Untuk Bertepuk Butuh 2 Tangan, untuk Berselingkuh Butuh 2 Hati

Apria W Alfisa
Berusaha untuk Berguna untuk orang lain
Konten dari Pengguna
22 Februari 2021 13:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Apria W Alfisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi cewek selingkuh Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cewek selingkuh Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Sekitar bulan Mei 2018, dapat kiriman di salah satu WhatsApp Grup sebuah video klip yang belakangan saya ketahui di-cover oleh Nissa Sabyan berjudul Deen Assalam. Saat itu saya sempat menanyakan ke rekan-rekan yang lebih paham dengan bahasa arab. Pertanyaan saya waktu itu, "Iki bahasa arab mana, ya? Banyak kosa kata nggak familiar di telinga... Atau karena syair?". Salah satu rekan saya menanggapi, "Iku nisa dr grup gambus sabyan.. terkenale nisa sabyan."
ADVERTISEMENT
Salah seorang rekan lainnya mengirim tautan ke berita di kumparan dengan judul "Bertemu Sabyan Gambus, Grup Musik Religi dengan 100 Juta Viewers".
Itu pertama kali saya mengenal apa itu namanya gambus dan apa itu Sabyan Gambus. Saat itu saya jadi penggemar Sabyan Gambus dan mengikuti hampir semua lagu yang diproduksi oleh Sabyan Gambus. Baik yang diciptakan sendiri oleh Sabyan Gambus maupun cover-nya. Tertarik dengan vokalisnya yang masih muda, tampilan pakaiannya juga menarik, sangat anak muda dengan tidak meninggalkan syariat Islam untuk menutup aurat. Bahkan sempat saya sampaikan ke putri saya, "Kenapa nggak berpakaian seperti Nissa Sabyan?".
Teman-teman di kantor juga tahu saya penggemar Sabyan Gambus. Kemarin ketika booming lagu Aisyah sering sekali saya putar keras-keras musiknya di ruangan saya, sore setelah selesai pelayanan. Makanya saat ada berita selingkuh Nissa Sabyan dan Ayus Sabyan, sebuah pesan WhatsApp masuk ke saya —kebetulan saya masih isolasi mandiri di rumah— "Pak nissa sabyan jadi pelakor wkwkwkw, kata eteh, bpk ilfil ngga 🤭?"
ADVERTISEMENT
Kenapa ketika terjadi perselingkuhan yang sering dijadikan 'tersangka' adalah perempuannya? Banyak faktor. Untuk kasus Sabyan ini mungkin karena Nissa-nya masih berstatus lajang sedangkan Ayus sudah mempunyai istri dan anak. Tapi jika pun perempuannya sudah menikah dan laki-lakinya juga sudah menikah, sering yang dijadikan tersangka adalah perempuannya, sehingga sampai muncul istilah pelakor, perebut laki-laki orang.
Dalam menjalin hubungan antara laki-laki dan perempuan, harus ada persetujuan dan keikhlasan kedua belah pihak. Dalam peribahasa 'bertepuk sebelah tangan' menandakan cinta yang tak berbalas, sehingga tidak akan mungkin terjadi perselingkuhan. Untuk berselingkuh butuh dua hati. Dua pihak. Perselingkuhan terjadi karena ada dua pihak yang sepakat. Kenapa mereka bisa bersepakat?
Banyak faktor yang melandasi terjadinya perselingkuhan. Dalam peribahasa jawa ada ungkapan, "Witing Tresno Jalaran Soko Kulino". Ini yang paling sering terjadi —meskipun penulis juga kurang tahu apakah sudah ada penelitian tentang faktor dominan yang menyebabkan terjadinya perselingkuhan. Sering bertemu. Dan seringnya adalah karena pekerjaan.
Ilustrasi pekerja sedang berdiskusi berduaan di ruangan kantor.
Intensitas bertemu terus-menerus biasanya mengakrabkan antar individu yang berinteraksi. Jadi seperti merasa keluarga. Karena merasa sudah seperti keluarga, batas mulai diperlonggar. Candaan dengan kata maupun sentuhan fisik mulai tidak terkontrol. Setelah itu, bentengnya tinggal iman dan akhlak.
ADVERTISEMENT
Jadi kenapa perempuan yang disalahkan? Hampir mustahil menemukan laki-laki seperti Nabi Yusuf yang bisa dengan tegas menolak ajakan Zulaikha dan memilih dipenjara. Kuncinya memang di perempuan. Laki-laki mana yang kuasa menolak ajakan perempuan jika situasi dan kondisinya mendukung?