Bu Toni Morrison yang saya hormati, oh, saya harus buru-buru menambahkan bahwa kita tidak saling kenal dan saya tahu juga bahwa anda tidak akan pernah membaca surat ini: anda sudah meninggal dan saya menangis ketika anda meninggal. Saya murung pada hari itu dan dikuasai perasaan sentimentil bahwa dunia membutuhkan lebih dari satu Toni Morrison, tetapi tidak pernah ada lebih dari satu Toni, dan jumlah yang cuma satu itu pun kini sudah pergi.
Saya senang ketika menemukan nama anda di buku otobiografi Muhammad Ali The Greatest. Buku itu terbit pertama kali pada 1975. Saya membacanya jauh setelah itu, pada akhir 1990-an, setelah anda menerima penghargaan Nobel Sastra. Jadi, ketika saya menemukan tulisan "edited by Toni Morrison" di halaman awal buku itu, rasa gembira saya berlipat-lipat.
Muhammad Ali adalah milik kami; setidaknya, saya menganggap dia milik kami dan saya bahkan berpikir, pada waktu kecil, bahwa dia orang Semarang. Namanya terdengar sangat akrab bagi kami. Jika Muhammad Ali bertanding, guru kami akan meminjam televisi milik teman saya yang rumahnya dekat dengan sekolahan dan kami menonton bersama-sama di ruang kelas.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814