Tentang Keluhan Anak

Arolina Sidauruk
Ilmu itu mahal harganya. Penulis aktif, editor di Jurnal Purna
Konten dari Pengguna
29 Juli 2020 19:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arolina Sidauruk tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi anak sekolah dasar katolik. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak sekolah dasar katolik. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejak Covid-19 merajai dunia kahe ini, maka semua sektor kehidupan menjadi terganggu, salah satunya adalah sistem pendidikan, yang kita anggap sesuatu yang harus diprioritaskan. tapi ternyata akibat virus ini, semua berantakan. mulai dari perkantoran, perbelanjaan, perbankan dan seluruh usaha jasa yang melibatkan tenaga kerja. tahap demi tahap sudah kita lalui bersama demi untuk menstabilkan kondisi manis yang dulu, ternyata semua tidak mudah dilakukan.
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita lihat bersama bahwa sejak covid 19 meneror kita, sekolah dan perkuliahan sudah dilakukan di rumah (daring) awalnya kita merasa hal ini adalah tindakan yang paling aman untuk menghindari merebaknya virus tersebut, dengan alasan bahwa anak-anak sangat rentan dihinggapi penyakit yang tidak berwujud ini. Masuk di akal. tapi semakin kesini,kondisi sudah tidak seindah hari pertama ketika anak-anak mulai belajar dirumah. ada hal-hal yang tidak bisa ditolerir lagi untuk meningkatkan sistem pembelajaran seperti ini. coba kita bayangkan semua pelajaran dilakukan dirumah, dengan pantauan guru melalui group Whatsapp tanpa tatap muka,tanpa diskusi dengan teman-temannya, alhasil kita sebagai orang tua wajib mendampingi agar si anak tidak merasa terabaikan. kita harus memfasilitasi si anak dengan HP android, Wifi, pertanyaannya bagaimana dengan anak-anak yang orangtuanya tidak mampu memfasilitasi ?akan seperti apa perkembangan si anak selama pandemi ini? Bagaimana dengan anak-anak yang berada di daerah yang tidak ada jangkauan internet? sistem pendidikan seperti ini terasa kurang menjamin, tidak ada jaminan si anak menjadi pintar. takutnya sia nak akan terbiasa menyendiri, tanpa komunikasi dan mengurangi disiplin yang dilakukan setiap hari yaitu bangun pagi, berangkat dengan pakaian seragam dan bercanda dengan sahabat-sahabatnya. Entah sampai kapan situasi ini berlangsung, mereka mulai merasa kejenuhan, anak-anak sudah merasa terpenjara. Selaku orang tua, kami menyarankan supaya pemberlakuan daring ini adalah harus berdasarkan zona, sebab tidak semua daerah dilabeli zona merah. bahkan ada daerah yang tidak peduli dengan situasi seperti ini, dan membuka sekolah seperti biasa. Hal ini akibat jenjang pemerintahan yang harus diikuti dengan aturan-aturan dari Pusat.mengakibatkan beberapa daerah terpaksa mengikuti anjuran tersebut, padahal daerahnya aman-aman saja. Tapi terlepas dari cerita ini, kami sebagai orang tua, pasti mendukung usaha pemerintah dalam pencegahan penyebaran Virus Covid 19. dengan mengikuti protokoler kesehatan, cuci tangan, pakai masker dan tidak kontak fisik, kita harapkan sekolah dapat dibuka kembali. sesuai dengan anjuran Presiden yang katanya kita harus bersahabat dengan covid 19.
ADVERTISEMENT
Semoga
Rindu kebersamaan seperti ini