Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2
Konten dari Pengguna
LGBT bukanlah HAM, melainkan Penyakit Jiwa. Waspadalah !
3 Januari 2018 0:16 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
Tulisan dari Aries Teja Sukmana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
gambar by pixabay.com
“Seseorang akan mengikuti suatu pola dan akan menjadi karakter lalu menjadi kepribadian, akhirnya jadi kebiasaan,” kemudian. “Menularnya dari perilaku dan pembiasaan,” tutup Dr. Fidiansjah dalam diskusi di Indonesia Lawyer Club yang ditayangkan TV One, Selasa (16/2/2016).
ADVERTISEMENT
Pernyataan dokter ahli kejiwaan tersebut mematahkan pendapat bahwa LGBT itu adalah HAM yang harus dihormati dan diakui keberadaanya. Akantetapi LGBT adalah suatu gangguan jiwa dan parahnya penyakit ini dapat menular. Apabila kita berada dilingkungan yang negatif maka kita akan berperilaku negatif pula dan sebaliknya. Contoh, apabila ada yang tersenyum kepada kita maka kitapun akan membalasnya dengan senyuman.
Tuhan menjadikan kita hidup didunia ini dengan berpasangan-pasangan. Bukan hanya yang terlihat seperti wanita-pria, daratan-lautan tapi yang tidak terlihat pun diciptakan berpasangan. pemarah-penyabar, cinta dan benci.
Para kaum LGBT menganggap haknya diganggu. Mereka merasa haknya dilanggar, justru sebenarnya kaum LGBT-lah yang melanggar hak orang lain karena mereka bisa saja menularkan penyimpangannya itu ke orang normal. HAM yang dilanggar oleh para LGBT sebenarnya adalah hak mereka sendiri sebagai manusia. Hak asasi yang paling asasi dari seorang manusia adalah agama, dan agama mana yang memperbolehkan mengganti jenis kelamin, mencintai sesama jenis dan lawan jenis, serta mencintai sesama jenis. Tuhan menciptakan Adam dan Hawa.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia perilaku seksual adalah hal yang diatur secara ketat dalam suatu ikatan perkawinan. Pasal 1 UU Nomor 1 Tahun 1974 merumuskannya sebagai:
“Ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita dengan tujuan membentuk rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa“.
Tujuan dari pernikahan adalah mendapatkan keturunan dan meneruskan kehidupan ras manusia. Bagaimana Hal ini bisa terwujud apabila dilakukan oleh Kaum LGBT ?. Maka musnahlah ras manusia didunia ini diikuti musnahnya seluruh dunia beserta isinya.
Mengutip Peraturan Menteri Sosial No. 8 Tahun 2012 tentang Pendataan dan Pengelolaan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (Permen 8/2012). Komnas HAM beranggapan bahwa LGBT adalah komunitas yang diakui oleh negara. Mungkin, Komnas HAM lupa bahwa konteks Permen 8/2012 bukan dalam preferensi pembelaan tapi perlindungan. Tidak seperti Komnas HAM dalam rilisnya, Permen 8/2012 samasekali tidak memuat norma yang membenarkan perilaku LGBT. Poin paling penting ialah bahwa Permen 8/2012 diperuntukkan bagi operasional pendataan dan pengelolaan data penyandang masalah sosial. Bahkan, terhadap poin 14 lampiran Permen 8/2012 yang dikutip, Komnas HAM alpa untuk menunjukkan bahwa di dalamnya terdapat muatan bahwa gay, waria, dan lesbian adalah kelompok dengan gangguan keberfungsian sosial yang memiliki kriteria: a. gangguan keberfungsian sosial, b. diskriminasi, c. Marginalisasi, dan d. berperilaku seks menyimpang ( republika.co.id, 2016).
ADVERTISEMENT
Indonesia sebagai negara Muslim terbesar didunia tentunya harus waspada akan hal ini. Allah sudah mengabadikan kisah Kaum Nabi Luth di tanah Sodom. Mereka mengingkari akan adanya Allah. Selain itu, mereka juga melakukan perbuatan terkutuk. Mereka tidak mau mengawini wanita-wanita, tetapi malah mencintai dan mengawini sesama jenis (Homoseksual). Perbuatan seperti ini ialah perbuatan yang terkutuk dan dilarang oleh agama. Allah menjelaskan hal ini dalam al-Quran dalam
“Apakah kamu dari sekalian mahkluk, mendatangi laki-laki? Dan kamu meninggalkan istri-istrimu yang telah Tuhan jadikan untukmu? Tidak, bahkan kamu adalah suatu kaum yang melanggar segala batas”, (as-Syu`ara [26]:165-166).
Sebagaimana dalam firman Allah, Para Malaikat berkata,
“Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan Tuhanmu. Sekali-kali mereka tidak dapat mengganggumu, oleh sebab itu pergilah bersama keluarga dan para pengikut-pengikutmu pada akhir malam, dan janganlah ada seorang pun di antara kalian yang tertinggal, kecuali istrimu (karena istri Nabi Luth kafir). Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka. Karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat? Ketika datang perintah (azab) Kami. Kami jadikan negeri kaum Luth yang tinggi menjadi rendah (kami balikkan), dan kami jatuhkan batu dari yang keras di atasnya berturut-turut (hujan batu), yang diberi tanda oleh Tuhanmu. Tiadalah siksa itu terjadi, kecuali orang yang aniaya.” (QS Hud [11]:81-83)
ADVERTISEMENT
Demikianlah negeri Nabi Luth a.s dimusnahkan oleh Allah. Allah swt memberikan gempa bumi yang teramat dasyat kepada kaum Sodom, sehingga bumi berbalik-balik lalu disertai dengan hujuan batu bercampur api yang menyulut-nyulut dan berantakan. Nabi Luth beserta para pengikutnya selamat dari azab Allah (islamnyamuslim.com).
Kisah Nabi Luth dan kota sodom seharusnya dijadikan pelajaran oleh kita bahwa kejadian ini tidak boleh terulang kembali, karena azab Allah tidak hanya kepada mereka yang melakukan maksiat saja akantetapi kepada seluruh mahluk yang ada.
“Kalau ada aspek organda biologi, kita berikan obat. Kalau ada aspek psikologi kita ubah perilakunya. Kalau ada cara berpikir yang keliru kita ubah kognitifnya. Kalau ada perubahan lingkungan yang berpengaruh kita ubah modifikasi perilaku daripada sosial lingkungannya. Kalau ada pemahaman yang keliru dari spiritualitasnya, kita kembalikan kepada agamanya,”
ADVERTISEMENT
~ Dr Fidiansjah ~.
INGAT ! LGBT MELAHIRKAN LGBT.