Wirausaha Santai ala Ibu Muda

Konten dari Pengguna
30 Maret 2018 6:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aris Abdul Salam tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berbekal kemampuan mengolah makanan dan crafting, ibu muda dapat mengisi waktu luang sembari mendulang uang.
Foto: Ragam kreasi Rika Muflihah
ADVERTISEMENT
Menjadi ibu muda dan memiliki anak pertama selalu menjadi tantangan tersulit bagi banyak perempuan. Momen tersebut, tak jarang merenggut karier mereka juga meminta mengorbankan pekerjaan di luar rumah demi mengurus keluarga. Enggan memaksakan diri dalam ketidaksiapan, adakalanya seorang istri lebih memilih menunda momongan.
Nianpun begitu, terkadang fase sebagai ibu muda justru mendorong perempuan bertindak lebih kreatif, dalam cara mereka merawat anak pun membuka peluang karier baru. Alih-alih mesti memilih salah satu kesibukan, antara anak atau pekerjaan, keduanya dapat diurus berbarengan.
Seperti Rika Muflihah, ibu berusia 27 asal Tasikmalaya, yang baru memiliki satu anak. Lulus dengan gelar sarjana pendidikan dan sempat mengajar di sekolah dasar. Apa daya, setelah menikah pada tahun 2015, dia kudu 'beristirahat' dari tugasnya sebagai guru. Terutama lantaran anaknya saat ini masih berumur di bawah dua tahun, hasrat untuk kembali mengajar di sekolah harus ditunda lebih lama.
ADVERTISEMENT
Situasi itu tak membuat ide-idenya mati. Malah, ketika memiliki anak, keterampilan memasaknya kian terasah lewat praktik nyata. Mulanya, dia berinovasi menyajikan aneka MPASI (Makanan Pendamping ASI), mulai dari bubur beras bayam with evo sampai bubur labu siam kacang panjang. Sekadar untuk dikonsumsi oleh buah hatinya, kudapan tersebut tak dijual.
Foto: Dua sampel MPASI untuk bayi menyusui
Tak lama setelahnya, celah keuntungan materi mulai nampak seiring bertambah usia anaknya. Rika pun bereksperimen dengan menu-menu baru yang sedap dimakan suami pula ramah dikonsumsi sang anak.
Nugget ayam wortel misalnya, yang laku dipesan pembeli. Kelebihan kudapan yang dijual Rp 15.000 per toples ini, selain dibuat tanpa bahan pengawet, juga tidak menggunakan MSG, serta baik untuk memenuhi gizi anak balita. Untuk kue, yang paling sering dipesan yaitu cheese cake dan satu kotaknya dijual seharga Rp 30.000. Lagi-lagi, santapan tersebut ramah untuk anak karena tidak memakai pemanis buatan.
Foto: Rika sering mempromosikan kreasinya lewat media sosial
ADVERTISEMENT
"Awalnya sih, cuma untuk konsumsi keluarga. Sering diunggah di Facebook foto-fotonya dan ternyata banyak yang minat," tutur Rika, ketika diwawancarai di rumahnya di Desa Sukarindik, Kamis (29/3/2018).
Tak hanya soal makanan, Rika juga berkreasi untuk ragam hiasan dari keterampilan tangan. Seperti buket mawar dari bahan flanel yang dipasarkan Rp 35.000 atau hiasan dinding yang nyaman digantung di kamar bayi seharga Rp 45.000.
Wirausaha yang dijalani Rika tak menguras banyak waktu, normalnya dia hanya bekerja lima hari dalam satu minggu; cuma butuh 2-3 jam saja dalam sehari. Per bulan, Rika meraup penghasilan sekitar Rp 1,5 sampai dua juta. Jumlah tersebut cukup lumayan untuk bisnis perorangan yang baru berlangsung satu tahun. Toh, dia juga tak perlu banyak waktu untuk bekerja, sangat sepadan dengan quality time yang dia bagi bersama anaknya, Athiya.
ADVERTISEMENT
Malah, jika dibandingkan dengan pendapatan Rika saat masih mengajar di sekolah dasar, penghasilannya sekarang memang lebih besar.
Foto: Athiya bermain dengan aneka crafting karya ibunya
Selain itu, jika Athiya sudah cukup umur untuk masuk Taman Kanak-kanak, Rika berencana meningkatkan porsi dagang dan jam kerjanya. Hal tersebut tentu membuatnya berpeluang meraih untung lebih besar, beberapa kali lipat dari pendapatan saat ini.
Dapat mengasuh anak tanpa perlu dititipkan ke orang lain, bisa sangat membantu suami meringankan beban biaya rumah tangga, sambil memanjakan keluarga dengan manifestasi kuliner dan crafting. Itulah kebanggan terbaik yang dijalani Rika saat ini.