Gendis membeli telepon genggam dan nomor baru, kemudian memilah nomor-nomor yang terbawa kartu memori. Ia tak lagi menyimpan nomor Rahmat. Toh kenangan pagi yang liar itu membandel seperti rasa kangen, susah dibuang.
Biarlah. Gendis bertekad terus melangkah. Beberapa hari belakangan ia suka menyanyi lirih “Come What May”, salah satu lagu yang disukainya dari film Moulin Rouge! Ah, tentu saja, lagi-lagi, arah lagu itu berlawanan dengan arah nasibnya. Christian dan Satine menegaskan tekad dua orang yang saling mencintai untuk menerjang badai apa pun yang menghadang. Ia kudu melepaskan orang yang dicintainya dan mengumpulkan niat untuk menempuh pernikahan dengan orang yang ia belum yakin bisa mencintainya.
Toh belakangan, terutama sejak bekerja di Temanggung, ia tidak pernah mendengar kabar tentang pacar terbaru Kuncoro, entah memang begitu entah orang, dalam hal ini Simbok, malas saja membicarakannya. Sifat bajul pada seorang laki-laki barangkali bisa berubah, orang bisa saja benar-benar bertobat. Akan tetapi, bagaimana dengan kelemahan yang satu itu? Apakah ia bersikap seperti Estu pada awalnya: mengharapkan keajaiban? Eh, tapi bagaimana pula ia bisa memastikan kebenaran informasi satu itu? Kenapa ia pagi-pagi sudah ikut memvonis bahwa kondisi itu tak tersembuhkan?
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814