Ekspansi Perdagangan RI ke Amerika Latin

Konten dari Pengguna
20 Agustus 2019 9:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arya Putubaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ekspansi Perdagangan RI ke Amerika Latin
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah yang besar dan menyimpan banyak potensi di dalamnya. Kemandirian ekonomi sudah seharusnya dimiliki negara ini. Presiden Joko Widodo sejak awal pemerintahannya telah menargetkan kemandirian ekonomi. Berbagai upaya telah dan terus dilakukan untuk mencapai target ini. Salah satunya dengan meningkatkan nilai ekspor dan membenahi neraca perdagangan.
ADVERTISEMENT
Kementerian Luar Negeri RI sebagai salah satu motor penggerak perdagangan Internasional telah melakukan ragam upaya yang komprehensif. Di antaranya adalah membidik pasar nontradisional, khususnya di wilayah Amerika Latin dan Karibia atau biasa disebut Latamcar (Latin America and Carribean), untuk membuka peluang investasi dan memperluas pasar bagi produk Indonesia.
Kawasan Latamcar: Prospektif Pasar Tujuan Ekspor Indonesia
Kawasan Latamcar merupakan pasar potensial bagi pengembangan pasar ekspor Indonesia. Bandingkan dengan negara-negara Eropa yang hanya 0,08 persen dan Asia yang satu persen. Iklim negara-negara Latamcar juga mirip dengan Indonesia karena sama-sama berada di sekitar daerah tropis.
Perjanjian dengan Tiga Negara Latamcar
Sejauh ini, Kementerian Luar Negeri RI telah mencapai beberapa keberhasilan dalam menjalin hubungan dagang dengan negara-negara Latamcar, antara lain dengan Chili, Peru, dan Ekuador.
ADVERTISEMENT
Dengan Chili, Indonesia telah lama menjajaki perundingan dalam upaya merumuskan perjanjian perdagangan. Perjalanan panjang itu akhirnya berbuah dengan ditandatanganinya Free Trade Agreement (FTA) berupa Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC CEPA) pada 14 Desember 2017 di Santiago, Ibu Kota Chili.
IC CEPA merupakan wujud perdagangan bebas bilateral pertama antara Indonesia dan negara Latamcar. Dibentuknya FTA antara Indonesia-Chili menandai dimulainya babak baru perdagangan Indonesia-Latamcar yang diharapkan akan menstimulasi perundingan-perundingan lain antara Indonesia dan negara-negara Latamcar.
Dengan Peru, Indonesia juga tengah merancang FTA. Pada 23 Mei 2018, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi, telah berkunjung ke Lima, Ibu kota Peru, dan diterima baik oleh Menlu Peru, Néstor Francisco Popolizio Bardales. Dalam pertemuan itu telah terjadi kesepakatan untuk terus memelihara momentum dialog dalam bentuk pertemuan bilateral. Selain itu, kedua pihak sepakat untuk mendorong stakeholders terkait di masing-masing negara untuk berdialog melalui video conference, untuk mengidentifikasi berbagai peluang kerja sama bilateral. Diharapkan dialog melalui video conference ini dapat membantu penyelesaian isu-isu dan rancangan kerja sama yang saat ini sedang berlangsung.
ADVERTISEMENT
Dengan Ekuador, Indonesia telah berhasil merealisasikan Forum Perundingan kerja sama Perdagangan atau Working Group on Trade and Investment (WGTI) yang pertama pada 19 Desember 2018, di Quito, Ekuador. Pada pertemuan tersebut, kedua negara membahas berbagai isu perdagangan dan investasi, di antaranya terkait akses pasar, fasilitas perdagangan, prosedur kepabean, SPS, serta pengenalan sektor investasi yang menjadi prioritas kedua negara. Forum juga membahas hambatan-hambatan perdagangan yang selama ini dialami kedua pihak, baik berupa tarif maupun nontarif. Pertemuan Kedua di WGTI direncanakan akan dilakukan pada pertengahan 2019.
Bagi Indonesia, Ekuador merupakan mitra dagang terbesar Indonesia kelima di kawasan Amerika Selatan, yang berpeluang menjadi pintu masuk perdagangan Indonesia ke Amerika Selatan. Di lain pihak, Indonesia merupakan negara tujuan ekspor terbesar ke-16, serta importir ke-19 terbesar bagi Ekuador, khususnya komoditas nonmigas.
ADVERTISEMENT
Di luar meja perundingan, Kemlu juga menargetkan untuk melakukan upaya-upaya pendekatan non-government dengan para pengusaha dan stakeholders di kawasan Latamcar. Untuk tahun ini, program-program seperti tour operator, travel blogger, jurnalis kawasan, dan one-on-one meeting tour operation adalah serangkaian kegiatan yang akan dilakukan untuk target kawasan Argentina dan Brasil. Kegiatan-kegiatan ini akan dirangkum dalam program Familiarization Trip (Kunjungan ke destinasi wisata) ke Indonesia. Ditambah lagi, serangkaian pameran juga akan diselenggarakan di kawasan Latamcar yang bertujuan untuk mempromosikan potensi bisnis di Indonesia sekaligus menarik investasi dari negara-negara Latamcar.
Komoditi Unggulan Indonesia
Ada beberapa jenis produk Indonesia yang memiliki peluang besar untuk dipasarkan di negara-negara Latamcar. Produk Perikanan dan Pakan Laut (PPL) misalnya, merupakan komoditas potensial. Sebab, salah satu poin dalam perundingan Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA), memuat kerja sama maritim serta kerja sama multilateral dan regional. MoU ini telah ditandatangani oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI dan Menlu Chili pada Our Ocean Conference 2018 di Bali, 30 Oktober 2018.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, Chili mempunyai keunggulan di bidang pengembangan pakan ikan (fish oil dan fish meal). Keunggulan Chili dibutuhkan dalam pengembangan kemandirian Indonesia untuk memproduksi pakan ikan. Untuk peningkatan kapasitas kelautan dan perikanan serta melindungi kepentingan Indonesia terkait Illegal, Unreported, Unregulated Fishing (IUUF) sejak tahun 2015 kedua negara telah merundingkan MoU Kerja Sama Perikanan dan Budidaya.
Selain Chili, Peru juga menunjukkan ketertarikannya untuk melakukan kerja sama di bidang perdagangan Perikanan dan Pakan Laut (PPL). Direktorat Amerika II, Ditjen Amerika dan Eropa, Kemlu, telah menyampaikan rancangan Nota Kesepahaman Kerja Sama Pengelolaan Perikanan dengan Peru pada 6 Juni 2018.
Peru juga telah meminta dukungan Indonesia dalam upaya Peru terkait larangan subsidi perikanan yang dibahas di World Trade Organization (WTO). Indonesia pun mengharapkan Peru dapat mengklasifikasikan isu IUU Fishing sebagai Transnational Organized Crime. Para pengusaha Perikanan dan Pakan Laut (PPL) Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk bisa melebarkan sayap penjualan mereka ke wilayah Latamcar.
ADVERTISEMENT
Negara-negara Latamcar juga menunjukkan keinginan mereka akan barang-barang kosmetik dan produk kecantikan. Masyarakat di wilayah Ekuador misalnya, sangat memperhatikan masalah penampilan, terutama wanita. Salon kecantikan pun terdapat hampir di setiap tempat di Ekuador. Untuk kalangan menengah ke atas, spa mulai marak digemari, dan spa Indonesia menjadi salah satu spa yang banyak dicari. Beberapa perusahaan spa Indonesia juga telah masuk dan sukses. Salah satunya adalah Martha Tilaar Group yang telah berhasil melakukan kontrak kerja sama dengan Le Parc Hotel Ekuador untuk memberikan pelatihan terapis selama dua minggu di Le Parc Hotel Ekuador, pada Januari 2019.
Ilustrasi pelabuhan perdagangan. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Peningkatan Nilai Perdagangan
Melalui serangkaian upaya itu, kini telah terjadi peningkatan nilai perdagangan antara Indonesia dan negara-negara di wilayah Latamcar. Pada 2018, tercatat jumlah perdagangan dengan wilayah Latamcar mencapai USD 7,58 miliar, naik 2,019 persen dari tahun sebelumnya. Indonesia juga berhasil memperkecil angka defisit perdagangan dengan wilayah Latamcar menjadi USD 0,57 miliar pada 2018, setelah sebelumnya menyentuh angka USD 1,61 miliar.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks ini, Menteri Perdagangan Indonesia, Enggartiasto Lukita, telah menganugerahkan penghargaan Primaduta Award 2018 kepada Toyota Ekuador, untuk kategori pasar prospektif. Toyota Ekuador dinilai berhasil menunjukkan kesetiaan dan komitmen mereka dalam meningkatkan volume produk ekspor Indonesia ke Ekuador. Penghargaan diserahkan dalam acara Trade Expo Indonesia ke-33 di Tangerang, Banten, pada 24 Oktober 2018.
Struktur ekonomi yang produktif dan mandiri adalah salah satu hal krusial bagi Indonesia jika ingin menjadi negara yang dapat bersaing di era globalisasi ini. Hal ini juga menjadi perhatian utama Presiden Joko Widodo dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya entrepreneur dalam negeri. Kemlu telah melaksanakan fungsi dan tugasnya dalam menangani masalah ini, serta terus berperan aktif dalam berkontribusi guna terciptanya Indonesia yang mandiri. Diharapkan dengan berbagai upaya dan usaha yang telah dilakukan, kita dapat mencapai target yang diharapkan dan menyaksikan neraca perdagangan Indonesia yang lebih baik ke depannya.
ADVERTISEMENT