Hari Terakhir 15th JAFF-NETPAC Menampilkan 3 Film dalam Community Forum.

Gelaran 15th JAFF-Netpac 'Kinetic' Jember yang diselenggarakan pada 27-29 November berakhir hari ini di Kota Cinema Mall Jember, dengan menampilkan 3 Film dalam Community Forum yang membahas tentang Restropreksi, Antara Pencarian & Sudut Pandang.

Dok. Arka Ardhyansah

Film Curatorial yang ditampilkan adalah karya dari sineas muda seperti Burung Dara produksi 2020, dari sutradara Ega Marsa lalu Lingsem milik Adam Valiant produksi 2018 serta Mole dari sutradara Dimas Dwi Wardhana produksi 2019.

Mirza Ghulam selaku programmer 15th JAFF-Netpac 'Kinetic' Jember menjelaskan ketiga film itu dipilih karena dekat dengan melihat dari keunikan penciptaan ide, narasi yang utuh dan pembaharuan estetik, 3 Film ini menghadirkan sesuatu hal yang baru.

'Burung Dara mengemas konflik percintaan remaja dengan unik, memadukan kesenjangan sosial dengan respon terhadap modernisasi di kalangan remaja yang ingin meramaikan valentine yang merupakan budaya barat, terpengaruh oleh westernisasi yang kemudian ditangkap utuh oleh sutradara dan diceritakan lewat Burung Dara.'

Lebih lanjut lagi Mirza juga mengatakan bahwa Mole sebenarnya adalah isu yang dekat dengan kita dari perselingkuhan kemudian berubah menjadi kriminalitas. 'Mole menceritakan kriminalitas dalam sudut pandang berbeda, dari seorang anak yang baru pulang dari pesantren. Dan ini adalah keunikan dalam ide dengan narasi itu ia memilih estetika yang seperti ditampilkan dalam film.'

3 Film ini terpilih dari 25 film lain yang dikurasi, dan merupakan produksi dua tahun terakhir yang kemudian didapatkan dari open submit. 3 Film ini mewakili program 15th JAFF 'Kinetic' Jember yaitu Restropeksi, Antara Pencarian & Sudut Pandang.

Tema Restropeksi, Antara Pencarian & Sudut Pandang dipilih karena saling berkaitan dengan 3 Film yang ditampilkan dalam Community Forum. Sudut pandang filmaker 3 film ini cukup unik dan menghasilkan cerita yang unik juga. Restropeksi mempunyai arti memandang kembali dalam artian ketiga sutradara ini sebelumnya mempunyai karya yang satu taste atau satu rasa dengan film sebelumnya.

Seperti Mole yang sebelumnya juga sudah ada film Banyu yang sempat mengikuti festival dan film tersebut juga menggunakan sudut pandang anak. Begitu juga dengan Burung Dara, sutrada Ega dulunya juga sempat membuat film dengan tema seksualitas dan ia mengembangkan lagi di film Burung Dara.