Alumni: Tidak Ada Budaya Kekerasan di SMA Taruna Nusantara

31 Maret 2017 21:40 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Para siswa SMA Taruna Nusantara. (Foto: Facebook Official SMA Taruna Nusantara)
Jumat (31/3) menjadi hari berkabung bagi almamater SMA Taruna Nusantara. Pagi itu, junior mereka tewas dengan luka akibat senjata tajam di leher bagian kiri. Krisna Wahyu Nurachmad, pelajar kelas X, tewas di atas ranjangnya di Graha 17.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Ikatan Alumni Taruna Nusantara, Dani Akhyar, mengaku bahwa kejadian ini menggegerkan keluarga besar alumninya. “Kami sangat berduka. Betapa terkejutnya kami atas kejadian yang tidak pernah kami bayangkan sebelumnya,” ujar Dani ketika dihubungi kumparan (kumparan.com), Jumat (31/1).
Ikatan Alumni menegaskan akan menghormati proses hukum. “Kami menghormati proses penyelidikan yang dilakukan oleh kepolisian. Kami akan menghormati proses agar berjalan tanpa intervensi.”
Para siswa SMA Taruna Nusantara, Magelang. (Foto: Facebook Official SMA Taruna Nusantara)
Dani meredam spekulasi bahwa ada budaya kekerasan di almamaternya. Alumni angkatan kelima tersebut berujar bahwa sekolahnya adalah lembaga pendidikan yang menekankan kedisipilinan, bukan pengekangan.
“Tidak ada lembaga pendidikan yang mengajarkan kekerasan,” tegas Dani. Ia melanjutkan, “Makanya kami semua kaget juga, karena kami tidak punya budaya kekerasan. Belum pernah terjadi tragedi seperti ini.”
ADVERTISEMENT
Deny membeberkan saat dia sekolah tahun 1994, tidak ada cerita mengenai kehidupan asrama yang penuh tekanan dan senioritas. “Antara pamong, guru, senior, dan junior terjalin dengan rasa hormat. Tidak ada senioritas di sekolah.”
Bahkan Dani menceritakan adanya Kode Kehormatan Siswa yang dipegang teguh pelajar. “Kalau siswa yang melanggar aturan tersebut, langsung dikeluarkan. Karena disiplinnya ketat, tidak ada celah-celah untuk melakukan tindakan kekerasan,” tegasnya.
SMA Taruna Nusantara yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, merupakan sekolah asrama yang menonjolkan wawasan kebangsaan, kejuangan, dan kebudayaan. Seluruh siswa sekolah diwajibkan tinggal di asrama yang disebut Garah. Kurikulum pengajaran dari Kemendikbud, siswa SMA TN juga diberi kurikulum bela negara. Jadwal pun diatur dengan kurikulum yang ketat, salah satunya apel pemeriksaan tiga kali sehari.
ADVERTISEMENT