news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

A.J Patty, Perajut Keindonesiaan dari Timur

23 Maret 2017 12:05 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
A.J Patty, pahlawan asal Ambon/ (Foto: istimewa)
Jasad Alexander Jacob Patty akan kembali ke tanah kelahirannya di Ambon. Rabu (22/3). Pemindahan jasad tersebut telah melalui proses pemindahan yang difasilitasi oleh Pemerintah Daerah Ambon. Jenazah A.J Patty akan dikebumikan melalui upacara kenegaraan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kapahaha, Kecamatan Silihahu, Ambon.
ADVERTISEMENT
Meski belum mendapat gelar pahlawan nasional, jasa tokoh asli Ambon ini begitu besar dalam perjuangan pra kemerdekaan. Dia aktif dalam berbagai organisasi dan dunia jurnalistik.
A.J. Patty memiliki sumbangsih besar terhadap proses perebutan kemerdekaan bangsa Indonesia. Dalam buku Separatism and State Cohesion in East Indonesia karya Chris Lundry, A.J. Patty bersama pahlawan dari Ambon seperti Johannis Latuharhary dan Johannes Leimena disebut sebagai pemikir gagasan keIndonesiaan dari timur.
Pada masa pencarian identitas nasional, A.J. Patty mampu merangkai perbedaan dengan rangkaian konsep kesatuan. A.J. Patty dianggap berkontribusi besar untuk membentuk gagasan nasionalisme yang setara dan mewakili corak Ambon di level nasional hingga membentuk imaji utuh identitas Indonesia.”
Sifatnya yang tak pandang bulu terhadap penindasan yang dilakukan pemerintah kolonial Belanda tidak pernah hilang dari muda hingga wafat.
ADVERTISEMENT
Proses pembongkaran jasad A.J. Patty (Foto: ANTARA FOTO/Novrian Arbi)
A.J. Patty lahir 15 Agustus 1901 di Desa Noloth, Ambon. Dia pindah ke Surabaya untuk mengenyam pendidikan di Nederlandsche Indische Aartens School (NIAS). Saat menjalani pendidikan tingkat pertama, dia memulai beberapa aktivitas perlawanan. Pernah suatu ketika menunjukkan protes kepada pemerintah Belanda karena melakukan diskriminasi terhadap anggota KNIL yang berasal dari Ambon. Karena ulahnya, A.J. Patty dikeluarkan dari sekolah.
Konsekuensi semacam itu terlalu remeh untuk menyurutkan keberaniannya. A.J. Patty tidak menyurutku langkahnya. Sepanjang hidupnya, narasi perlawanan terus ia gaungkan. Organisasi demi organisasi ditapaki sebagai wadah gelora perlawanannya kepada pemerintah kolonial.
Organisasi pertamanya adalah Perkumpulan Kemakmuran Rakyat Ambon. Seiring perkembangan pergerakan nasional yang saling merajut simpul kedaerahan, A.J. Patty kemudian mendirikan Sarekat Ambon pada 1913.
ADVERTISEMENT
Tujuan gerakan A.J. Patty awalnya untuk memperbaiki taraf kehidupan orang Ambon di Pulau Jawa.
Baru pada tahun 1920, seiring dibukanya kantor Sarekat Ambon di Semarang, organisasi tersebut memberanikan diri untuk menjalankan agenda politik.
Akhirnya A.J. Patty kembali ke Ambon pada April 1923. Di tanah kelahirannya, dia berkeliling ke berbagai penjuru pulau untuk menggaungkan semangat yang diusung Sarekat Ambon.
Gerakan Sarekat Ambon cepat populer di mata orang Ambon. Selain atas nama keresahan yang sama sebagai bangsa terjajah, A.J. Patty mengusung semangat kebersamaan bagi seluruh orang Ambon. Sarekat Ambon terbuka bagi seluruh orang Ambon apapun latar belakangnya, baik itu Muslim ataupun Kristiani.
Namun reputasi Sarekat Ambon berbeda di mata pemerintah kolonial. Sarekat Ambon adalah ancaman legitimasi penjajahan Belanda kala itu.
ADVERTISEMENT
Aktivitas di Sarekat Ambon dibredel oleh pemerintah Belanda. A.J. Patty dianggap penghasut rakyat. Kisah ini mengawali pengasingannya. Berawal dari menjalani pengadilan di Makassar, kemudian ke Bengkulu. Pengasingan terakhir A.J. Patty berada di Boven Digul, Papua.
Beruntung, dia masih bisa terlibat dalam perjuangan bangsa Indonesia menjelang kemerdekaan.
A.J. Patty tutup usia pada tahun 1947 di Bandung dan jasadnya dikebumikan di sana.
Jasad A.J. Patty dipindah dari Bandung ke Ambon (Foto: ANTARA FOTO/Novrian Arbi)