Mari Bicara tentang Crysis, Gim FPS Terbaik Dekade Lalu

Arif Utama
just like cactus jack, i quit.
Konten dari Pengguna
19 November 2017 15:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arif Utama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Crysis (Foto: YouTube)
zoom-in-whitePerbesar
Crysis (Foto: YouTube)
ADVERTISEMENT
Ada sekitar dua kali saya upgrade PC, gara-gara Crysis. Tahun itu baru 2007, dan saya sadar, PC pemberian ayah saya takkan kuat memainkan gim ini. Nyatanya, prosesor Intel Pentium D 3,2 GHz – dengan fitur hyper-threading, graphic card dengan Intel GMA950, dan RAM DDR2 yang hanya sekedar 512MB tak sanggup. Baru didobel klik ikon Crysis di desktop, PC saya langsung memaksa program ini keluar.
ADVERTISEMENT
Lalu saya mulai mengganti bagian dari PC saya ini. Karena saya baru SMP, tentu saja, pengantian saya lakukan dengan memikirkan budget. Dan saat itu – atas berkat rahmat Allah dan dengan bujukan abang-abang penjual komputer – saya memutuskan upgrade RAM terlebih dahulu. Dua soket RAM yang single, dan dua soket RAM yang tandem, saya manfaatkan. RAM jadi empat gigabyte, dan harusnya sudah bisa. Itu baru saya bisa lakukan pada kelas dua SMP – tepatnya pada tahun 2008. Serta mengganti GMA menjadi ATI (sekarang AMD) Radeon seri 1500 yang didalamnya memiliki chipset GDDR2.
Tapi sialnya, tidak. Gim Crysis memang kali ini bisa dibuka – tapi frame rate-nya drop. Saya pernah baca bahwa mata kita akan menangkap pergerakan dalam 60 FPS, dan jelas, bermain gim dengan 10-15 FPS adalah penyiksaan.
ADVERTISEMENT
Saya bertekad untuk mengumpulkan uang lebih lagi. Dan sialnya, itu sudah 2010. Saya sudah SMA – sudah tahu perempuan meski bingung bagaimana mendekatinya. Saya ganti Intel Pentium D dengan Intel Core 2 Duo 2.2 GHz yang notabene menawarkan fitur lebih canggih daripada hyper-threading dan saya overclock hingga 2.4 GHz pula. RAM sudah lega di empat giga, namun saya menggandengnya dengan Graphic Card Nvidia GT9500 – sebuah graphic card low-end yang sudah bisa Direct-X 10 serta sudah GDDR3. Hasilnya? Kali ini gim playable hingga 30 fps. Tapi itupun setelah semua gim di setting low.
Dan kalau anda bertanya, kenapa seribet itu memainkan gim saja, ya karena Crysis memang begitu. Saat perilisannya, gamer seluruh dunia mempertanyakan spesifikasi gim ini yang kelewat gila. Adalah yang bikin orang-orang ketipu adalah kala melihat sysreq (System Requirement) yang bersahabat: hanya meminta Intel Pentium 4 2.8 GHz, RAM hanya satu gigabyte, dan graphic card hanya sekelas GeFore 6800 GT atau Radeon 9800 Pro. Namun kala dimainkan, seperti yang saya bilang tadi, hanya mampu di 10-15 FPS.
ADVERTISEMENT
Tapi, tanpa Crysis, rasanya gamer takkan memiliki gim FPS dengan grafis yang kelewat memanjakan mata. Terutama pada medio 2007-2010, di mana itu menjadi fase Crysis jadi barometer apakah hardware yang dibuat sudah bagus atau tidak. Anda baca majalah gaming masa itu, misalnya, PC Gaming. Atau majalah komputer yang menawarkan rubrik gaming – seperti PCMedia, Info Komputer atau Chip. Semua akan menawarkan hasil benchmark di gim Crysis. Itu sebagai tanda bagaimana Crysis mengubah peta permainan.
Berbicara tentang Crysis, tentu saja, tak hanya berbicara soal grafik yang memukau. Tapi juga storyline yang kuat. Gim ini ber-setting di tahun 2020. Dengan imaji bahwa Korut dan Amerika kelak akan perang, enam orang terpilih diturunkan ke Korea Utara untuk memata-matai. Korut, dalam gim ini, dikabarkan memiliki tambang energi misterius yang bisa bikin mereka memiliki kekuatan militer yang tak tertandingi. Tentu saja, keenam orang itu diberi perbekalan canggih. Mereka memakai baju zirah yang terintegrasi ke organ tubuh mereka yang disebut Nanosuit. Nanosuit membuat penggunanaya kuat, atau menjadi kelewat cepat, menghilang, hingga kebal peluru.
ADVERTISEMENT
Namun, meski diberikan kostum seperti ini, hal ini tak membuat pemainnya hidup bak nabi. Satu per satu rekan yang pergi ke Korut mati. Pertama, karena dibredel oleh tentara Korut. Kedua, karena Alien – yang rupanya merupakan tambang energi misterius mereka. Gim ini kemudian menyisakan tiga orang: anda – atau Nomad, dalam di gim ini, Prophet, dan Psycho. Gim ini memiliki dialog yang epik dan cutscene yang menarik.
Tentu saja, storyline yang bagus dan grafis yang bagus takkan berguna tanpa adanya gameplay yang seru. Memang semua kendaraan bisa dinaiki bukanlah sesuatu hal yang baru dalam sejarah FPS – karena Battlefield sudah memperkenalkannya dulu pada tahun 2005. Adalah yang baru dari gim ini adalah keluwesan gamer untuk memanfaatkan semua objek menjadi senjata.
ADVERTISEMENT
Anda bisa lempar drum air ke tentara Korut kalau di tengah perjalanan kehabisan peluru. Dan gim ini, adalah gim pertama yang menawarkan bahwa semua objek bisa dihancurkan. Entah itu rumah, gubuk, mobil, semua bisa hancur. Karena map-nya sangat luas, ini bikin situasi jadi menarik: bagaimana anda sampai ke objective dengan cara yang anda rasa paling memungkinkan.
Dengan tiga kombinasi yang sempurna ini, gim Crysis kemudian tak merevolusi genre FPS, dan terutama, industri gaming. Ia bikin saya puas karena setelah berkali-kali upgrade, PC saya mampu jua memainkannya. Dan kalau anda belum main gim ini, saran saya: mainkanlah. Karena satu dekade lewat pun, Crysis masih tetap menjadi gim kesukaan saya. Terutama mengingat industri gaming, pasca kehadiran Crysis, tidak pernah lagi mengeluarkan gim serevolusioner ini.
ADVERTISEMENT