Pada Akhirnya, Inggris Jatuh di Antara Bintang-bintang

12 Juli 2018 13:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Air mata skuat Inggris usai gugur di semifinal. (Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach)
zoom-in-whitePerbesar
Air mata skuat Inggris usai gugur di semifinal. (Foto: REUTERS/Kai Pfaffenbach)
ADVERTISEMENT
"Bermimpilah setinggi langit, karena jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang." Ah.... kalimat bijak seperti ini sepertinya merupakan kalimat yang tepat untuk menggambarkan perjalanan Tim Nasional (Timnas) Inggris di Piala Dunia 2018.
ADVERTISEMENT
The Three Lions berhasil menjadi tim kejutan di putaran final Piala Dunia edisi Rusia. Dengan ekspektasi minim dari publik, mereka bisa membuat suporter Inggris bermimpi bisa juarai Piala Dunia pertama setelah 1966. Sebab, di kala Timnas Argentina, Jerman dan Spanyol gagal untuk sekadar ke perempat final, atau Brasil yang gugur di perempat final, Harry Kane dan kolega justru ke semifinal.
Di semifinal pun mereka bertemu dengan Timnas Kroasia. Tim itu selalu mengakhiri laga fase gugur Piala Dunia kali ini dengan kemenangan di babak adu penalti. Dan bertanding selama itu tentu saja melelahkan untuk skuat berjuluk Vatreni tersebut. Beruntung bagi Inggris, kemenangan 2-0 atas Timnas Swedia di babak perempat final silam tidak sampai ke babak adu penalti.
ADVERTISEMENT
Mulanya, kemungkinan itu tampak sangat bisa terjadi Inggris. Tim yang diarsiteki Gareth Southgate itu mencetak gol duluan saat laga baru berjalan lima menit melalui eksekusi tendangan bebas Kieran Trippier. Skor bertahan 1-0 bagi Inggris dan menurut sejarah, hanya satu dari 18 tim yang gagal ke final Piala Dunia usai unggul di babak pertama dalam laga semifinal.
Permintaan maaf Timnas Inggris usai gagal mencapai final Piala Dunia 2018. (Foto: Christian Hartmann/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Permintaan maaf Timnas Inggris usai gagal mencapai final Piala Dunia 2018. (Foto: Christian Hartmann/Reuters)
Sialnya bagi Inggris, waktu pun menguak bahwa merekalah tim kedua dalam sejarah yang kalah dalam laga semi final meski unggul di babak pertama. Itu juga berarti, Inggris mengulang cerita di Piala Eropa 1968, Piala Dunia 1990, dan Piala Eropa 1996 untuk kembali terbentur di babak semi final.
Di menit 68, Sime Vrsaljko melancarkan umpan lambung yang berujung gol melalui kaki kiri Ivan Perisic. Di babak perpanjangan waktu, Mario Mandzukic sukses cetak gol terakhir laga ini usai memanfaatkan tandukan Ivan Perisic. Usai laga, skuat Inggris menangis bersama dengan suporternya.
ADVERTISEMENT
Kekalahan jelas menyakitkan, namun kekalahan ini harusnya tak perlu diratapi begitu lama. Sebab, sebagaimana dibilang di awal, Inggris menjejak ke Piala Dunia dengan ekspektasi minim karena rata-rata usia pemainnya, sebagaimna Transfermarkt melaporkan, hanya 26,1 tahun.
Jika dengan usia sebelia ini saja mereka menjejak ke semifinal, bagaimana di edisi berikutnya ketika pemain-pemain mereka lebih matang dan dapat banyak pengalaman?