang harus dipenuhi.
Jumat pagi itu, seseorang saya tawarin mau oleh-oleh dari Jogja? Jawabnya malah pengin ikut ke Jogja. Pengin berlibur. Inilah bedanya saya dan teman-teman kalau ke Jogja. Saya mah ke Jogja itu untuk menengok orang tua (baca: ibu). Mana ada anak yang tega menjadikan rumah ibunya seperti penginapan gratis? Niatnya nengok tentu saja harus bersama Ibu di rumah. Mengantar ke suatu tempat sesuai keinginan beliau.
ADVERTISEMENT
Namun, saya juga punya anak remaja yang pengin eksis di medsos. Saya juga :-) Cuman bedanya remaja sekarang lebih aktif di Instagram sedangkan bapaknya lebih senang posting di facebook. Di sela-sela menemani Ibu sempat menyisihkan sedikit waktu menyantap 'nasi kucing' di Angkringan Jabrik di teras kantor Kedaulatan Rakyat. Berjalan ke utara ke arah Tugu melihat ramainya wisatawan yang berpose dengan latar belakang Tugu Jogja. Itu menggoda saya juga untuk berfoto di Tugu. Pertama kalinya bagi saya, yang lahir dan besar di Jogja, berfoto dengan latar Tugu Jogja. He he he...
Wallahu a'lam.