news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Depresi: Pengertian, Macam-Macam, dan Cara Mengatasinya

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
Konten dari Pengguna
6 Juni 2022 16:39 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mengalami depresi. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengalami depresi. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Depresi adalah suatu kondisi medis berupa perasaan sedih yang berdampak negatif terhadap pikiran, tindakan, perasaan dan kesehatan mental seseorang. Depresi juga bisa diartikan sebagai gejala dari sebuah penyakit fisik dan efek samping dari penggunaan obat atau perawatan medis tertentu.
ADVERTISEMENT
Seseorang dalam kondisi depresi umumnya mengalami perasaan sedih, cemas, atau kosong. Mereka juga cenderung merasa terjebak dalam kondisi seperti tidak ada harapan, tidak ada pertolongan, penuh penolakan, atau perasaan tidak berharga lainnya.
Berbeda dengan stres, yang akan menghilang seiring selesainya semua permasalahan atau dapat diobati dengan adanya hiburan, depresi akan menetap lama meskipun seseorang sedang liburan dan memiliki segala yang dibutuhkan.

Apakah Depresi Itu Berbahaya?

Dalam ilmu psikologi, depresi terbagi berdasarkan tingkat keparahannya, yakni ringan dan berat. Lantas, apa akibat depresi berat?
Menurut World Health Organization (WHO), depresi merupakan penyakit mental yang dapat memengaruhi kemampuan seseorang dalam menjalani aktivitas sehari-harinya. Bahkan, depresi termasuk penyebab kematian kedua terbesar setelah penyakit jantung.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data WHO pada 1980, sebanyak 20-30 persen dari pasien rumah sakit di negara berkembang mengalami gangguan mental, termasuk depresi.
Meski demikian, menurut Nurmiati Amir dalam buku Depresi Aspek Neurobiologi: Diagnosis dan Tata Laksana Edisi Kedua, belum ada penyebab pasti dari depresi.
Akan tetapi, para ahli berpendapat bahwa depresi bisa terjadi karena adanya sensor psikososial yang berat, sehingga individu yang mengalaminya tak mampu mengatasinya.

Tanda-Tanda Depresi

Ilustrasi mengalami depresi. Foto: Pixabay
Untuk dapat mencegah bahaya yang ditimbulkan dari depresi, mengenal tanda-tanda kondisi perlu dilakukan. Berikut tanda-tanda depresi yang dihimpun dari berbagai sumber:

1. Tanda awal depresi

Mengutip laman P2PTM Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tanda-tanda orang yang mengalami depresi bisa dideteksi sejak dini dengan mengenali beberapa gejala berikut:
ADVERTISEMENT

2. Tanda depresi ringan

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa depresi terbagi berdasarkan tingkat keparahannya, salah satunya depresi ringan. Kondisi ini dapat dipahami sebagai jenis gangguan mental yang menyebabkan penderitanya merasakan sedih berlebihan.
Menurut Namora Lumongga dalam buku Depresi: Tinjauan Psikologis, penderita depresi ringan tak perlu mendapatkan perawatan medis, karena dapat diatasi dengan melakukan olahraga, pola makan yang teratur hingga relaksasi. Adapun tanda-tanda depresi ringan, yakni:

3. Tanda depresi berat

Depresi berat bisa terjadi akibat sang penderita dan orang di sekitarnya tidak menyadari bahwa ia sedang mengalami tanda-tanda depresi. Karenanya, ini pun seolah menjadi bom waktu yang bisa meledak kapan saja.
ADVERTISEMENT
Masih mengutip sumber yang sama, tanda-tanda depresi berat biasanya menimbulkan gejala yang berlangsung lebih dari enam bulan.
Pikiran untuk mengakhiri hidup pun sering terlintas oleh penderita depresi berat. Selain itu, penderita depresi akut juga cenderung mengalami halusinasi.

Macam-Macam Depresi

Ilustrasi mengalami depresi. Foto: Pixabay
Menurut Rasnaya dalam buku Skizofrenia Akibat Putus Cinta karya Ruslia Isnawati, macam-macam depresi di antaranya:

1. Depresi Klinis

Kondisi ini disebut juga gangguan depresi mayor (major depressive disorder/MDD) dan merupakan yang paling umum terjadi. Seseorang didiagnosis depresi mayor jika mengalami gejala berikut:

2. Depresi atipikal

Depresi atipikal merupakan jenis depresi yang mempunyai gejala seperti depresi klinis, yakni meliputi kenaikan berat badan, nafsu makan bertambah, tidur terus-menerus, anggota gerak terasa berat dan sensitif terhadap penolakan.
ADVERTISEMENT
Salah satu ciri yang khas dari jenis depresi ini adalah perasaan hati pada jenis depresi ini dapat membaik ketika ada satu kejadian yang positif/menyenangkan.

3. Bipolar

Bipolar mempunyai dua kutub yang sangat bertolak belakang, yaitu mood manik dan depresif. Pada saat manik, seseorang mengalami peningkatan suasana hati, maka ia akan mengalami euforia, banyak bicara, rasa percaya diri meningkat, banyak energi, hingga sulit tidur.
Namun, kira-kira seminggu setelah mengalami hal tersebut, perasaannya dapat berubah drastis. Gejala depresi pada bipolar lainnya mirip dengan gangguan depresi mayor.

4. Distimia

Distimia dikenal juga dengan istilah persistent depressive disorder (PDD). Jenis depresi ini dapat terjadi dalam waktu yang lama. Gejala distimia ditandai dengan perasaan sedih, putus asa, pesimis dan yang khas adalah mood lebih baik saat pagi hari dan memburuk ketika sore/ malam hari.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan depresi mayor yang gejalanya berat dan berlangsung minimal dua minggu, gejala PDD lebih ringan dan berlangsung selama dua tahun/lebih. Depresi jenis ini banyak terjadi pada anak dan remaja perempuan yang selalu bersikap negatif, suka mengeluh, dan pesimis.

5. Depresi dengan gejala psikotik

Depresi yang berat sering disertai dengan gejala psikotik, seperti keyakinan yang tidak nyata (delusi) melihat atau mendengar yang tidak nyata (halusinasi), melihat suatu benda yang bentuknya berbeda dari aslinya (ilusi) dan merasa atau menjalani hidup seperti orang lain (depersonalisasi).
Ilustrasi mengalami depresi. Foto: Pixabay

6. Depresi pasca melahirkan

Depresi pasca melahirkan disebut juga dengan postpartum depression. Umumnya muncul 1-4 minggu setelah melahirkan. Gejalanya mirip dengan depresi pada umumnya.
Namun, berbeda dengan sindrom baby blues yang dapat hilang dengan sendirinya, depresi pasca melahirkan memerlukan terapi. Pria yang menjadi ayah bahkan juga dapat mengalami gangguan ini.
ADVERTISEMENT

7. Gangguan depresi musiman

Gejalanya sama dengan depresi mayor, namun berubah sesuai pola musim (musiman). Biasanya depresi musiman muncul saat musim salju atau gugur, kemudian kembali normal pada musim lainnya.
Gangguan depresi jenis ini jarang terjadi di Indonesia dan umumnya lebih sering menyerang orang-orang yang tinggal di negara empat musim.

8. Gangguan penyesuaian dengan mood depresi

Gangguan ini muncul akibat adanya stressor (putus cinta, kehilangan orang tercinta, meninggal, pindah negara dan sebagainya), tapi gejala akan membaik seiring dengan berjalannya waktu.

9. Gangguan depresi akibat kondisi medis umum

Biasanya gangguan depresi ini terjadi akibat adanya kondisi medis, seperti stroke, kanker, infeksi, Parkinson dan lainnya.

10. Gangguan depresi akibat zat

Depresi juga dapat muncul pada orang-orang yang menyalahgunakan zat-zat tertentu, seperti alkohol dan lain sebagainya.

Cara Mengatasi Depresi

Ilustrasi mengalami depresi. Foto: Pixabay
Setelah paham mengenai tanda-tanda dan macam-macam depresi, sebaiknya ketahui juga cara mengatasinya. Lantas, bagaimana cara mengatasi depresi?
ADVERTISEMENT
Menurut Eagle Oseven dalam buku Cara Menyembuhkan Depresi, perawatan depresi sering kali berupa pil antidepresan yang diresepkan oleh dokter. Selain itu, dokter juga akan menyarankan para penderita depresi untuk melakukan beberapa hal berikut:
(NDA)