Mengganti Rokok Konvensional dengan Vape, Amankah?

ari maulana
Instagram: arimaulanna / Mostly about healthy life
Konten dari Pengguna
23 Agustus 2017 14:36 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ari maulana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tidak bisa dipungkiri bahwa rokok konvensional yang dibakar mengandung segudang dampak negatif bagi tubuh. Salah satu konsekuensi utama yang akan Anda dapatkan dari rokok adalah menderita penyakit jantung. Diperkirakan sebanyak 20% kematian akibat penyakit jantung terkait langsung dengan kebiasaan merokok. Beberapa tahun terakhir, banyak dari perokok yang berbondong-bondong beralih ke rokok elektrik atau vapor.
ADVERTISEMENT
Vapor yang biasa juga disebut vape ini diklaim mampu membantu pecandu rokok tembakau untuk mulai berhenti merokok. Bahkan, orang yang percaya vape dapat menghindarinya dari risiko penyakit jantung dan kanker yang berhubungan dengan penggunaan rokok tembakau. Namun, apakah keputusan mengganti rokok konvensional dengan vape merupakan tindakan yang tepat dan aman?
Apa itu vape?
Vape atau rokok elektrik adalah salah satu jenis dari penghantar nikotin elektronik. Rokok elektrik disebut-sebut dirancang untuk membantu pecandu rokok tembakau mulai berhenti merokok.
Dikutip dari kumparan, rokok elektrik terdapat dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan tiga komponen utama yang terdapat di dalamnya, yaitu baterai, elemen pemanas, dan tabung yang berisi cairan (cartridge). Rokok elektrik bekerja dengan cara memanaskan cairan yang ada dalam tabung dan kemudian menghasilkan uap seperti asap yang pada umumnya mengandung berbagai macam zat kimia. Pengguna menghisap zat kimia ini langsung dari corongnya.
ADVERTISEMENT
Apa saja yang terkandung di dalam vape?
Walaupun tidak mengandung tar seperti rokok konvensional, cairan vape tetap mengandung nikotin, kecuali pada jenis yang dibandrol “nol nicotine”. Vape juga disebut mengandung bahan-bahan yang bersifat karsinogen atau pemicu kanker, contohnya polyethyl glykol dan beberapa nitrosamin yang terkandung dalam cairan tersebut. Dari mekanisme penguapan elektrikal, juga mengeluarkan produk formaldehid maupun aldehid yang juga bersifat karsinogen.
Meskipun kadar karsinogen rokok konvensional bakar jauh lebih banyak dibanding vape, perlu digarisbawahi bahwa sekecil apapun bahan karsinogen, jika dikonsumsi terus-menurs tetap akan menginduksi kanker.
Bahaya asap rokok (Foto: NY Daily News)
Dikutip dari Tirto ID, berikut kandungan yang terkandung dalam cairan rokok elektrik,
-Nikotin ditemukan dalam konsentrasi yang berbeda-beda, antara 0-100 mg/ml dalam satu rokok elektrik.
ADVERTISEMENT
-Propilen glikol atau gliserin berfungsi untuk memproduksi uap air. Penelitian menunjukkan bahwa menghirup propilen glikol dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan pada beberapa individu. Ini juga dapat menyebabkan sesak napas, batuk-batuk, peradangan hipersensitif, batuk-batuk, dan terjadi penurunan fungsi paru. Bahkan apabila memasukkan kadar nikotin terlalu tinggi ke cairan vape, dapat berpotensi menimbulkan keracunan nikotin, mual, dan sakit kepala.
-Penambah rasa, seperti rasa cokelat, vanila, buah-buahan, dan lainnya.
-Komponen lainnya yaitu tobacco-specific nitrosamine (TSNA). TSNA merupakan senyawa karsinogen yang ditemukan dalam tembakau dan rokok tembakau. Nitrosamin dalam jumlah sedikit ditemukan dalam cairan rokok elektrik. Semakin tinggi kadar nikotin, semakin tinggi juga kadar TSNA. Selain TSNA, juga ditemukan kandungan senyawa logam, seperti kromium, nikel, dan timah.
ADVERTISEMENT
Sebahaya apakah vape bagi tubuh kita?
Sejauh ini bukti memang menunjukkan bahwa rokok elektrik lebih aman daripada rokok konvensional bakar. Bahaya terbesar dari rokok tembakau adalah asap, dan pada vape tidak terjadi pembakaran sehingga tidak menghasilkan asap yang mengandung CO, melainkan uap air seperti asap. Namun demikian, kandungan bahan berbahayanya sebenarnya dapat bervariasi.
Dikutip dari kumparan, berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan oleh Centers for Disease Control and Prevention, Amerika Serikat, berikut ini bahaya yang terkandung dalam vape.
1. Uap yang dihasilkan dari rokok elektronik tidak seluruhnya berupa uap air, namun juga mengandung nikotin dan dapat mengandung zat kimia lainnya.
2. Nikotin dalam rokok elektrik diserap oleh tubuh penggunanya dan orang-orang di sekitarnya. Termasuk apabila dihirup oleh wanita hamil dan janin di dalam kandungannya, akan sangat berbahaya akibatnya.
ADVERTISEMENT
3. Nikotin sangat berbahaya bagi pengguna rokok elektrik yang masih muda dan berdampak negatif terhadap perkembangan otak.
4. Uap yang dihasilkan rokok elektrik dan cairan yang ada dalam rokok elektrik dapat membuat anak-anak dan orang dewasa keracunan karena menelan, menghirup, dan/atau menyerap cairan tersebut melalui kulit atau mata.
5. Terdapat bahan kimia tambahan yang berbahaya yang telah ditemukan pada beberapa rokok elektrik, seperti bahan kimia yang mengandung logam, senyawa organik yang mudah menguap, dan nitrosamin. Kadar ini cenderung lebih rendah daripada rokok tembakau, tetapi tidak ada cara untuk mengetahui seberapa besar kandungan berbahaya dari rokok elektrik karena belum diatur.
6. Bahan kimia dalam vape dapat merusak jaringan paru-paru dan mengurangi kemampuan sel paru-paru untuk menjaga paru-paru dari kuman dan zat berbahaya lainnya.
ADVERTISEMENT
Setelah mengetahui bahaya vape, apakah Anda masih tetap ingin menghisap vape? Meskipun banyak yang memercayai bahwa vape aman, dan walaupun rokok tembakau jauh lebih berbahaya dari vape, jika Anda menginginkan tubuh sehat, pilihan paling bijak adalah dengan tidak mengonsumsi keduanya.
Sayangilah tubuh Anda dan orang-orang sekitar Anda.