Menteri di Somalia Tewas Ditembak Pengawal Pribadi

4 Mei 2017 3:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Konflik di Somalia. (Foto: Reuters)
Seorang menteri Somalia tewas tertembak oleh personel pengamanan yang menjadi pengawal pimpinan auditor Somalia di dekat istana kepresidenan.
ADVERTISEMENT
Dilansir Assoicated Press, kejadian nahas itu terjadi pada Rabu (3/5) sore waktu setempat, di mana Menteri Pekerjaan Umum Somalia, Abbas Abdullahi, ditembak dari dalam mobil ketika mobil yang ia kendarai berada di dekat istana.
Kepada Associated Press, anggota kepolisian Kapten Mohamed Hussein menyebutkan bahwa pelaku merupakan anggota pengaman pejabat elit di lingkungan Somalia, Nur Farah. Pelaku berada di mobil kepala auditor dan melakukan penembakan ketika mobil berpapasan dengan kendaraan korban.
Pengawal menteri pekerjaan umum kemudian menembak balik ke arah pelaku. Menteri lain yang berada di dalam mobil tersebut selamat dari penembakan. Namun nyawa Abdullahi tidak selamat dalam kejadian tersebut.
Namun, belum diketahui motif di balik penembakan itu.
ADVERTISEMENT
Otoritas setempat semakin mengkhawatirkan keamanan di Mogadishu, ibukota Somalia. Kelompok ekstremis al-Shabab terus menyerang target-target penting milik pemerintah Somalia seperti istana negara, fasilitas militer, dan pusat penginapan melalui bom mobil dan berbagai serangan.
Menteri Informasi Somalia, Abdirahman Omar Asman, mengucapkan bela sungkawa terhadap kematian koleganya. Ia menyebut Abdullahi sebagai seorang brilian dan tokoh muda menonjol yang menunjukkan komitmen untuk negerinya.
Menteri yang menjadi korban adalah bekas pengungsi yang menetap di kamp pengungsian di Kenya. Abdullahi merupakan menteri paling muda dalam kabinet yang baru mulai tahun ini.
Presiden Somalia menegaskan untuk memperbaiki sistem keamanan di negara tanduk Afrika. Negara tersebut telah seperempat abad dirundung konflik horizontal. Apalagi, al-Shabab telah berujar bahwa mereka akan meningkatkan serangan setelah presiden meningkatkan agresivitas.
ADVERTISEMENT