Waspadai Rabies untuk Melindungi Masa Depan yang Cerah

Arya Satya Rajasa
Mahasiswa Universitas Airlangga
Konten dari Pengguna
16 Juni 2024 13:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arya Satya Rajasa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Anjing Rabies (Sumber: https://pixabay.com/id/)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Anjing Rabies (Sumber: https://pixabay.com/id/)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rabies atau yang sering disebut sebagai penyakit anjing gila adalah penyakit menular akut, menyerang susunan saraf pusat yang disebabkan oleh Lyssavirus dari golongan Rhabdoviridae. Virus rabies bisa menular melalui air liur, gigitan atau cakaran dan jilatan pada kulit yang luka oleh hewan yang terinfeksi rabies, hewan yang berisiko tinggi untuk menularkan rabies umumnya adalah anjing, kucing, kelelawar, kera dan/atau hewan peliharaan yang tidak mendapatkan vaksin rabies.
ADVERTISEMENT
Penyakit rabies endemik di semua benua, kecuali Antartika dan 95% kasus rabies dilaporkan dari benua Asia dan Afrika. Menurut World Health Organization (WHO) rabies terjadi di 92 negara dan bahkan bersifat endemik di 72 negara. Diperkirakan 55.000 orang di dunia meninggal akibat rabies setiap tahunnya dan menurut WHO lebih dari 99% kasus rabies pada manusia terjadi akibat dari gigitan anjing yang terinfeksi.
Gejala Setelah Tertular
Gejala masa inkubasi virus rabies berkisar antara 4 - 12 minggu, setelah masa inkubasi orang yang tertular virus rabies akan mengalami gejala mirip flu, demam otot melemah, kesemutan atau merasa terbakar di area gigitan, sakit atau nyeri kepala, demam, mual dan muntah, merasa gelisah, bingung atau terancam tanpa ada penyebab, hiperaktif, halusinasi, insomnia atau gangguan tidur, hidrofobia, kesulitan menelan ketika makan atau minum, serta produksi air liur berlebih.
ADVERTISEMENT
Gejala rabies pada manusia berkembang secara bertahap dimulai dengan gejala awal yang mirip flu lalu berkembang menjadi gangguan neurologis yang parah.
dr. I Gusti Agung Istri Anteja, M.Biomed., Sp.Pd., FINASIM melalui kanal Youtube Siloam Hospitals bahkan menyebut angka mortalitas rabies adalah sebesar 100%. Angka tersebut mendefinisikan bahwa seseorang yang sudah terkonfirmasi positif terkena virus rabies memiliki angka kematian hingga 100%.
Tingkat infeksi dari kematian paling tinggi pada gigitan daerah wajah, lengan, dan tangan, paling rendah bila gigitan di tungkai atau kaki.
Pertolongan Pertama
Meskipun bisa berakibat fatal, pasien tetap berpeluang sembuh asal segera diobati setelah terpapar virus rabies. Pertolongan pertama yang bisa anda lakukan jika baru saja tergigit hewan yang terkena infeksi virus rabies, adalah:
ADVERTISEMENT
1. Jika ada perdarahan atau luka terbuka, tekan area luka dengan kain bersih atau kasa steril.
2. Bersihkan atau cuci luka gigitan atau cakaran hewan dengan air mengalir dan sabun, selama 10–15 menit.
3. Kemudian, oleskan cairan antiseptik dengan kandungan povidone iodine atau alkohol dengan kadar 70 persen ke area luka.
4. Segeralah ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
Salah satu tantangan utama dalam mengatasi rabies adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang penyakit ini. Banyak masyarakat mungkin tidak mengetahui bahwa vaksinasi hewan peliharaan adalah cara efektif untuk mencegah penyebaran rabies. Selain itu, tindakan cepat setelah gigitan hewan yang dicurigai terinfeksi rabies sangat penting. Pemahaman yang baik tentang langkah-langkah ini dapat mengurangi risiko penyebaran rabies.
ADVERTISEMENT
Arya Satya Rajasa, Mahasiswa Kedokteran Hewan Universitas Airlangga.