Kisah Haru Pak Guru Verry , Memanjat Bukit untuk Mendapatkan Sinyal

Arifah Putri Wulandari
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Konten dari Pengguna
30 Oktober 2020 14:04 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arifah Putri Wulandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menjadi seorang guru adalah pekerjaan mulia, banyak kebaikan yang dapat disebarkan dengan menjadi seorang guru, seperti ilmu yang dimiliki dapat bermanfaat untuk orang lain, berinteraksi dengan anak-anak, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan tentunya menjadi amal jariyah yang tidak pernah putus hingga akhir hayat nanti.
ADVERTISEMENT
Namun , dari sekian banyaknya kebaikan dari menjadi seorang guru, tentu saja masih banyak juga yang ragu untuk menjadi seorang guru, karena minimnya gaji, penempatan yang diatur oleh pemerintah sehingga bisa saja lokasi tempat mengajar yang jauh dari perkotaan, belum lagi menyandang gelar sebagai pendidik harus dapat mengontrol emosi dan sikap karena menjadi teladan untuk murid dan orang sekitarnya.
Tetapi, hal tersebut tidak menyurutkan semangat Verry Firdaus Acong Matruk yang kerap disapa Verry, untuk menjadi seorang guru. Verry adalah seorang guru IPA di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Belitang Hilir Kabupaten Sekadau. Kabupaten Sekadau sendiri letaknya berada lima jam dari ibukota provinsi Pontianak, Kalimantan Barat.
Sosok Verry Firdaus Acong Matruk yang kerap disapa Verry.
ADVERTISEMENT
Penasaran dengan kisah seru Verry menjadi guru di Kabupaten Sekadau? Inilah beberapa cerita dari Verry saat ditemui pada Kamis (29/10) :
Senang bercerita adalah motivasi pertama untuk menjadi guru
Lulus dari Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura lantas tidak langsung menjadikan Verry seorang guru, tetapi ia pernah bekerja di perusahaan dealer motor sebagai programmer. Suatu hari Verry merasa bosan dengan kegiatannya yang hanya duduk berjam-jam di depan computer yang minim interaksi. Ia yang mempunyai hobi bercerita dan berbicara merasa punya potensi menjadi guru. Sehingga ia pun resign lalu memutuskan mendaftar menjadi guru.
Kaget saat pertama kali sampai di penempatan tempat mengajarnya
Saat pertama resmi diterima menjadi guru, Verry langsung ditempatkan di Merbang , Kecamatan Belitang Hilir, Kabupaten Sekadau , Kalimantan Barat. Sesampainya di Merbang, ia sangat terkejut dengan keadaan disana. Tidak ada jalanan aspal, yang ada hanyalah tanah merah nan becek. Aliran listrik hanya nyala pada malam hari. Minimnya fasilitas terutama di bidang teknologi.
ADVERTISEMENT
Kiriman video dari salah satu murid Verry mengenai keadaan jalan di Merbang, Kabupaten Sekadau.
Berbicara tentang teknologi, di masa pandemi seperti ini kemajuan teknologi sangatlah penting. Sayangnya, kemajuan teknologi tidak dirasakan penuh oleh masyarakat Merbang. Lalu apa saja kendala-kendala yang dihadapi Verry dan para siswanya?
Tidak pernah bertatap muka melalui aplikasi Zoom dan semacamnya
Ternyata selama ini Verry tidak pernah melakukan pembelajaran tatap muka online melalui aplikasi Zoom , melainkan hanya melalui WhatsApp Group. Dikarenakan tidak semua siswa mempunyai smartphone , bahkan ada yang menumpang dengan temannya yang mempunyai smartphone. Untuk pembagian tugas pun dilakukan melalui WhatsApp Group , Verry cenderung jarang memberi tugas kepada murid-muridnya sebab ingin meringankan beban tugas para murid yang cenderung berlebih saat pandemi.
ADVERTISEMENT
Kiriman dari salah satu murid Verry saat sedang kerja kelompok, dengan pemandangan sapi dibelakangnya.
Susah sinyal , hingga harus memanjat bukit untuk mencari sinyal
Berdasarkan letak wilayahnya , gangguan sinyal juga sering menjadi kendala. Sulitnya mendapat sinyal yang bagus mengakibatkan Verry ataupun murid nya naik ke atas bukit untuk mendapatkan sinyal agar bisa membuka materi belajar dengan lancar. Sinyal bagus hanya dapat diperoleh dari beberapa titik, seperti sekolah, gereja dan tentunya diatas bukit.
Pada awalnya jika Verry ingin mencetak kertas, Verry harus menumpang di gereja, sekolah dasar , dan kantor desa. Suatu hari printer di ketiga tempat tersebut rusak semua. Untungnya, beberapa kerabat Verry memberikan bantuan alat penunjang pembelajaran , seperti Proyektor LCD dan Printer.
Bagaimana Verry menghadapi kendala-kendala dalam proses kegiatan belajar mengajar online , terutama saat situasi pandemi yang sekarang menjadi serba virtual?
ADVERTISEMENT
Membuat video pembelajaran
Untuk memudahkan proses kegiatan belajar mengajar yang terhambat karena pandemi, Verry mencoba inovasi baru seperti membuat video pembelajaran untuk para siswanya. Verry yang memang senang mengedit video dan foto lalu mengkombinasikan budaya melayu dengan materi pelajarannya.
Proses pembuatan video pembelajaran daring yang dilakukan oleh Verry , tembok rumah dimanfaatkan menjadi green screen , sangat kreatif ya!
Mengadakan lomba foto saat Ulangan Umum (ULUM) untuk menjaga semangat para murid
Verry juga mengadakan lomba foto saat Ulangan Umum (ULUM) dengan membuat beberapa nominasi dari murid-muridnya sampai pemenang, yang berhadiah pulsa elektronik untuk masing-masing pemenang. Ternyata hal ini disambut dengan semangat oleh para muridnya.
Verry mengadakan lomba foto agar murid tetap bersemangat menjalani Ulangan Umum walaupun #DirumahAja
Para pemenang foto terbaik dari lomba foto Ulangan Umum (ULUM) #DirumahAja
ADVERTISEMENT
Dengan berbagai rintangan yang terjadi , apa saja yang membuat Verry bertahan menjadi guru di Merbang, Kabupaten Sekadau?
Verry sangat mesyukuri keadaannya seperti ini, ia mempercayai bahwa ini adalah takdir Tuhan YME yang diberikan padanya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Selain itu , Verry sangat senang berinteraksi dengan warga Sekadau yang mayoritas suku Dayak . Walaupun Verry sebagai muslim menjadi kaum minoritas disana. Tetapi , karena semangat multikulturalisme yang sangat tinggi tidak membuat Verry dikucilkan namun menjadi saling toleransi satu sama lain. Verry merasa suasana di Sekadau lebih dinamis dibanding di perkotaan karena adanya perbedaan itu.
Jika ada hari besar suku Dayak, kehadiran Verry yang muslim tetap dihargai. Contohnya , saat ada pemotongan ayam , Verry diminta tolong untuk memotong ayam secara muslim.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari kiriman Verry pada 9 Agustus 2018 , cerita bagimana ia bekerja di lingkungan yang masyarakatnya mayoritas non muslim.
Memenangkan beberapa Kejuaraan dan Penghargaan
Pada tahun 2013 , Verry berhasil meraih Juara Guru Berprestasi di SMP Negeri 3 Kabupaten Sekadau , dan juga Juara 1 OSN Guru Fisika Kabupaten Sekadau. Selain itu, pada tahun 2016 , Verry mendapat penghargaan Mendikbud sebagai Instruktur Kurikulum di Kabupaten Sekadau. Menjadi salah satunya finalis dari Kalimantan Barat karena video pembelajaran terbaik.
ADVERTISEMENT
Bagaimana pendapat Verry terhadap pendidikan di daerahnya?
Menurut Verry , sebaiknya pelajaran untuk murid daerah lebih banyak memuat yang berhubungan dengan potensi kearifan lokal , karena pada saat ini Verry merasa materi matematika yang terlalu sulit tidak terlalu dibutuhkan oleh muridnya , bukan berarti hal itu tidak penting namun baginya yang penting murid sudah tahu dasar hitungan. Lebih baik menggali potensi lain yang ada disekitar untuk dipelajari , seperti hal tentang pertanian dan peternakan yang akan lebih bermanfaat untuk kedepannya di kehidupan mereka sehari-hari.