news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Reformasi Kerajaan Saudi: Dari Reshuffle hingga Komisi Antikorupsi

5 November 2017 15:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Raja Salman (Foto: Reuters/Jonathan Ernst)
zoom-in-whitePerbesar
Raja Salman (Foto: Reuters/Jonathan Ernst)
ADVERTISEMENT
Selain menahan 11 pangeran lewat kebijakan lembaga antikorupsi baru, politik Kerajaan Arab Saudi juga dihangatkan dengan pengumuman perombakan formasi kabinet. Pada Sabtu (4/11) waktu setempat, Raja Salman bin Saud mengumumkan pergantian menteri di bidang keamanan dan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, pergantian pejabat tinggi negara terjadi di dua pos kementerian dan angkatan laut. Beberapa yang terkena reshuffle di antaranya adalah tokoh lingkar dalam kerajaan yang telah lama berkuasa.
Posisi Menteri Pertahanan Nasional menjadi pos yang paling banyak disorot. Jabatan ini sebelumnya diduduki oleh Pangeran Miteb bin Abdullah, keponakan Raja Salman dari kakak kandungnya, Raja Abdullah.
Raja Abdullah adalah kakak sekaligus pendahulu Raja Salman yang berkuasa pada periode 2005-2015. Sebelumnya, Miteb pernah digadang-gadang menjadi penerus takhta kerajaan setelah Raja Salman.
Salah satu tugas Menteri Pertahanan Nasional adalah untuk mengelola kesatuan bernama al-Haras al-Watani yang bertugas menjaga keamanan dalam negeri dan menjadi benteng terakhir keluarga kerajaan dari ancaman apapun termasuk kudeta. Lembaga ini secara turun temurun telah menjadi tanggung jawab keluarga Abdullah selama 50 tahun. Namun kemudian, Pangeran Miteb dicopot dan digantikan oleh Pangeran Khaled bin Ayyaf.
ADVERTISEMENT
Pergantian selanjutnya terjadi di pos Menteri Ekonomi. Raja Salman memilih Mohammed al-Tuwajiri untuk menggantikan Adel Fakieh. Mohammed al-Tuwajiri dikenal sebagai seorang bankir yang telah memiliki banyak pengalaman di luar Arab Saudi.
Panglima Angkatan Laut juga mengalami perubahan. Raja Salman mengangkat Fahad al-Ghoafili sebagai kepala staf menggantikan Abdullah al-Sultan.
Reshuffle kabinet kali ini tidak bisa dipisahkan dari penahanan lembaga antikorupsi yang menjerat pangeran dan pejabat tinggi negara. Diberitakan Al Arabiya, penahanan massal kali ini menjerat 11 pangeran, 4 menteri, dan 10 mantan menteri. Daftar nama orang-orang yang ditahan oleh Komite Antikorupsi yang dipimpin langsung oleh Putera Mahkota Mohammed bin Salman ini tidak diumumkan ke publik.
Mohammed bin Salman  (Foto: REUTERS/Hamad I Mohammed)
zoom-in-whitePerbesar
Mohammed bin Salman (Foto: REUTERS/Hamad I Mohammed)
Baik reshuffle dan penangkapan --meski berdalih sebagai agenda pemberantasan korupsi-- mendapatkan anggapan miring dari beberapa pengamat. Dua kebijakan ini dianggap sebagai indikasi menguatkan kuasa Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) dalam pemerintahan Kerajaan Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
Sejak muncul di pemerintahan pada tahun 2015, pangeran berusia 32 tahun ini pelan tapi pasti meraih posisi penting di lintas sektor. Ia mulai muncul di panggsung politik dengan memegang jabatan Menteri Pertahanan yang bertanggung jawab dalam menjaga keamanan teritori Kerajaan Saudi dan mengatur personel militer. Jabatan itu diperolehnya di usia yang sangat muda, 30 tahun, setelah Raja Salman naik takhta menjadi raja.
Pada Juni 2017, kekuasaannya kemudian semakin luas setelah resmi diangkat sebagai Putra Mahkota.
Kini, Pangeran MbS memiliki kuasa mulai dari isu keamanan hingga ekonomi. Dalam isu ekonomi, ia banyak mengatur terkait arah kebijakan Saudi untuk tak bergantung dari minyak di masa depan
Kewenangan Pangeran MbS semakin bertambah setelah memperoleh jabatan sebagai Ketua Komisi Antikorupsi yang bernama Nazaha. Komisi ini memiliki otoritas untuk melakukan investigasi, menerbitkan pencekalan, dan membekukan aset.
ADVERTISEMENT
Pembentukan Nazaha pun dianggap sebagai pengejawantahan visi Pangeran MbS tentang masa depan Arab Saudi. "Tanah air ini tidak akan ada jika kita tidak menumbangkan korupsi dengan menggelandang para koruptor secara akuntabel," ucap pernyataan kerajaan terkait pendirian Nazaha.