Bahasa Jawa Bergaung di Bandara Dubai Sejak 2015

5 Agustus 2017 17:15 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
“Nuwun sewu, Bapak-bapak soho Ibu-ibu, penerbangan Emirates EK tigo gangsal wolu dateng Jakarta bade sedyo...”
ADVERTISEMENT
Kalimat itu seketika mengundang tawa sejumlah penumpang asal Indonesia yang sedang menunggu penerbangan di Bandara Dubai, Uni Emirat Arab. Termasuk Wahyu Pratomo, penumpang maskapai Emirates Airlines rute Amsterdam-Jakarta yang sedang transit di kota dengan populasi terpadat di UEA itu.
“Saya soalnya belum pernah dengar pengumuman informasi penerbangan berbahasa Jawa di Indonesia sendiri,” ucapnya kepada kumparan (kumparan.com), Jumat (4/8).
Pemilihan Bahasa Jawa sebagai sarana pemberian informasi kepada calon penumpang di Bandara Dubai tentu bukannya tanpa alasan. Manajemen bandara menyadari, penumpang mereka bukan hanya penutur Bahasa Inggris saja.
Bandara Dubai (Foto: commons.wikipedia.org)
Bandara Internasional Dubai mengantongi predikat bandara nomor 3 tersibuk di dunia dari Airports Council International, dengan 83,6 juta penumpang sepanjang tahun pada 2016. Bandara ini menjadi penghubung 240 bandara lain di semua benua.
ADVERTISEMENT
Pemilihan bahasa di luar bahasa arus utama di dunia merupakan kebijakan manajemen Bandara Dubai yang lahir pada pertengahan 2015.
Sadar bahwa bandara ini digunakan oleh penumpang dari berbagai penjuru dunia dan dengan berbagai latar belakang, manajemen menawarkan pengalaman baru yang lebih personal dan tak terlupakan.
Pada 12 Mei 2015, Bandara Internasional Dubai mengumumkan bahwa mereka akan menggunakan 25 bahasa, dan Bahasa Jawa adalah salah satu di antaranya. Ia dipilih bersama bahasa mainstream lain semacam Inggris, Prancis, dan China.
“Ini adalah langkah menuju cita-cita kami untuk menyediakan pelayanan prima guna meningkatkan pengalaman dan kenyamanan penumpang. Kebijakan ini juga dalam rangka mewujudkan Bandara Dubai sebagai silent airport,” ucap Executive Vice President Operation Bandara Dubai, Chris Garton, seperti dilansir Khaleej Times.
ADVERTISEMENT
Yang dimaksud dengan silent airport ialah bandara tidak menyiarkan pengumuman yang biasa diteriakkan agar terdengar ke setiap telinga penumpang. Pengumuman hanya akan digaungkan di pintu boarding, premium lounge, dan transfer desk.
Bahasa yang digunakan dalam mengumumkan jadwal penerbangan itu sudah tentu disesuaikan dengan rute pesawat.
Pengalaman Wahyu mendengar Bahasa Jawa berkumandang ketika sedang transit dari Amsterdam, tentu karena rute Amsterdam-Jakarta kerap dilalui oleh penumpang dari Indonesia dan Belanda, termasuk di dalamnya mereka yang bersuku Jawa atau setidaknya kenal dengan Bahasa Jawa.
“Sistem multibahasa menunjukkan bahwa kami melayani penumpang dari seluruh dunia,” kata Garton.
Widya Fahmaani Sykorova. (Foto: Dok. Pribadi Widya)
Pengisi suara berbahasa Jawa di Bandara Dubai, Widya Fahmaani Sykorova, sesungguhnya tidak bertugas sehari-hari di bandara itu. Ia merekam suaranya dari Praha yang kini menjadi tempat tinggalnya, untuk kemudian dikirim ke Dubai.
ADVERTISEMENT
“Awalnya, ada satu perusahaan data suara Amerika cabang Praha mencari announcer wanita berbahasa Jawa. Saya dikontak oleh teman, disarankan mencoba mengirimkan lamaran,” kata Widya saat berbincang dengan kumparan, Minggu (6/8).
Setelah melalui proses seleksi dan mengirimkan contoh suara, Widya dinyatakan lolos. Ia dikontrak selama empat tahun, dan 2017 ini adalah tahun ketiganya menjalani kontrak.