Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Menyelamatkan Hutan dan Memahami Gerakan Revolusi Mental Puan Maharani
4 Agustus 2017 12:13 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
Tulisan dari Ita Rinjani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dalam suatu rapat kerja nasional di Jakarta, 2 Agustus 2017 (liputan6.com), Puan mengatakan:
ADVERTISEMENT
"Sangat penting bagi kita untuk membangun cara berpikir baru, cara bekerja dan cara hidup yang menjaga kelestarian lingkungan hidup. Inilah Gerakan Revolusi Metal di bidang lingkungan hidup".
Apakah gerakan revolusi mental juga menyangkut gerakan di bidang lingkungan hidup? Iya. Gerakan ini juga menyangkut kebaikan lingkungan hidup. Gerakan revolusi mental yang menyasar manusia juga mempertimbangkan aspek-aspek di luar manusia yang berguna bagi kehidupa manusia. Gerakan ini memastikan bahwa manusia bisa hiidup nyaman tanpa perasaan terancam dari lingkungan. Sebaliknya, gerakan ini meminta kesadaran manusia agar memperhatikan kebaikan lingkungan. Sikap sadar dan responsif sangat perlu. Gerakan ini menempatkan manusia dalam posisi sebagai subjek yang sadar terhadap lingkungan,
Apa yang diinginkan oleh gerakan ini tak lain adalah kebaikan bersama antara manusia dan alam, pertauatan cinta antara manusia dan alam. Sebab hanya dengan kesadaran seperti itu, harmoni alam dan manusia dapat terjaga.
ADVERTISEMENT
Maka dengan ini, segala apapun bentuknya yang dapat merusak alam, itu harus dilarang. Puan Maharani menegaskan hal ini.
***
Membaca konsep revolusi mental ala Puan Maharani tentu kita tak mungkin mendapati uraian yang rumit tentang gerakan ini. Puan bukan seorang filsuf atau pemikir besar, maka sangat mungkin konsep-konsep revolusi mentalnya jauh dari sebuah gambaran itu. Puan Maharani hanyalah salah seorang dari menterinya Joko Widodo, yang mengusung konsep revolusi mental demi tujuannya menggerakkan apa yang sering disampaikan oleh presiden: kerja, kerja, kerja. Tugas Puan Maharani adalah memastikan itu terlaksana.
Bagaimana memahami gerakan revolusi mental yang dipimpin oleh Puan Maharani?
Puan Maharani menunjukkan bahwa gerakan revolusi mentalnya bukan sekedar gaung tanpa isi, bukan sekedar langit tanpa bumi, dan bukan sekedar slogan besar yang jauh dari tindakan-tindakan nyata yang berguna untuk merespon persoalan-persoalan. Justru sebaliknya, revolusi mental mengutamakan hal-hal yang bersifat nyata, tindakan-tindakan kecil tapi berguna, konkrit dan dirasakan langsung dampaknya bagi rakyat.
ADVERTISEMENT
Konsep revolusi mental yang dipimpin menyasar tindakan nyata. Bila dibaca secara lebih mendetail, maka terlihat beberapa turunan dari konsep ini: yakni lima gerakan praksis yang meliputi (1) Gerakan Indonesia Melayani, (2) Gerakan Indonesia Tertib, (3) Gerakan Indonesia Bersih, (4) Gerakan Indonesia Mandiri dan (5) Gerakan Indonesia Bersatu.
Gerakan Indonesia melayani, misalnya, bisa terlihat dari berbagai himbauan Puan Maharani terutama kepada para aparat untuk betul-betul menjadi pelayan publik yang baik. Sebagai pelayan yang baik, aparat harus mampu menghadirkan pelayanan yang menyenangkan. Sejauh ini aparat dan pelayanan birokrasi cenderung digambarkan sebagai suatu prosedur yang rumit, lama dan kadang tidak menyenangkan karena tidak ramah senyum.
Hal-hal seperti ini tak boleh dipertahankan. Revolusi mental berusaha mengikis stigma seperti ini dengan berusaha merevisi dan memperbaiki paradigma berfikir dalam tindakan melayani. Revolusi mental memperhatikan, menghargai dan membangun dari hal-hal kecil yang sering ‘alpa’ padahal penting. Sesibuk apapun, aparat perlu menunjukkan cara melayani yang baik, yang ramah dan menyenangkan. Masih banyak contoh lain dari gerakan-gerakan revolusi mental.
ADVERTISEMENT
Selain menurunkan revolusi mental kedalam lima tindakan nyata, Revolusi Mental Puan Maharani juga mendorong gerakan moral. Yang didorong adalah tumbuhnya nilai integritas, kerja keras dan gotong royong. Melalui dorongan integritas, Puan Maharani selalu menegaskan agar aparat pemerintah menyadari tanggung jawabnya. Mereka harus menyadari bahwa aparat adalah pelayan dari rakyat. Jabatan ini sebagai amanah yang harus dipertanggungjawabkan.
Kesadaran ini perlu dipupuk. Dan gerakan revolusi mental menyasar dan mendorong hal-hal seperti ini.