Mengenal Alwaleed sang Pangeran Flamboyan dari Saudi

2 Maret 2017 13:00 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pangeran Alwaleed saat bertemu dengan Jokowi. (Foto: Setpres/Krishadiyanto)
Saat itu 22 Mei 2016. Presiden Jokowi dijadwalkan menerima rombongan dari Arab Saudi. Ketika sore harinya rombongan tiba, sang tamu utama, seorang pangeran dari Kerajaan Saudi, terlihat mengenakan jas kasual berwarna krem layaknya eksekutif Barat. Ia ditemani staf Kedutaan Arab Saudi berpakaian bijhst --jubah putih khas Timur Tengah.
ADVERTISEMENT
Pangeran "nyentrik" itu adalah Alwaleed bin Talal bin Abdulaziz al-Saud, putra dari Pangeran Talal, putra ke-20 mendiang Raja Arab Saudi, Raja Abdulaziz.
Namun dalam kunjungan Raja Salman ke Indonesia kali ini, Pangeran Alwaleed tidak masuk dalam 1.500 orang delegasi Kerajaan Saudi.
Bicara soal Alwaleed, dia punya karakter yang benar-benar berbeda dan khas dibanding keluarga Kerajaan Saudi pada umumnya. Pemikiran Alwaleed kerap melawan keajegan yang dianut oleh keluarga kerajaan, sebagaimana dia tunjukkan lewat busana yang dikenakan ketika bertemu Presiden Jokowi pertengahan tahun silam.
Berpakaian hanya satu di antara sifat "menolak pemikiran mapan" yang dijunjung oleh Alwaleed sang pangeran reformis yang liberal.
Pemikiran Alwaleed yang berbeda itu didapat dari pengalamannya sebagai perantau di Amerika Serikat. Alwaleed mendapat gelar sarjana di Menlo College, California. Ia juga melanjutkan jenjang pendidikan di Syracuse University. Kedua universitas itu di AS.
Pangeran Alwaleed di hotel miliknya di Paris. (Foto: kingdom.com.sa)
Jalan hidup Alwaleed berlanjut ke dunia usaha. Hingga kini, dia memiliki kekayaan sebesar 17,3 miliar Dolar AS atau setara Rp 224,9 triliun.
ADVERTISEMENT
Selain kaya, Alwaleed juga aktivis sosial terkemuka di Arab Saudi.
Sifat pendobrak Alwaleed dimulai sejak dia berpikir tentang bisnisnya mengelola Kingdom Holding Company (KHC), perusahaan investasi miliknya. Perusahaan ini dijalankan Alwaleed dengan menggunakan visi di luar mainstream bisnis Kerajaan Saudi yang mengandalkan minyak.
KHC melakukan ekspansi ke berbagai lini usaha seperti teknologi, media, dan properti yang beroperasi di seluruh dunia. Lewat KHC, Alwaleed memiliki saham di Twitter dan Ebay, ikut memiliki beberapa hotel terkenal, dan ikut terdaftar sebagai pemilik Citigroup.
Pangeran Alwaleed di kantor perusahaannya (Foto: Gallery www.alwaleed.com.sa)
Alwaleed menggambarkan dirinya dalam laman pribadinya, alwaleed.com.sa sebagai "Penganut keyakinan beragama yang konservatif, namun mendukung gagasan liberal yang menyesuaikan konteks dengan kehidupan kontemporer."
“Quran menjunjungi tinggi perdamaian dan toleransi. Oleh karenanya, semua agama harus dihormati," kata Alwaleed.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang tokoh yang menjunjung kebebasan, Alwaleed ingin mewujudkan reformasi sosial di Arab Saudi. “Budaya masyarakat Timur Tengah telah terjebak pada gaya berpikir yang kaku,” kata dia.
Alwaleed bersama kuda kesayangannya (Foto: Gallery www.alwaleed.com.sa)
Gaya berpakaian hanya salah satu wujud pemikiran moderat Alwaleed. Pada satu kesempatan, dia bisa menggunakan jas kasual, dan pada kesempatan lain dia mengenakan celana pendek santai. Sangat berbeda dibanding dengan keluarga Kerajaan Saudi lainnya.
Keterbukaan yang dianut Alwaleed juga terlihat ketika dia mengunggah tulisan berjudul “Its High Time to Started Women to Driving Car.” Dalam tulisannya tersebut, dia mendorong pemerintah Kerajaan Saudi untuk memperbolehkan perempuan menyetir mobilnya sendiri.
Aturan Kerajaan Saudi melarang perempuan untuk mengemudikan kendaraan sendiri, dan ini ditentang Alwaleed.
“Melarang perempuan berkendara adalah bentuk pelanggaran hak asasi yang sangat mendasar. Sama halnya ketika kita melarang hak mereka memperoleh pendidikan dan menjadi identitas yang berdaya,” tulis Alwaleed yang dikutip dari laman pribadinya.
ADVERTISEMENT
“Hal tersebut adalah bentuk ketidakadilan yang dianut oleh masyarakat tradisional,” tegas Alwaleed.
Alwaleed kemudian mengaitkan argumen tersebut dengan pembaruan ekonomi Saudi yang tengah diperjuangkan oleh Kerajaan, di mana Saudi berniat melepaskan diri dari ketergantungan minyak.
Alwaleed menyebut bahwa membiarkan perempuan berkendara adalah bentuk upaya peningkatan ekonomi Saudi.
Namun gagasan semacam itu tidak ada hubungannya dengan religiusitas.
Alwaleed bukan sosok yang meninggalkan nilai-nilai keislaman dan budaya luluhur bangsa Arab. Ketika diwawancarai BBC pada 15 Juli 2011, saat ia duduk di kapal pesiar pribadinya dengan busana santai bercelana pendek, Alwaleed tidak seperti pangeran yang bergaya hidup kebarat-baratan.
Selama wawancara dengan wartawan, tangan Alwaleed tak lepas dari tasbih, sementara mulutnya melafalkan zikir sembari menjawab pertanyaan sang jurnalis.
Pangeran Alwaleed Bin Talal Bin Abdulaziz (Foto: REUTERS/Fayez Nureldine)
Sayang sekali sang Pangeran kini tak ikut datang ke Indonesia.
ADVERTISEMENT