Kebaikan Perawat di Era Pandemi: Antara Stigma, Diskriminasi dan Panggilan Hati

Arsy Cakra A
An undergraduate student from the University of Indonesia who always seeks anything related to health promotion and marketing strategy.
Konten dari Pengguna
30 Desember 2020 17:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arsy Cakra A tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Photo by Bofu Shaw on Unsplash
Tahun 2020 harus menjadi tahun istimewa sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan tahun 2020 sebagai Tahun Perawat dan Bidan dan ulang tahun ke-200 kelahiran Nightingale. Ini menunjukkan kepada kita bahwa perawatan telah menebar kebaikan ke seluruh dunia selama lebih dari 200 tahun, tetapi tidak ada yang bisa memprediksi itu akan bertepatan dengan pandemi global yang belum pernah terjadi sebelumnya, COVID-19.
ADVERTISEMENT
Perawat saat ini mengobarkan perang di seluruh dunia melawan COVID-19, di bawah level tekanan, perawat adalah staf rumah sakit dan klinik, melakukan shift panjang, bergulat dengan trauma dan kelelahan, menempatkan diri mereka pada risiko infeksi untuk merawat orang yang membutuhkan bahkan distigmatisasi dan didiskriminasi oleh masyarakat.
Survei terhada2050 Perawat Indonesia menunjukkan bahwa 140 perawat pernah merasa terhina karena mereka berstatus sebagai perawat COVID-19, 66 mengalami ancaman pengusiran, dan 160 perawat mengatakan bahwa masyarakat menghindari mereka. Kondisi ini membuat pemberian perawatan lebih sulit secara fisik dan emosional dan situasi ini harus dicegah dan diselesaikan segera.
Terlepas dari kondisinya, perawat tetap menjalankan tugasnya dengan sepenuh hati. Berdasarkan nilai dan prinsip caring, altruism, respek, empati, dan kesediaan untuk mengambil risiko untuk menyelamatkan nyawa orang.
ADVERTISEMENT
Saat ini, kebaikan perawat tidak hanya sebagai pengasuh di samping tempat tidur tetapi juga sebagai pembuat kebijakan, pendukung, dan ilmuwan untuk mengurangi penyebaran virus lebih lanjut dan membawa kesehatan yang lebih baik untuk semua orang.
Saatnya kita mendukung perawat yang berada di garis depan memerangi COVID-19 dan melindungi mereka dari stigma dan diskriminasi. Beberapa pencegahan telah dilakukan oleh pemerintah seperti memberikan informasi kepada publik bahwa perawat telah menjalankan protokol standar saat merawat pasien COVID-19.
Hal ini penting untuk membuat publik menghargai apa yang dilakukan perawat dan tidak mendiskriminasi mereka dan tentu peran kita sebagai masyarakat sangat diperlukan juga.
Kita bisa melakukan gerakan sosial untuk mendukung dengan 3 tindakan sederhana.
ADVERTISEMENT
Tugas yang harus diemban perawat sangat berat, namun tetap dijalankan tugas tanpa pamrih. Fakta bahwa perawat adalah profesi yang paling dipercaya seringkali kurang diakui dan pandemi ini membuat kebaikan keperawatan lebih jelas dan lebih bisa dikenali. Oleh karena itu, setiap orang memiliki peran penting dalam pencegahan secara aktif penyebaran virus lebih lanjut dan melindungi mereka yang paling berisiko. Ayo kita dukung perawat Indonesia.
ADVERTISEMENT