Nongkrong Ditengah Pandemi, Kok Bangga?

Arka Ardhyansah
Mahasiswa Program Studi Televisi dan Film, Universitas Jember. Podcaster #KataArka - Dengerin di Spotify, iTunes, Noice dan Roov.
Konten dari Pengguna
14 Juni 2020 0:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arka Ardhyansah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kita tahu, kasus COVID-19 di Indonesia sedang tidak baik-baik saja, per 13 Juni 2020, 15.41 WIB pasien positif Corona Virus 37,240 berikut statistik lengkapnya dikutip dari laman Pusat Informasi Corona yang disediakan kumparan.
kumparan/page/corona
Dan tak disangka, ditengah pandemi yang menyusahkan semua orang ini, banyak orang yang dengan bangga menunjukan bahwa ia melanggar peraturan pemerintah untuk di rumah aja, padahal ia bukan orang yang harus bekerja harian guna mendapatkan penghasilan untuk makan sehari-hari, bukan aparat yang harus berjaga dan bertugas, bukan tenaga medis yang berjuang digarda terdepan, bukan juga orang-orang yang tak mempunyai penghasilan dan harus berputar otak guna mencari uang untuk membiayai hidupnya sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Mereka masih muda, sehat, dan punya akal. Sayangnya mereka mulai acuh, dan merasa Virus ini bahkan tidak ada, memang benar rencana Pemerintah dalam melaksanakan New Normal akan segera dimulai, tapi bukan berarti bisa langsung nge-cafe dengan gampangnya dine-in pula, lalu mengunggah fotonya ke instastory, seolah bangga dengan perbuatannya, tidak ada yang melarang untuk membeli segelas kopi hangat, ataupun dingin yang jadi masalah ialah dine-in yang tak berjarak, apakah tidak bisa take away saja? Atau paling tidak, tak usah mengunggah foto sedang berada di cafe, mudah bukan? Agar orang yang sedang di rumah saja, tak ikut-ikutan untuk keluar rumah padahal dia tak mempunyai kepentingan yang mendesak.
Ada juga yang berjoget ria, seolah semua butuh hiburan ditengah pandemi dengan keluar rumah, hangout lalu mengabaikan protokol yang ada, memang tidak salah dan nggak bisa disalahkan, ataupun di-judge karena perilaku dan kebijakan seseorang dalam mengambil keputusan berlaku untuk dirinya walaupun bisa membahayakan orang lain disekitarnya.
ADVERTISEMENT
Kalaupun New Normal nanti akan bergulir, bukan berarti kita bisa keluar se-enaknya seolah tidak terjadi apa-apa, keluar tanpa ada urusan penting, hanya untuk having fun.
Artikel ini hanyalah opini dari seseorang yang sudah tak bekerja selama tiga bulan dan di rumah aja, bosan pasti tapi bukan berarti mencari hiburan dengan keluar rumah tanpa tujuan yang jelas. Bersenang-senang boleh, hanya saja waktunya kurang tepat untuk berkumpul di dalam satu ruangan yang dipenuhi banyak orang, hanya untuk menenggak sebuah minuman dan bermodalkan background cafe, restoran ataupun tempat hangout sebagai starterpack postingan kece di instastory. Mengejar eksistensi boleh, tapi tidak dengan kebodohan.
Jadi jangan bangga dengan keluar rumah, seolah virus ini sudah selesai, kita masih berjalan dan belum menuju titik puncak. Curva nya bahkan belum turun, cenderung naik setiap harinya. Maka lebih baik #dirumahaja apabila memang tidak ada keadaan mendesak untuk pergi keluar rumah.
ADVERTISEMENT