Konten dari Pengguna

Apakah Batuk Rejan Berbahaya? Ini Penjelasannya

Artikel Kesehatan
Kumpulan artikel yang membahas informasi seputar kesehatan.
5 Juni 2025 11:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Kiriman Pengguna
Apakah Batuk Rejan Berbahaya? Ini Penjelasannya
Apakah batuk rejan berbahaya? Temukan jawabannya di artikel ini, lengkap dengan gejala serta langkah pencegahannya yang perlu diketahui.
Artikel Kesehatan
Tulisan dari Artikel Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi gejala batuk rejan. Foto: Unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gejala batuk rejan. Foto: Unsplash.com
ADVERTISEMENT
Batuk merupakan gejala umum yang sering dianggap sepele. Padahal, jika batuk berlangsung lama, keras, dan disertai bunyi "whoop" saat menarik napas, bisa jadi itu tanda batuk rejan.
ADVERTISEMENT
Dalam istilah medis, batuk rejan disebut sebagai pertusis, yaitu infeksi bakteri menular yang dapat menyerang siapa saja, terutama bayi dan anak-anak.
Lalu, apakah batuk rejan berbahaya? Simak ulasan lengkap mengenai bahaya batuk rejan, gejala, dan cara mencegahnya melalui ulasan berikut.

Apakah Batuk Rejan Berbahaya?

Ilustrasi gejala batuk rejan. Foto: Unsplash.com
Berdasarkan informasi dari World Health Organization (WHO), batuk rejan adalah penyakit infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis.
Awalnya, batuk rejan menyerupai flu biasa, tetapi akan berkembang menjadi batuk parah yang tak kunjung reda. Penderita bisa mengalami batuk terus-menerus hingga tercekik, muntah, bahkan mengalami kelelahan hebat.
Penyakit batuk rejan sangat menular dan menyebar melalui percikan air liur saat penderitanya batuk atau bersin. Oleh karena itu, batuk rejan tergolong sebagai penyakit berbahaya, terutama jika terjadi pada bayi di bawah usia satu tahun.
ADVERTISEMENT
Berikut beberapa komplikasi serius yang dapat terjadi ketika mengalami batuk rejan menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
Orang dewasa dan remaja yang tertular mungkin mengalami gejala lebih ringan, tetapi tetap bisa menjadi sumber penularan yang berbahaya bagi bayi atau orang dengan kekebalan tubuh rendah.

Gejala Batuk Rejan

Ilustrasi gejala batuk rejan. Foto: Unsplash.com
Dikutip dari Buku Pintar Penanggulangan Wabah Penyakit Dunia dan Nasional karangan Yanuar dan Winarni, batuk rejan berkembang melalui tiga tahap:
ADVERTISEMENT

Cara Mencegah Gejala Batuk Rejan

Ilustrasi gejala batuk rejan. Foto: Unsplash.com
June Thompson menjelaskan dalam bukunya yang bertajuk Toddlercare, batuk rejan bisa menimbulkan komplikasi serius hingga kematian jika tidak ditangani dengan benar.
Pencegahan terbaik terhadap batuk rejan adalah vaksinasi. Vaksin DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) diberikan dalam beberapa tahap sejak bayi hingga usia sekolah. Berikut jadwal vaksin DPT:
Orang dewasa juga disarankan untuk mendapatkan vaksin Tdap booster setiap 10 tahun, terutama jika tinggal serumah dengan bayi. Selain vaksinasi, langkah pencegahan lainnya meliputi:
ADVERTISEMENT
(NDA)