Kebaktian Pendeta Stephen Tong di Yogya Batal karena Alasan Keamanan

21 Oktober 2017 15:31 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peribadatan Pdt. Stephen Tong di Medan tahun 2010 (Foto: Dok. www.stemsi.asia)
zoom-in-whitePerbesar
Peribadatan Pdt. Stephen Tong di Medan tahun 2010 (Foto: Dok. www.stemsi.asia)
ADVERTISEMENT
Kebaktian pimpinan Pendeta Stephen Tong yang rencananya digelar pada Jumat (20/10) di Stadion Kridosono, Yogyakarta, batal karena desakan kelompok masyarakat. Pembatalan ini disepakati Panitia Pusat Kebaktian Nasional Reformasi 500 Tahun Gereja Tuhan selaku penyelenggara dan pengelola lokasi.
ADVERTISEMENT
Persiapan penyelenggaraan sejatinya sudah sangat siap. Pembatalan terjadi tepatnya tanggal 12 Oktober dengan alasan situasi DIY yang sedang tidak kondusif. Hal ini terkait dengan beredarnya surat dari Forum Ukhuwah Islamiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (FUI DIY).Surat dari tertanggal 12 Oktober 2017 ditujukan kepada Kapolda DIY Brigjen Ahmad Dofiri.
FUI DIY menganggap kegiatan tersebut dapat mengganggu stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat, dan kerukunan antarumat beragama. FUI DIY menyatakan; "Menolak dengan tegas kegiatan di atas apabila diselenggarakan pada tempat umum/terbuka karena berpotensi menjadi ajang pemurtadan dengan kedok penyembuhan masal. Hal ini sudah terjadi pada kegiatan sebelumnya."
FUI DIY meminta kepada Kapolda untuk tidak memberikan izin terhadap acara Stephen Tong. Namun hingga saat ini, pihak FUI DIY belum bisa dikonfirmasi perihal penolakan tersebut.
Surat penolakan FUI terhadap Pdt. Stephen Tong (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Surat penolakan FUI terhadap Pdt. Stephen Tong (Foto: Dok. Istimewa)
Sementara itu, panitia penyelenggara menyesalkan alasan pelarangan. "Kami sangat prihatin akan kondisi keberpihakan kepada kelompok intoleran dengan mengatasnamakan keamanan dan kedamaian di NKRI yang terus terjadi," tulis panitia melalui rilis Sekretariat Stephen Tong Evangelistic Ministries International (STEMI) yang diterima kumparan (kumparan.com). Sementara pengelola Stadion Kridosono belum memberikan konfirmasi terkait alasan keamanan yang melatari pembatalan izin.
ADVERTISEMENT
Sementara itu Kabid Humas Polda DIY, AKBP Yulianto yang dikonfirmasi kumparan, berujar bahwa pembatalan terjadi di ranah perjanjian kerja sama kedua belah pihak sebagai penyelenggara dan penyewa. "Itu keperdataan antara pihak penyewa dengan yang punya tempat. Polisi nggak bisa meminta pihak Kridosono atau penyelenggara perihal keberlanjutan acara."
Yulianto melanjutkan jika isu keamanan yang disebut menjadi alasan pembatalan acara bukan pertimbangan dari Polda DIY. Ia menegaskan bahwa situasi Yogyakarta kondusif sehingga tidak ada pertimbangan keamanan dari pihak kepolisian untuk membatalkan acara.
Polda DIY sendiri beberapa kali melakukan koordinasi dengan panitia selama persiapan acara. "Mereka pihak panitia sudah koordinasi ke Polda. Kita siap mengamankan kegiatan. Jika kemudian pihak Kridosono mengizinkan ya kita amankan. Beberapa kali Stephen Tong di Jogja juga kita amankan kok."
ADVERTISEMENT
Bahkan pihaknya ikut membantu panitia ketika panitia tidak memiliki tempat. "Kami kasih solusi untuk diarahkan ke tempat tertutup. Kita hubungkan ke pihak AAU. Cuma ternyata pada hari ini di AAU dipakai. Kita sarankan juga ke Batalion 403 di Kentungan. Terus disarankan Brimob di Baciro,"
Stephen Tong adalah pemimpin Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII) yang berpusat di Kemayoran, Jakarta Pusat.
Peribadatan yang digelar oleh Pendeta Stephen Tong sendiri tidak hanya sekali mengalami penolakan. Kebaktian Kebangunan Rohani pimpinan Tong pernah dihentikan oleh beberapa kelompok masyarakat di Bandung pada Desember 2016.