Refleksi Warga Jakarta Lewat Pementasan “1/JKT” Oleh Teater Abang None

Ari Ulandari
Kadang kita tidak sadar bahwa kalimat-kalimat sederhana dapat sangat mempengaruhi hidup seseorang
Konten dari Pengguna
4 Juni 2018 7:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ari Ulandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tampak antusias para calon penonton pementasan teater musikal bertajuk “1/JKT” memenuhi sudut-sudut Galeri Indonesia Kaya pada sore kemarin (3/6). Beberapa orang tampak membawa rangkaian bunga. Sepertinya pertunjukan kali ini sangat istimewa.
ADVERTISEMENT
Betul sekali, pertunjukan kali ini memang sangat istimewa. Pasalnya pertunjukan teater musikal kali ini dibawakan oleh para Abang None Jakarta.
Teater Abang None atau juga biasa disebut Teater ABNON ini berdiri atas prakarsa Maudy Koesnaedi yang merupakan None Jakarta tahun 1993. Teater yang mengusung misi pelestarian budaya dan seni betawi ini pertama kali melakukan pementasan pada tahun 2009 dengan judul “Cinta Dasima”.
Teater ini memang telah banyak menarik perhatian penikmat seni teater. Kesuksesan komunitas ini dalam melakoni seni teater dapat kita lihat melalui besarnya antusias penonton menghadiri pementasan mereka sebelumnya pada tahun 2017 yang bertajuk “Babe, muka kampung rejeki kota”. Dalam sekejap seluruh karcis pertunjukan sold out.
Maka tidak mengherankan jika pentas Teater ABNON berjudul “1/JKT” kali ini juga kembali sukses membuat Galeri Indonesia Kaya (GIK) kebanjiran pengunjung. Auditorium GIK yang berkapsitas 150 orang tersebut tidak mampu menampung seluruh penikmat seni yang ada. Alhasil ada banyak teman-teman lainnya yang terpaksa harus cukup puas hanya menyaksikan pementasan lewat layar di luar auditorium yang disambungkan dengan kamera yang menyorot pementasan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu pementasan sudah dimulai. Tentunya karena tema teaternya adalah musikal maka disuguhkan sejumlah lagu di dalamnya. Suara merdu dari para abang none ini ternyata tidak kalah dengan penyanyi aslinya. Latihan vokal rutin yang mereka lakukan teruji di sini. Mereka menempuh masa persiapan selama kurang lebih 3 bulan untuk pertunjukan “1/JKT” ini.
Teater “1/JKT” (baca seper-Jakarta – red) menceritakan tentang kehidupan tiga manusia Jakarta yang bergelut dengan permasalahannya. Tokoh utama terdiri dari Jacklyn yang ingin mengejar cita-citanya berkuliah di ISI Yogyakarta, Togar sang pria patah hati, dan Karmaen si pria idealis yang berupaya memperbaiki taraf hidupnya.
Banyak adegan dalam pementasan ini yang sangat mengena di hati penonton yang mayoritas adalah warga Jakarta. Sebagai warga Jakarta, kita semua tentu merasakan perjuangan tinggal di ibu kota negara Indonesia ini. Kadang rasa sedih dan gundah gulana itu menyapa kita. Ya, kita semua tanpa terkecuali.
ADVERTISEMENT
Itulah yang melatar belakangi ide cerita “1/JKT”. Judul teater ini merupakan simbol bahwa setiap individu warga Jakarta merupakan bagian tak terpisahkan dari Jakarta. Ibarat notasi matematika maka “1/JKT” berati 1 merujuk pada setiap individu warga Jakarta sebagai pembilang, sedangkan Jakarta adalah penyebutnya.
“Refleksi kenapa Jakarta itu selalu menarik untuk kita angkat ceritanya karena memang bahwa setiap orang di Jakarta itu punya masalahnya masing-masing gitu kan, tapi terkadang kita tu selalu mencari kambing hitam untuk masalah kita sendiri, sampai-sampai kita tidak melihat solusi itu yang ternyata ada di depan mata kita sendiri”, ungkap Zaky selaku salah satu tim penulis naskah pada saat ditemui seusai pementasan.
“Kita angkat karena kita pengen ngasih tahu, pengen menghimbau kepada semua orang Jakarta khususnya, Lo tu nggak harus melihat kemana-mana. Lo coba ceburin dulu masalah lo, dapat tu solusi. Kalau lo nggak berani buat refleksi diri kalau lo nggak berani untuk menghadapi masalah itu ya lo nggak akan dapat solusinya. Lo nggak akan dapat mencari cara untuk menyelasaika masalah itu”, lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu bisa dikatakan bahwa adegan-adegan yang ada dalam pentas “1/JKT” ini berdasarkan true story dari seluruh warga Jakarta.
Pertunjukan kali ini berhasil membuktikan kepiawaian Teater ABNON untuk menyebarkan nilai-nilai positif lewat karya seni mereka. Para penonton bukan hanya terhibur dibuatnya, namun juga sekaligus merenung. Sederet lagu penuh makna menambah dalamnya pesan cerita yang dipersembahkan khusus menyambut hari jadi Kota Jakarta tercinta yang ke-491 pada tahun ini.
Bagi sobat sekalian yang belum sempat hadir menyaksikan teater ini, boleh juga ikut meresapi pesan yang ada dengan ikut menyanyikan sederet lagu pelengkap teater “1/JKT” berikut ini: Halo-Halo Jakarta oleh Swaramahardika, Kisah dari Selatan Jakarta oleh White Shoes & couples company, Ode Buat Kota oleh Bangku Taman, Jakarta Pagi Ini oleh Slank, Sore Tugu Pancoran oleh Iwan Fals, Jakarta Ramai oleh Maudy Ayunda, dan Jakarta oleh Semenjana.
ADVERTISEMENT
Coba lah untuk ikut melakukan refleksi menyambut HUT DKI Jakarta dengan meresapi lirik-lirik dalam lagu-lagu di atas. Memang ada sejumlah lagu yang tidak begitu akrab di telinga, namun dijamin bagi sobat yang merupakan warga Jakarta akan tersentuh dengan apa yang disampaikan di dalamnya.
Tim produksi teater “1/JKT” sengaja memilih lagu-lagu tersebut untuk mempertajam pesan yang hendak disampaikan.
“Kita kaitkan semua sama Jakarta. Awalnya kita listing dulu semua lagu tentang Jakarta. Kalau dilihat dari awal sampai akhir itu semua lagu pasti ada kata Jakartanya kan... Nah berangkat dari lagu itu kita ke masalahnya, yang cocok nih kita masukin. Jadi kita memang gimana caranya bisa sesuai”, ungkap Zaky.
Adegan demi adegan disajikan dengan apik, hingga akhirnya ketiga tokoh utama menyadari bahwa sesunggunya solusi dari permasalahan mereka bukanlah dengan cara “kabur” dari Jakarta, melainkan menghadapinya dengan bijak.
ADVERTISEMENT
Penampilan Teater ABNON kali ini menjadi semakin menarik dengan hadirnya dua bocah lincah yang memerankan Budi dan Ica. Jangan salah, meski masih belia, namun kemampuan olah peran mereka tidak bisa diremehkan. Suara mereka saat bernyanyi juga tidak kalah merdu.
Pertunjukan kali ini melibatkan AHA and Friends sebagai pengiring musik, 13 Abang-None, dan 19 orang tim produksi. Secara lengkap berikut daftar peran dan pemeran teater “1/JKT” tersebut.
Pengunjung restoran dan warung diperankan oleh Andre Orlando Gultom dan Adiska Meidina
Bartender dan pengamen diperankan oleh Haryo Prakoso
Satpam Stasiun diperankan oleh Fariz Zaki
Penjaga Warung diperankan oleh Rizki Wahyu Adriyani
Baba Jacklyn diperankan oleh Dicky Mahaditya
Teman-teman Jacklyn diperankan oleh Mutia Wirosastro, Agatha Aurelia, dan Alita
ADVERTISEMENT
Budi, Ibu Budi, dan Ica diperankan oleh Muhammad Iqbal, Vena Annisa, dan Fatean
Jecklyn diperankan oleh Sonya Chan
Karmaen diperankan oleh Adi Putra
Tagor diperankan oleh Christian Purba
Adapun pihak-pihak di belakang layar yang hasil kerja kerasnya patut kita apresiasi adalah sebagai berikut.
Pengurus Teater ABNON Jakarta : Nabila Tatyana, Andrega Hafis, Atri Damayanti, Ananda Salsabila, Gita Karti Fauzi, dan Annisa Firdiana Sari
Penata rias dan kostum : Annisa Fitriana dan Kiki Mulyaga
Artistik dan properti : Lodi Hurdano dan Atika Ritmelina
Koreografer : Karina Sana dan Luthfi Nafiansyah
Pengarah vokal : Tiwu Rai
Pengarah musik : Armia Husain
Asisten Sutradara : Audi Pratama
Sutradara : Boby Tanamas
ADVERTISEMENT
Ide cerita dan naskah : Fariz Zaki, Putra Pamungkas, dan Diang Renantia
Pimpinan Produksi : putra pamungkas
Produser : Diang Renantia
Bagi sobat yang belum sempat menyaksikan keseruan Teater “1/JKT” secara langsung, jangan berkecil hati karena kalian semua bisa menyaksikan tayangan ulangnya lewat video berikut. Selamat menyaksikan!