kumplus- Opini Arman Dhani- Kebocoran Data Bjorka

Tak Ada yang Lebih Baik di Antara Bjorka dan Inkompetensi Pemerintah

Arman Dhani
Penulis. Menggemari musik dan buku. Sudah terlalu banyak menyimpan kaos band dan sepatu.
15 September 2022 16:56 WIB
·
waktu baca 5 menit
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mending mana: data dipakai pemerintah untuk represi, atau digunakan hacker untuk membuka inkompetensi negara? Dari perspektif mana pun keduanya salah. Tapi dalam kondisi aparat dan pejabat negara dianggap kerap mengecewakan, perilaku hacker yang membuka data pejabat negara memicu tempik sorak membahagiakan buat sebagian orang.
Kemunculan hacker Bjorka dalam percakapan media sosial belakangan ini menarik untuk dibahas. Bukan cuma karena dia berkali-kali meledek Menkominfo Johnny G Plate, tapi juga karena sejarah kemunculannya yang seperti sudah terlupakan.
Dalam ingatan saya, Bjorka adalah peretas yang berniat menjual data warga Indonesia yang digunakan untuk registrasi kartu seluler. Dia mengaku meretas dan memiliki 1,3 miliar data pengguna nomor ponsel. Data tersebut selain memuat nomor seluler, juga nama lengkap pengguna, NIK, tanggal registrasi, dan lain-lain. Bjorka menjual data ini seharga 50 ribu USD dalam bentuk mata uang crypto, dan bersedia memberikan 1,5 juta sampel sebagai bukti.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
check
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
check
Bebas iklan mengganggu
check
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
check
Gratis akses ke event spesial kumparan
check
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten