Agar Ardian Syaf Tidak Mengulangi Kesalahan di X-Men Gold

Arif Utama
we all gonna die (hopefully soon)
Konten dari Pengguna
10 April 2017 10:53 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arif Utama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ada tiga hal yang paling vital namun diabaikan oleh Ardian Syaf saat menyelipkan pesan sublimal mengenai Al-Maidah ayat 51. Pertama, Stan Lee dan Jack Kirby – duo creator X-Men - itu Yahudi, dan kalau tidak suka harusnya ya sudah, keluar saja dari awal. Kedua, X-Men Gold ini berbeda dengan edisi X-Men sebelumnya dan harusnya ini betul-betul dipahami Ardian. Biar saya jelaskan mengapa.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa tahun terakhir skena komik Marvel sendiri memang sedang lesu-lesunya. Banyak komik yang kehilangan nyawa dari ceritanya, termasuk X-Men sendiri. Padahal X-Men sendiri merupakan komik yang populer pada era 90-an. Melewati Justice League dan The Avenger. Jika The Avenger dan Justice League mengajak kita melihat bagaimana seharusnya menjadi superhero, X-Men dari awal bicara lain.
X-Men sendiri, bicara tentang menjadi minoritas dan dalam beberapa tahun terakhir kisahnya malah menjadi absurd. Mulai dari Cyclops menjadi villain, wafat, lalu dibangkitkan kembali hingga perseteruan internal yang disebabkan bukan karena peperangan ideologi, namun karena kisah yang konyol semisal, diracuni gas hingga kehilangan pikiran. Jelas sangat melenceng jika dibandingkan dengan ide awalnya di mana Xavier dan Magneto pecah kongsi disebabkan perbedaan keyakinan. Xavier percaya bahwa minoritas harus berusaha membuat mayoritas mengerti. Sementara Magneto mengatakan bahwa mayoritas harus dibuat takut agar mereka menghargai minoritas.
ADVERTISEMENT
Semua ini, tentu saja, tidak terlepas dari bagaimana Disney dan Marvel sendiri yang masih sangat ambisius menjual berbagai seri film mereka. Disney dan Marvel sendiri memang sedang gencar-gencarnya menjual kisah mutan kepada khalayak. Anda bisa lihat bagaimana film-film mutan begitu ramai dan menjadi perbincangan dalam bertahun-tahun terakhir. Di saat lagi lesu-lesunya pasar komik, X-Men Gold kemudian hadir, membawa seri komik X-Men ke jalur yang benar.
Hal ini yang tampaknya abai dari Ardian sebagai illustrator. Iya, jika dibilang bahwa dahulu Ardian sempat melakukan hal yang sama dalam komik Batgirl di mana ada billboard dengan wajah Jokowi terpampang di sana. Namun itu beda konteks. Di sana, Batgirl sedang di Little Jakarta dan pesan tersebut tidak mengganggu orang lain. Sementara ini, tentu saja jauh berbeda. Lagian itu, yang mas gambar angka 212 dan 51 itu Kitty Pryde, seorang karakter Yahudi, lagi ngomong doi adalah ketua X-Men yang baru loh. Masa iya sampai urusan mutan jangan juga pilih pemimpin kafir?
ADVERTISEMENT
Ketiga, tentu saja adalah audiens. Hal itu, tentu saja, yang membuat saya tidak habis pikir. Mengingat Ardian Syaf sendiri sudah malang melintang di dunia komik dan dahulu sempat memegang proyek dengan DC Comics sebelum dengan Marvel. Dengan bekerja untuk brand dengan skala global, kita perlu berpikir global pula agar tidak cari mati. Karena mengangkat tema tentang minoritas, tentu saja pembacanya juga ada yang memiliki keimanan yang berbeda dengan Ardian. Hal ini, sialnya, tidak dilihat oleh Ardian.
Ardian patutnya paham bahwa kala soal Al-Maidah ayat 51 dalam X-Men Gold ini diekspos gila-gilaan hingga ke seluruh dunia, mereka tidak sedang bicara tentang Ahok, apalagi Pilkada Jakarta. Mereka sedang bicara tentang ketakutan khas negara pertama dan kedua: Anti-Semit. Terutama setelah terorisme yang didalangi oleh ISIS, citra islam sendiri harus diakui buruk. Anda bisa cek sendiri bagaimana nama anda sendiri, Ardian Syaf, dikaitkan dengan Muslim dan Al-Maidah dan Anti-Semit dengan konotasi negatif.
ADVERTISEMENT
Dari ketiga ini, saya ingin katakan: saya tahu anda orang baik. Ardian Syaf, anda mengajari anak-anak Tulungagung untuk menggambar. Atau menjual artwork anda untuk pembangunan masjid di kampung anda, Tulungagung. Namun dengan karier anda dan bakat anda yang sangat gemilang itu, sangat disayangkan jika karier anda kandas karena sangat memaksa untuk menunjukkan pesan politik. Mengganggu minoritas, di mana di negara pertama dan kedua kita juga minoritas, sangat tidak keren, bung!