Semarang, apa kabarmu? Akhir tahun lalu aku bermimpi berantem dengan orang-orang, ada yang kukenal ada yang tidak, dan mimpi itu berlanjut tiga malam berturut-turut. Mungkin aku marah. Ibuku meninggal dan aku tidak bisa pulang dan malam harinya aku mulai bermimpi seperti itu.
Terakhir aku datang kepadamu, dalam kunjungan beberapa hari bersama istri dan anak-anakku, kamu terlihat agak meriah pada malam hari. Orang-orang senang membelitkan lampu-lampu pada tembok pagar, pada pepohonan di tepi jalan, dan menjulurkannya malang-melintang di atas jalan-jalan yang kami lalui. Anak-anakku tertawa melihat lampu-lampu menjulur dan membelit di sana-sini.
Suara tertawa mereka terdengar meledekmu, tempat kelahiranku, ayah mereka.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814