Pantauan Puskesmas yang Terlambat

Apria W Alfisa
Berusaha untuk Berguna untuk orang lain
Konten dari Pengguna
17 Februari 2021 20:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Apria W Alfisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tenaga medis menggunakan alat pelindung diiri saat melayani warga yang akan berobat di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Dumai Kota di Dumai, Riau. Foto:  ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
zoom-in-whitePerbesar
Tenaga medis menggunakan alat pelindung diiri saat melayani warga yang akan berobat di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Dumai Kota di Dumai, Riau. Foto: ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
ADVERTISEMENT
Hari ke-21 di Safe House. Tepat pukul 09:35 menurut catatan google, saya meninggalkan safe house. Front office di safe house mencatat saya berada di sana selama 20 hari. Untuk sekadar tahu saja, satu gelas yang pecah itu dihargai lima puluh ribu rupiah. He he he...
ADVERTISEMENT
Tidak lupa pamit, ketuk pintu seberang kamar. Berusaha menguatkan. Dia duluan masuk safe house dari saya. Mudah-mudahan segera negatif. Siang ini tadi jadwal tes swab-nya. Pamit juga di WhatsApp Grup safe house. Pulang.
Sesampai di rumah menimbang berat badan. 51,6 kg. Naik 1,6 kg. Masih wajar. Lagian kata orang-orang saya terlalu kurus.
Tidak berapa lama kemudian, ada pesan WhatsApp masuk. Katanya dari Puskesmas. Bilangnya mau memantau kesehatan karena ada laporan positif COVID-19 dari laboratorium yang pertama melakukan tes swab ke saya. Hellooo. Itu sudah tiga minggu yang lalu. Entah di mana macetnya informasi. Karena petugas Puskesmas ini bilangnya akan memantau selama 14 hari isolasi mandiri. Padahal saya sudah negatif.
Kemudian karena saya sampaikan bahwa akan melanjutkan isolasi mandiri di rumah sampai akhir bulan Februari ini, pihak Puskesmas akan melakukan pemantauan selama isolasi mandiri di rumah. Tidak lupa juga mengirimkan bagan penanganan orang yang terpapar COVID-19.
Bagan Manajemen Kesmas.yang didapat Penulis dari Pegawai Puskesmas di tempat tinggal penulis.
Nampaknya ada keterlambatan informasi mengenai data orang yang terpapar COVID-19. Dari pesan WhatsApp yang disampaikan petugas puskesmas, data dari laboratorium dikirimkan ke Dinas Kesehatan Provinsi. Itupun tanggal kirimnya menurut saya sudah terlambat, 28 Januari.
ADVERTISEMENT
Saya melakukan tes swab PCR tanggal 26 Januari, hasilnya diterima ke saya tanggal 27 Januari. Mestinya dengan teknologi sekarang, data bisa langsung dikirim tanggal 27 Januari tersebut.
Kemudian entah bagaimana pengolahan datanya, apakah diteruskan dahulu ke Dinas Kesehatan Kota atau langsung ke Puskesmas atau melalui Satgas COVID-19 Provinsi dahulu baru ke Satgas Covid-19 Kota?
Yang jelas, kalau niatnya untuk tracing sudah sangat terlambat.